Sejarah Taman Safari yang Didirikan Pelaku Sirkus, Kini Tersandung Dugaan Eksploitasi
Array A Argus April 24, 2025 08:07 AM

TRIBUN-MEDAN.COM,- Taman Safari Indonesia (TSI) kini tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia.

Hal ini tak lepas dari adanya dugaan eksploitasi yang dialami para pemain sirkus.

Tidak hanya itu, sejak kasus eksploitasi ini muncul, beredar pula potongan video penyiksaan hewan yang diduga terjadi di Taman Safari Indonesia.

Kasus ini pun makin menghangat setelah Komnas HAM kembali buka suara, atas pengusutan yang telah mereka lakukan sejak tahun 1997 silam.

Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 ini.(KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI)
Seekor panda (Ailuropada melanoleuca) asal China diperlihatkan seusai proses karantina di Istana Panda Indonesia, Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017). Sepasang panda, Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) yang berasal dari pengembangbiakan di China Wildlife Conservation Association (CWCA) akan diperkenalkan untuk publik pada November 2017 ini.(KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI) ()

Sayangnya, meski sudah 28 tahun berlalu, kasus dugaan eksploitasi itu tak kunjung tuntas.

Komnas HAM kemudian mengatakan dalam rapat bersama Komisi XIII DPR RI, bahwa pihaknya sudah pernah memberikan rekomendasi pada Oriental Circus Indonesia (OCI) terkait kasus dugaan eksploitasi tersebut.

Namun rekomendasi itu tak dijalankan oleh OCI.

Kini, para mantan pemain sirkus mengungkap terang-terangan apa yang telah mereka alami.

Bahkan, seorang mantan pemain sirkus mengaku pernah dipaksa memakan kotoran gajah.

Lantas, seperti apa sih sejarah berdirinya Taman Safari ini?

PENDIRI TAMAN SAFARI - Dari kiri ke kanan: Jansen Manansang, Frans Manansang, Tony Sumampau yang merupakan anak Hari Manansang. Mereka adalah pendiri Taman Safari Indonesia. Foto diambil dari Buku Tiga Macan Safari yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2 Desember 2019. Sejarah Hadi Manansang dan tiga anaknya mendirikan sirkus OCI dan Taman Safari Indonesia, bermula dari ngamen di lapangan hingga sekolah.
PENDIRI TAMAN SAFARI - Dari kiri ke kanan: Jansen Manansang, Frans Manansang, Tony Sumampau yang merupakan anak Hari Manansang. Mereka adalah pendiri Taman Safari Indonesia. Foto diambil dari Buku Tiga Macan Safari yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2 Desember 2019. Sejarah Hadi Manansang dan tiga anaknya mendirikan sirkus OCI dan Taman Safari Indonesia, bermula dari ngamen di lapangan hingga sekolah. (Gramedia Pustaka Utama)

Sejarah Taman Safari

Taman Safari Indonesia (TSI) didirikan oleh keluarga Hadi Manansang, bersama ketiga anaknya: Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau. 

Sebelum mendirikan Taman Safari, keluarga Manansang dikenal sebagai pelaku sirkus keliling di Indonesia, dimulai sejak tahun 1960-an.

Dikutip dari berbagai sumber, pada 1963-1964, Hadi Manansang mendirikan klub sirkus bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik, yang kemudian berubah menjadi Oriental Circus Indonesia (OCI) pada tahun 1972.

Pada era 1970-an, krisis ekonomi dan perubahan industri hiburan membuat bisnis sirkus dan kebun binatang menghadapi tantangan berat.

Hadi Manansang mengalami kesulitan mengelola ratusan ekor satwa yang dimilikinya.

Untuk mengatasi masalah ini, ia mencari solusi dengan mendirikan kebun binatang modern yang dapat menjadi tempat konservasi satwa sekaligus memberikan lapangan kerja bagi para karyawan sirkus yang terdampak.

Pencarian dan Pemilihan Lokasi

Setelah melakukan pencarian lahan yang cukup panjang, keluarga Manansang menemukan lahan bekas perkebunan teh/kina di Cisarua Selatan, Bogor, yang sudah tidak produktif. 

Lahan seluas sekitar 50-270 hektare ini dipilih sebagai lokasi pembangunan Taman Safari Indonesia.

Untuk mewujudkan konsep kebun binatang modern, mereka mengundang dua konsultan dari Jerman dan Amerika Serikat guna merancang taman satwa yang sesuai standar internasional.

Pembangunan dan Peresmian

Pembangunan Taman Safari Indonesia dimulai pada tahun 1981. 

Proses pembangunan berlangsung sekitar lima tahun, hingga akhirnya TSI resmi dibuka untuk umum pada tahun 1986 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. 

Saat awal dibuka, Taman Safari menampung sekitar 400 ekor satwa dari 100 spesies yang berasal dari lima benua.

Pada 16 Maret 1990, Taman Safari Indonesia diresmikan sebagai Objek Wisata Nasional oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Soesilo Soedarman, serta ditetapkan sebagai Pusat Penangkaran Satwa Langka oleh Menteri Kehutanan Hasyrul Harahap.

Konsep dan Perkembangan

Taman Safari Indonesia mengusung konsep wisata edukasi, konservasi, dan rekreasi.

Pengunjung dapat melihat satwa berkeliaran di habitat yang menyerupai alam aslinya, berbeda dari kebun binatang konvensional.

Selain itu, TSI aktif dalam program konservasi, penelitian, pemuliaan, dan rehabilitasi satwa, serta menyelenggarakan berbagai aktivitas edukasi untuk meningkatkan kesadaran akan pelestarian alam.

Seiring waktu, Taman Safari Indonesia berkembang menjadi grup yang mengelola beberapa destinasi wisata satwa di berbagai daerah, seperti Taman Safari Prigen (Jawa Timur), Bali Safari & Marine Park, dan Solo Safari

Sayangnya, kini Taman Safari tersandung kasus eksploitasi.

Para mantan pemain sirkus buka suara, bahwa mereka pernah mendapatkan perlakuan yang sangat keji.(tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.