Rosan Roeslani: Huayou Gantikan LG di Proyek Baterai EV
kumparanBISNIS April 24, 2025 04:40 AM
Menteri Investasi/Kepala BKPM dan Hilirisasi Rosan Roeslani memastikan bahwa perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt, menggantikan posisi LG di proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV).
Rosan membenarkan LG Energy Solution (LGES) sudah menarik investasinya senilai USD 9,8 miliar dari megaproyek pengembangan rantai pasok baterai EV terintegrasi, mulai dari pertambangan, pabrik nickel matte, prekursor, katoda, anoda, sel baterai, hingga daur ulang baterai yang terbagi menjadi 4 joint venture (JV).
Dia menyebutkan, dari 4 JV tersebut, LG sudah merealisasikan groundbreaking proyek JV nomor 4 dengan total investasi USD 1,1 miliar. Dengan begitu, LG tidak sepenuhnya mundur dari megaproyek baterai EV di Indonesia.
"Kita juga ingin berinvestasi ini berjalan, oleh sebab itu memang diputuskan untuk proyek ini tetap berjalan, tetapi memang digantikan oleh partner lain. Partner lain ini juga sudah berjalan, diskusinya," kata Rosan dalam keterangan pers Sekretariat Presiden, Rabu (23/4).
Kemudian, Rosan menyebutkan pemerintah telah menunjuk mitra baru yang menggantikan posisi LG, yakni Huayou. Perusahaan tersebut juga sudah memiliki beberapa investasi di sektor hilirisasi nikel Indonesia.
Hal tersebut diputuskan berdasarkan surat tertanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada pimpinan LG Chem dan LGES, setelah negosiasi yang berlangsung cukup alot selama 5 tahun ke belakang.
"Surat itu dikeluarkan karena memang dari Huayou itu berminat untuk berinvestasi, karena mereka teknologinya juga sudah ada dan mereka hanya me-replace atau menggantikan posisi dari LG," ungkap Rosan.
Dengan demikian, Rosan memastikan total investasi proyek ekosistem baterai EV sebesar USD 9,8 miliar tersebut tidak berubah dan akan tetap berjalan dengan mitra baru bersama PT Antam (Persero) dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).
Ilustrasi Zhejiang Huayou Cobalt. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Zhejiang Huayou Cobalt. Foto: Shutterstock
Adapun alasan penunjukan Huayou sebagai pengganti LG lantaran sudah berinvestasi sebelumnya di kawasan Weda Bay (IWIP) dan Morowali (IMIP), serta memiliki teknologi yang hampir sama dengan LG.
"Mereka sudah berinvestasi sebelumnya, bahkan jauh lebih besar. Mereka pun sudah berinvestasi di daerah Weda Bay. Jadi mereka sudah sangat-sangat paham, sangat-sangat mengerti dan di saat bersamaan dia juga sudah mempunyai resources untuk pengembangan ini ke depannya," tutur Rosan.
Adapun Huayou, kata Rosan, sudah ikut dalam konsorsium LG untuk proyek tersebut. Setelah hengkangnya LG, maka Huayou akan menjadi pemimpin (leading) konsorsiumnya.
"Kita sudah bertemu dengan Huayou, saya sendiri juga sudah bertemu dengan Huayou. Sangat-sangat positif karena mereka sudah sejak tahun 2024 ini sudah menyatakan minatnya untuk menjadi konsorsium dari LG ini," ujarnya.
Sebelumnya, Bahlil menegaskan bahwa secara keseluruhan proyek tidak mengalami perubahan mendasar. Permasalahannya adalah penyesuaian mitra investasi dalam struktur JV. Nantinya, Huayou akan menggantikan posisi LG di JV 1,2, dan 3.
"Secara konsep, pembangunan dari Grand Package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama BUMN kita," katanya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.