BANJARMASINPOST.CO.ID - LARANGAN menggelar perayaan perpisahan siswa sekolah belakangan ini ramai dibicarakan. Meski sudah ada edaran resmi dari pemerintah daerah, masih ada saja yang nekat menggelar perpisahan di luar sekolah, seperti di hotel berbintang, gedung mewah, restoran, dan lainnya.
Perpisahan di luar sekolah ini memang sering dikaitkan dengan biaya tambahan yang harus ditanggung orangtua. Hal ini dinilai memberatkan. Mereka harus membayar biaya perpisahan yang sungguh fantastis. Bahkan terkadang bagi yang kurang mampu, terpaksa harus berutang.
Terkait masalah ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Selasa (22/4/2025) kembali melarang satuan pendidikan tingkat PAUD, TK, SD dan SMP melaksananakan acara perpisahan di luar sekolah memasuki akhir Tahun Ajar 2004/2005. Bahkan dinas pendidikan melarang sekolah mengemas acara perpisahan di luar sekolah menjadi kegiatan lomba, kesenian atau lain sebagainya.
Disdik juga mengimbau kepada para orangtua atau wali siswa, agar bisa melapor apabila merasa janggal dalam permintaan iuran untuk acara perpisahan. Larangan ini sejalan dengan harapan Ombudsman RI Provinsi Kalsel.
Kepala Kantor Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kalsel, Hadi Rahman mengimbau kepada pihak sekolah agar tidak mewajibkan acara perpisahan sekolah. Ombudsman siap menindaklanjuti laporan masyarakat terkait penggalangan dana untuk acara perpisahan sekolah melalui pungutan yang ditetapkan nominalnya dan dibatasi waktunya sehingga memberatkan.
Tekanan dari pihak sekolah membuat orangtua pusing. Di sisi lain, ijazah anak masih berada di sekolah sehingga dengan cara apa pun mereka sebisa mungkin mencarikan uang untuk pelunasan biaya perpisahan sekolah tersebut.
Tak hanya memberatkan dari sisi biaya. Perpisahan di luar sekolah juga ada resiko apalagi jika digelar di tempat ramai yang tidak terawasi. Bahkan sudah ada sejumlah insiden nahas menimpa rombongan siswa yang menggelar pesta perpisahan sekolah di lokasi wisata atau di wilayah luar kota. Tidak hanya korban luka, tapi juga ada korban jiwa. Bukannya gembira, malah membawa duka bagi keluarga yang ditinggalkan.
Alangkah lebih baik perpisahan sekolah digelar sederhana di lingkungan sekolah. Selain bisa menghemat dari sisi biaya, juga bisa menciptakan suasana yang lebih akrab dan khidmat. Guru, staf, dan semua warga sekolah bisa mengikuti prosesi perpisahan untuk meninggalkan kenangan yang tidak akan terlupakan.
Selain itu, bukankah perpisahan sekolah bukan akhir dari perjuangan siswa? Mereka masih membutuhkan banyak biaya untuk ke jenjang selanjutnya.
Dan, saat kondisi perekonomian sedang tak menentu seperti sekarang ini, tentu sikap bijak semua pihak sangat penting. Lebih baik sederhana. (*)