IMF Proyeksi Ekonomi AS Melambat, Risiko Resesi Meningkat
kumparanBISNIS April 23, 2025 05:25 PM
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan perlambatan signifikan pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2025. Meski pertumbuhan direvisi turun, IMF menekankan bahwa ekonomi AS masih berada dalam kondisi yang cukup kuat.
"Kami memproyeksikan perlambatan yang signifikan. Kami memproyeksikan pertumbuhan akan berada di angka 1,8 persen pada tahun 2025. Dan itu merupakan revisi perlambatan sebesar 0,9 poin persentase dari proyeksi kami pada bulan Januari," kata Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam konferensi pers, dikutip Rabu (23/4).
"Tapi 1,9 persen jelas bukan resesi. Dan alasannya adalah karena kami melihat ekonomi AS saat ini berasal dari posisi yang kuat," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa perlambatan ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh kebijakan tarif baru yang diumumkan Presiden Donald Trump. Dalam kebijakan barunya, Trump menetapkan tarif dasar sebesar 10 persen untuk seluruh produk impor ke AS, dengan tarif yang lebih tinggi diterapkan terhadap beberapa negara mitra dagang utama.
Indonesia dikenakan tarif sebesar 32 persen, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Vietnam (46 persen), Kamboja (49 persen), Laos (48 persen), dan Myanmar (44 persen).
"Kami telah melihat beberapa tanda pelemahan dan perlambatan dalam ekonomi AS, bahkan sebelum pengumuman tarif. Jadi sebenarnya, revisi penurunan sebesar 0,9 poin persentase yang saya sebutkan tadi, hanya sebagian mungkin 0,4 poin persentase yang disebabkan oleh tarif. Sebagian lagi berasal dari melemahnya momentum," ungkapnya.
Menurutnya, perekonomian AS memang sempat tumbuh sangat kuat, namun kini mulai mengalami pendinginan secara alami. Meski demikian, IMF memperingatkan bahwa risiko resesi kini meningkat.
"Kami melihat kemungkinan terjadinya resesi meningkat, dari sekitar 25 persen pada bulan Oktober menjadi sekitar 40 persen saat kami menilainya sekarang," kata Gourinchas.