Revolusi Makan Siang Sekolah di Indonesia, Bentuk Sinergi Industri Perhotelan
kumparanTRAVEL April 23, 2025 12:20 AM
Memberikan makan siang bergizi kepada jutaan siswa setia hari tentu menjadi tantangan besar. Apalagi, Indonesia memiliki lebih dari 150.000 sekolah dasar.
Hal inilah yang membuat sektor perhotelan (hospitality) memiliki solusi inovatif untuk mengatasi hal tersebut. Memiliki sekitar 25.000 hotel dan 125.000 restoran di seluruh negeri, bayangkan jika dapur hotel dan restoran yang tidak terpakai di malam hari dimanfaatkan untuk memasak makanan sehat bagi siswa sekolah dasar.
Dengan keahlian dalam kebersihan, manajemen makanan, dan kualitas kuliner, industri perhotelan dapat meningkatkan standar penyediaan makanan sekolah menjadi lebih sehat, higienis, dan berkualitas.
Perbesar
Revolusi Makan Siang Sekolah di Indonesia, bentuk sinergi industri perhotelan. Foto: Archipelago
Konsep satu sekolah, satu mitra kuliner bukan hanya tentang memberikan makanan gratis, tetapi membangun sistem di mana sekolah diadopsi oleh mitra kuliner, seperti hotel atau restoran. Mitra ini bertanggung jawab menyediakan makanan sehat bagi siswa setiap hari.
Model serupa sudah terbukti sukses di Amerika Serikat melalui program farm-to-table. Sekolah bekerja sama dengan petani lokal dan chef untuk menyajikan makanan segar sambil mengedukasi siswa tentang pentingnya gizi dan keberlanjutan.
"Kolaborasi antara sekolah dan industri perhotelan membawa keuntungan besar bagi kedua belah pihak. Sekolah dapat menyediakan makanan berkualitas tanpa harus memiliki dapur sendiri. Dengan konsep kantin langsung, siswa juga dapat merasakan pengalaman makan yang lebih menarik dan sehat," ujar CEO Archipelago, John Flood, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan.
Perbesar
Revolusi Makan Siang Sekolah di Indonesia, bentuk sinergi industri perhotelan. Foto: Archipelago
Revolusi ini juga yang kini sedang dilakukan Archipelago. Mereka memulai Revolusi Makan Siang Sekolah dengan mengadakan percobaan di UPT SDN Kosambi, Kampung Kosambi 2, Desa Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.
Dalam program ini, Archipelago tak hanya fokus pada pemberian makanan bergizi, tetapi juga melibatkan edukasi tambahan, seperti:
1. Menghindari penggunaan kotak makanan plastik atau bahan bungkus tak terurai.
2. Mengajarkan siswa untuk mencuci alat makan sendiri dan membawa alat makan pribadi.
3. Guru ikut serta dalam proses pembagian makanan, menciptakan kebersamaan, dan menambah wawasan terhadap pengolahan makanan bergizi.
4. Mengundang siswa ke hotel untuk melihat proses memasak sebagai bagian dari edukasi.
5. Siswa membawa tumbler atau botol sendiri untuk minum agar mengurangi sampah.
6. Sekolah menyediakan dispenser untuk air minum.
7. Menyajikan makanan yang terbuat dari bahan alami tanpa proses berlebih dan tanpa gorengan, untuk mendorong kebiasaan makan yang lebih sehat.
Perbesar
CEO Archipelago, John Flood. Foto: Archipelago
"Kolaborasi antara sekolah dan industri perhotelan membuka peluang untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. Dengan langkah kecil ini, kita bisa mewujudkan perubahan besar dalam sistem pendidikan dan gizi anak di Indonesia," tutur Flood.
"Mari bersama-sama mendukung Revolusi Makan Siang Sekolah sebagai bagian dari program pemerintah: Makan Bergizi Gratis," pungkasnya.