Air Mata Seorang Ayah yang Gagal Wujudkan Rencana Kecil untuk Anaknya
Nanda Lusiana Saputri April 24, 2025 07:33 AM

TRIBUNNEWS.COM - Air mata Ngadi menetes tak terbendung saat janji kepada anaknya tak bisa ia lakukan.

Harusnya, ia bisa pergi ke Yogyakarta untuk mengantar motor baru untuk anaknya, Muhammad Nastain.

Namun, rencana tersebut gagal lantaran putra tersayangnya ditemukan tewas bersimbah darah di kamar kosnya.

Ya, Ngadi adalah ayah dari mahasiswa berinisial MN alias Muhammad Nastain yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Pandega Marta, Kelurahan Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/4/2025).

Setelah mendapatkan kabar korban meninggal dunia, suasana duka langsung menyelimuti rumahnya di Dusun Srumbung, Desa Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang pada Rabu (23/4/2025) siang.

Ngadi berusaha dengan tegar menahan air mata sambil menyalami para pelayat yang datang.

"Rencana saya mau antarkan motornya ke Yogyakarta."

"Motor lamanya saya bawa pulang, namun belum sempat," ujar Ngadi kepada TribunJateng.com.

Sambil mengenang putranya, Ngadi menceritakan selama sekolah hingga jadi dosen, Nastain hanya mengandalkan motor Beat yang dibelikannya bertahun-tahun silam.

Meski anaknya tak pernah mengeluh, namun sebagai ayah, Ngadi tak tega melihat putranya mengendarai motor yang telah berumur tersebut.

Ia menceritakan, Nastain juga pernah menolak saat ditawari diberikan sebuah mobil.

Untuk itu, ia membelikan Nastain motor baru, dan hendak mengantarkannya ke Yogyakarta sebagai kejutan untuk sang anak yang tak pernah menuntut apapun darinya.

Sayangnya, rencananya gagal setelah mendapatkan kabar putranya telah meninggal dunia.

Dengan tegar, Ngadi menceritakan putranya tersebut sosok yang beda dengan anak-anak lain saat masih kecil.

"Sejak kecil dia memang beda." 

"Teman-temannya main bola, dia lebih suka membaca buku." 

"Bahkan buku atlas, dibaca berulang sampai kusut," kenang Ngadi sembari menahan air mata.

Pertemuannya pada saat Lebaran 2025 lalu ternyata menjadi pertemuan terakhir dengan "jagoan kecilnya".

Sehari sebelum mendapatkan kabar duka, Ngadi sempat berkunjung ke makam Gus Dur di Jombang, Jatim.

Ngadi mendoakan anaknya tanpa mengetahui kabar putranya keesokan harinya.

"Yang saya doakan hanya Nastain seorang waktu itu," pungkasnya.

Seperti yang diketahui, Nastain alias MN ditemukan tewas dalam kondisi badan bersimbah darah.

Penemuan jasad korban ini dikonfirmasi Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian.

Ia menuturkan, pihaknya dibantu dengan Dirkrimum Polda DIY tengah melakukan penyelidikan soal penemuan jasad korban.

"Kami sudah menurunkan tim identifikasi dari Sat Reskrim Polresta Sleman, bergabung dengan tim identifikasi dari Direktorat Krimum Polda DIY. Selain itu didampingi juga dari dokter forensik RS Bhayangkara DIY," ujarnya, dikutip dari TribunJogja.com.

Ia menuturkan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh penghuni kos lain yang melapor kepada pemilik kos karena mencium bau tak sedap dari kamar korban di lantai dua.

Pemilik kos pun langsung menuju kamar korban untuk memeriksa.

Saat diperiksa pemilik kos tersebut, korban ditemukan tergeletak dengan kondisi bersimbah darah.

Pemilik kos pun langsung melapor ke kepolisian dan jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara Polda DI Yogyakarta.

Adrian menyebut, sejumlah barang bukti turut dibawa, termasuk rekaman CCTV.

"Tim masih bekerja dan olah TKP di atas.  Memang ada beberapa barang yang kami ambil diduga penyebab kematian. (Yang diambil apa saja) nanti kami informasikan selanjutnya. CCTV juga sudah kami ambil dari beberapa titik," kata dia. 

Ia menuturkan, dari keterangan penghuni lain, bau tak sedap sudah tercium sejak Sabtu (19/4/2025).

Namun, penghuni kamar lain belum curiga, hingga bau tersebut makin menyengat hingga dilaporkan ke pemilik kos.

Dari informasi yang didapat polisi, korban pernah bekerja sebagai dosen dan saat ini tengah melanjutkan pendidikan.

"Kami belum tahu kepastiannya. Tapi berdasarkan informasi, kerja sebelumnya dosen, kemudian lanjut kuliah," kata dia.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Reza Gustav Pradana)(TribunJogja.com, Ahmad Syarifudin)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.