Fakta-fakta Macet Horor Pelabuhan Priok, Disebut Imbas Tarif Trump
kumparanBISNIS April 20, 2025 12:02 PM
Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok terjadi sejak Rabu (16/4) malam dan mengular panjang hingga Kamis (17/4) sore. Direktur Utama PT Pelindo, Arif Suhartono, menjelaskan, titik kemacetan di Terminal NPCT 1 juga disebabkan rata-rata jumlah truk yang naik.
“Yang di NPCT 1 itu ngerilisnya agak kegedean, lebih dari kapasitas. Kemampuannya itu cuma 2.500-2.600 (truk), dia ngerilis lebih dari 4.000. Jadi stuck,” kata Arif kepada kumparan, Jumat (18/4).
Disebut Imbas Tarif Trump
Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menyebut biang kerok macet horor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, karena imbas tarif impor Presiden AS Donald Trump. Indonesia dikenai tarif impor 32 persen tapi Trump menunda penerapannya selama 90 hari.
Selama penundaan 90 hari itu, Trump tetap menerapkan tarif impor yang lebih rendah ke 75 negara, termasuk Indonesia, sebesar 10 persen. Karena itulah, eksportir lebih awal mengirim barang-barangnya ke AS.
"Salah satu penyebabnya bahwa kebijakan Trump mengenai biaya masuk yang diterapkan mulai 90 hari ke depan membuat eksportir Indonesia ingin supaya barangnya mereka sampai di Amerika," kata Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan ketika dihubungi kumparan, Sabtu (19/4).
Bukan hanya eksportir, importir juga terdampak. Kapal-kapal yang telat bersandar ke Pelabuhan Tanjung Priok dari pelayaran internasional membuat penumpukan bongkar muat.
Alasan lain yang kata Gemilang menjadi biang kemacetan adalah eksportir Indonesia juga memanfaatkan peluang kurs Dolar AS yang sedang naik terhadap rupiah. Pasalnya, ketika Dolar AS naik, otomatis eksportir menerima lebih banyak Rupiah.
"Mereka mau segera itu dikapalkan. Begitu dikapalkan kan diterima duit. Itu salah satu," lanjutnya.
Hal lain adalah efek domino dari kebijakan pengaturan operasional angkutan barang selama Mudik Lebaran 2025. Pembatasan angkutan barang saat mudik Lebaran lebih difokuskan untuk kendaraan angkutan barang dengan sumbu tiga atau lebih.
Dia menuturkan, pengusaha truk yang tergabung dalam Aptrindo telah merugi Rp 120 miliar imbas kemacetan Pelabuhan Tanjung Priok tertanggal 16-17 April 2025.
"Kita rugi lah, kira-kira udah Rp 120 miliar. Iya, selama tanggal 16 sama 17 April," ujarnya.
Pelindo Beri Kompensasi
PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo memberi beberapa kompensasi bagi pengusaha yang terdampak. Executive Director Regional 2 PT Pelindo Drajat Sulistyo menjelaskan beberapa kompensasi yang diberikan adalah penambahan waktu pembatalan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2) atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/tila).
“Kita tidak tarik cost (biaya). Kami selesaikan sehingga ini akan sangat membantu teman-teman apa, pengendara atau pemilik kargo. Kami juga melepas gate saat tapping gate-nya,” kata Drajat dalam konferensi pers di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (18/4).
Selain itu, Pelindo juga memberikan kompensasi kepada truk-truk yang terjebak di jalan arteri untuk masuk ke dalam tol.
Hal ini dilakukan atas kerja sama dengan Kepolisian melalui Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas). Pelindo juga memberi konsumsi bagi para pengemudi truk yang terjebak.
Selain sejumlah kompensasi tersebut, Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, mengatakan belum merinci para truk yang merugi Rp 120 miliar imbas kemacetan, dia mengaku masih fokus menormalisasi layanan.
“Kami masih fokus menyelesaikan percepatan normalisasi layanan,” kata Adi kepada kumparan, Sabtu (19/4).