3 Kasus Keracunan Diduga karena Program Makan Bergizi Gratis, Terbaru Terjadi di Cianjur
Febri Prasetyo April 22, 2025 04:35 PM

TRIBUNNEWS.COM - Berikut tiga kasus keracunan massal pada siswa sekolah yang diduga terjadi karena program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Setidaknya ada tiga kasus keracunan massal yang diduga terjadi karena program Makan Bergizi Gratis sepanjang tahun 2025.

Terbaru, dugaan keracunan dari program Makan Bergizi Gratis terjadi di Cianjur, Jawa Barat.

Berikut rangkuman daftar kasus keracunan massal yang diduga terjadi karena program MBG.

1) Keracunan Siswa SD di Sukoharjo

Keracunan massal terjadi di SDN Dukuh 03, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 16 Januari 2025.

Puluhan siswa mengalami mual dan mutnah setelah menyantap menu MBG di sekolah.

Dikutip dari Tribun Solo, setidaknya 40 siswa SDN Dukuh 03, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo mengalami mual dan pusing setelah menyantap makanan dari program MBG pada Kamis, 16 Januari 2025. 

Saat itu MBG dalam tahap uji coba. 

Para siswa mengeluhkan gejala seperti mual, pusing, dan muntah setelah menyantap makanan yang dibagikan di sekolah. 

Kepala Puskesmas Sukoharjo Kunari Mahanani mengatakan data yang ia terima ada kurang lebih 50 siswa yang mengalami keracunan.

"Siswa yang mengalami mual, pusing dan muntah, sekitar 40 sampai 50 siswa-siswi," singkatnya.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut kemungkinan ada salah pengolahan menu terkait insiden keracunan massal itu.

Dia mengatakan setelah adanya insiden tersebut, pihak dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) langsung menarik menu ayam marinasi yang disajikan dengan telur.

"Teknis pengolahan. Tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus. Dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang," ujar Dadan, 16 Januari 2025.

2) Keracunan Siswa SD di Takalar Sulsel

Pada 26 Februari 2025, sebanyak 12 murid dari 3 sekolah dasar di Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan sakit perut dan sakit kepala seusai menyantap makanan MBG.

Mereka dilarikan ke Puskesmas Manggarabombang.

Tribun-Timur.com mewartakan, peristiwa ini bermula ketika murid menyantap makanan pada pukul 09.30 Wita.

Kepala Sekolah SDN No 58 Lengkese, Supriadi menyebutkan, menut makan bergizi gratis terdiri nasi, ikan, tahu, dan pisang.

Pada pukul 10.00 Wita, mereka pun sakit.

"Jadi awalnya itu, makanan tiba di sekolah jam 09.02, kemudian anak-anak mulai makan jam 09.30, kemudian barangkali setengah jam berselang, sudah ada anak yang mengeluh, ada yang sakit perutnya, sakit kepalanya," kata Kepala Puskesmas, Heriyanto Ali.

Murid berasal dari SDN No 58 Lengkese (10 orang), SDN Kapong Rengang (1 orang), dan SDN Bontobaddo (1 orang).

Kepala Dinas Kesehatan Takalar dr. Nilal Fauziah mengatakan hasil tes laboratorium menujukkan secara fisik kimia dan bakteriologi pada makanan dalam batas normal.

Nilal menyampaikan hasil ini didapatkan melalui metode pemeriksaan fisik, teskit dan food termometer.

"Hasilnya baik fisik kimia dan bakteriologis dalam batas normal," katanya kepada Tribun-Timur.com, 27 Februari 2025.

3) Kasus di MAN 1 Cianjur

JALANI PERAWATAN - Satu siswi MAN 1 Cianjur menjalani perawatan setelah mengalami mengalami gejala mual dan muntah, Senin (21/4/2025). Total ada 38 orang yang mengalami gejala serupa sehingga dilarikan ke rumah sakit. Mereka diduga mengalami keracunan usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG). (Istimewa/TribunJabar)

Puluhan siswa MAN 1 Cianjur diduga mengalami keracunan massal pada Senin, 21 April 2025.

Mereka mengalami gejala seperti mual dan muntah diduga seusai menyantap hidangan program MBG.

Awalnya tercatat 16 siswa MAN 1 Cianjur dilaporkan mengalami gejala keracunan.

Hingga tadi malam, jumlah siswa yang menjadi korban keracunan diduga setelah mengonsumsi MBG bertambah menjadi 38 orang.

Hal tersebut diungkapkan Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, saat dihubungi wartawan, Senin (21/4/2025).

"Saat ini jumlah korban keracunan sudah bertambah 22 orang, sehingga total siswa keracunan menjadi 38 orang," kata Frida, dilansir dari TribunJabar.id.

Dari total 38 korban, sebanyak 28 orang dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur untuk mendapatkan perawatan, sementara 10 lainnya dirawat di RS Bhayangkara.

Hingga saat ini sejumlah korban masih menjalani perawatan intensif.

"Rata-rata para korban tersebut mengalami gejala muntah, mual dan pusing. Para korban rata-rata mulai masuk ke IGD RSUD Sayang Cianjur, dan RS Bhayangkara pada pukul 18.00 WIB," ucapnya.

Frida mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim dan dikerahkan ke RSUD Sayang Cianjur, RS Bhayangkara serta dapur MBG.

"Sejumlah tim tersebut ditugaskan untuk mengobservasi dan mengambil sampel muntahan dari para korban, serta makanan yang diduga dikonsumsi para siswa," ucapnya.

Frida menegaskan pihaknya belum dapat memastikan penyebab puluhan siswa MAN 1 Cianjur mengalami keracunan massal.

"Kita belum bisa memastikan belasan siswa tersebut keracunan MBG atau karena memakan makanan lain. Sehingga harus memeriksa terlebih dulu. Saat ini tim sudah diturunkan ke dua lokasi, rumah sakit dan dapur MBG," katanya.

Untuk merespons kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur memutuskan untuk menghentikan sementara produksi program MBG.

Frida menuturkan pihaknya telah mendatangi dapur produksi MBG.

"Pagi ini kami sudah mendatangi dapur MBG bersangkutan dan menghentikan sementara seluruh aktivitas di sana, sampai hasil uji laboratorium keluar," ujar Frida, Selasa.

(Gilang Putranto) (TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar) (Tribun-Timur.com/Makmur) (TribunJabar.id/Fauzi Noviandi)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.