Kredit BCA Tembus Rp 941 Triliun Sepanjang Kuartal I 2025, Naik 12,6 Persen
kumparanBISNIS April 23, 2025 07:20 PM
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA berhasil membukukan total kredit sebesar Rp 941 triliun per Maret 2025. Nilai tersebut tumbuh 12,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengatakan momentum Ramadan dan Idul fitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025.
"Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan. Seiring tingginya antusiasme masyarakat pada BCA Expoversary 2025, kami memperpanjang pelaksanaan event ini hingga 30 April 2025," ucap Jahja dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (23/4).
Kata Jahja, pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan.
Pendanaan inti giro dan tabungan (CASA) tumbuh 8,3 persen yoy mencapai Rp 979 triliun, atau sekitar 82 persen total dana pihak ketiga (DPK). Katanya, pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan.
Selain itu, pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9 persen YoY menjadi Rp 443,4 triliun. Kredit komersial tumbuh 9,9 persen YoY mencapai Rp 137,4 triliun.
Penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9 persen hingga Rp 124,5 triliun. Kredit konsumer naik 11,3 persen yoy menjadi Rp 225,7 triliun, ditopang KPR BCA yang tumbuh 10,5 persen yoy hingga Rp 135,3 triliun.
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tumbuh 12,3 persen yoy menjadi Rp 67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya yang sebagian besar kartu kredit meningkat 13,9 persen yoy hingga Rp 23,3 triliun.
Ilustrasi BCA Mobile. Foto: askaraputra/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BCA Mobile. Foto: askaraputra/Shutterstock
Adapun, total DPK BCA naik 6,5 persen yoy mencapai Rp 1.193 triliun. "Dana CASA menjadi kontributor utama pendanaan BCA seiring dengan meningkatnya volume transaksi," lanjutnya.
Frekuensi transaksi BCA secara menyeluruh tumbuh 19 persen yoy mencapai 9,9 miliar. Frekuensi transaksi mobile dan internet banking BCA mencapai 8,8 miliar, naik 22,2 persen yoy.
Dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7,1 persen yoy menjadi Rp 21,1 triliun. Lalu, pendapatan selain bunga naik 8,1 persen yoy mencapai Rp 6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp 27,9 triliun tumbuh 7,4 persen yoy.
Jahja menilai, rasio cost to income terkelola baik di level 28,5 persen. Sedangkan, Rasio loan at risk (LAR) dan NPL berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6 persen untuk LAR dan 2 persen untuk NPL.
Rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5 persen dan 66,5 persen.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.