TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bersikap sopan kepada kecerdasan buatan atau AI ternyata bisa berdampak besar, terutama bagi kantong perusahaan pengembangnya. CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan di media sosial pekan lalu bahwa ucapan seperti “tolong” dan “terima kasih” yang ditujukan kepada ChatGPT telah membuat perusahaan merogoh kocek cukup dalam.
Pernyataan ini disampaikan Altman saat menanggapi pertanyaan dari seorang pengguna di X (sebelumnya Twitter), yang penasaran berapa besar biaya listrik yang dikeluarkan OpenAI karena banyaknya pengguna yang bersikap sopan kepada model AI mereka.
“Puluhan juta dolar yang digunakan dengan baik—kita tak pernah tahu,” jawab Altman santai seperti dikutip dari USA Today, Rabu (24/4/2025).
Teknologi AI generatif dikenal sebagai salah satu konsumen energi terbesar, terutama dalam proses pelatihan (training) model-modelnya yang kompleks dan berkapasitas besar.
Kurtis Beavers, salah satu direktur desain tim Microsoft Copilot, dalam sebuah memo WorkLab dari Microsoft menyatakan bahwa "menggunakan etika dasar saat berinteraksi dengan AI" bisa menghasilkan keluaran (output) yang lebih "sopan dan kolaboratif."
Menurutnya, AI generatif cenderung mencerminkan gaya komunikasi dari penggunanya—termasuk tingkat profesionalisme, kejelasan, dan detail dalam perintah (prompt) yang diberikan. Beavers juga menambahkan bahwa bersikap sopan kepada chatbot AI bukan hanya akan dibalas dengan kesopanan yang sama, tetapi juga bisa meningkatkan performa dan kepekaan AI dalam merespons.
Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan media Future (yang juga menerbitkan TechRadar) pada Desember 2024 menunjukkan bahwa sekitar 67 persen pengguna AI di Amerika Serikat bersikap sopan terhadap AI. Di Inggris, angkanya bahkan lebih tinggi: 71 persen.
Menariknya, dari lebih dari 1.000 responden yang disurvei, sekitar dua pertiga mengatakan mereka bersikap tidak sopan terhadap AI demi kepraktisan atau karena ingin cepat. Namun, sekitar 12 persen mengaku mereka bersikap sopan karena takut akan kemungkinan dampak buruk di masa depan. (*)