TRIBUNNEWS.COM - Di tengah ketegangan global akibat babak baru perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, pasar saham Indonesia justru menunjukkan daya lenting yang luar biasa. Berdasarkan data hingga 23 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 10,64 persen sejak titik terendahnya pasca memanasnya tensi perdagangan akhir Maret lalu, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar saham dengan pemulihan tercepat di dunia.
Kinerja ini mengungguli pasar negara maju maupun berkembang lainnya seperti S&P 500 (AS), Nikkei (Jepang), Hang Seng (Hong Kong), dan CSI 300 (Tiongkok), yang rata-rata masih mengalami tekanan atau baru mencatat pemulihan moderat. Dari 8 negara yang diamati, hanya Indonesia yang secara konsisten mencatat rebound dua digit pasca 27 Maret, saat dampak perang dagang mulai memukul sentimen global.
Ringkasan Performa IHSG:
• Sejak awal tahun: -6,29%
• Sejak 27 Maret 2025: +1,90%
• Sejak 8 April 2025: +10,64%
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas, Fakhrul Fulvian menyatakan pemulihan cepat pasar Indonesia mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas domestik, ketahanan permintaan lokal, serta optimisme terhadap arah kebijakan ekonomi yang pro-investasi. Kedepannya, pemerintah harus mempertahankan komunikasi yang baik kepada pasar keuangan, sehingga pasar bisa memiliki ekspektasi yang jelas tentang program-program pemerintah. Dalam beberapa bulan kedepan, fokus kita akan sangat tertutuju pada kejelasan dan eksekusi program pemerintah.
“Pasar Indonesia sempat terkoreksi di tengah kekhawatiran global, tapi karakteristik permintaan domestik yang kuat, akan membuat rebound ini bisa berlanjut,” ujar Fakhrul.
The Hal yang berikutnya harus dilakukan pemerintah adalah percepatan belanja pasca realokasi anggaran.
Pemulihan ini juga dinilai menjadi indikasi penting bagi investor internasional, bahwa Indonesia tetap menjadi kandidat utama untuk diversifikasi portofolio di tengah dunia yang makin terfragmentasi secara geopolitik.