Dituduh Mencuri, Siswa SMP Negeri di Gunungkidul Jadi Korban Perundungan, Kakak Kelas Main Tangan
Siti Nurjannah Wulandari April 25, 2025 06:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Malangnya nasib siswa SMP negeri di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Bocah kelas delapan tersebut dirundung teman sekolahnya karena dituduh mencuri di kantin sekolah.

Ibu korban, Sri Kusmiyati bahkan menceritakan kalau kakak kelas korban ikut melakukan pemukulan.

Mengutip TribunJogja.com, saat kejadian, anaknya hendak kembali ke kelas untuk mengambil uang guna membayar makanan yang dibelinya.

Namun, saat kembali ke kelas, korban diikuti oleh kakak kelas yang jadi terduga pelaku pemukulan.

"Jadi, anak saya itu sudah memberitahukan ke penjaga kantin akan mengambil uang ke kelas untuk membayar makanannya,"

"Namun saat kembali ke kelas diikuti kakak kelasnya dan terjadilah peristiwa itu," terangnya.

Korban pun mengalami sakit di perutnya dan tanpa pikir panjang, Sri langsung melakukan visum di rumah sakit.

"Anak saya kesakitan pada bagian perutnya, setelah kejadian itu. Saya langsung visum ke rumah sakit," kata dia.

Bahkan, anaknya alami trauma hingga tak mau sekolah.

"Trauma tidak mau sekolah lagi, takut anak saya gak ngomong," tuturnya.

Sri juga merasa kecewa lantaran tak ada pemberitahuan dari pihak sekolah terkait kasus perundungan ini.

"Saya kecewa tidak ada pemberitahuan dari sekolah terkait peristiwa ini," ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala SMP tempat korban bersekolah, Tumijo mengatakan, pihaknya baru mendapat informasi soal dugaan perundungan ini.

Ia mengatakan, pihak sekolah telah melakukan mediasi antara orang tua korban dan akan melakukan mediasi dengan pihak-pihak terkait.

"Karena ini belum ada kesinkronan dari kedua belah pihak, sekolah akan menindaklanjuti sebaiknya, memediasi mereka,"

"Baik yang dianggap pelaku, dan korban perundungan, harapannya mereka jujur," jelas Tumijo.

Tumijo berharap, kasus ini bisa berakhir dengan cara kekeluargaan.

"Memang agak sulit menanyakan pengakuan anak secara langsung," katanya.

Tumijo mengatakan, pihak sekolah telah memiliki tim anti perundungan dan rutin melakukan apel untuk menekankan nilai-nilai anti perundungan.

"Sekolah anaknya banyak, kadang kecil (perundungan kecil), kenapa tidak tahu? Karena anak tidak melaporkan,"

"Yang paling banyak anak memanggil nama orang tuanya, itu juga masuk perundungan," jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJogja.com, Nanda Sagita Ginting)(Kompas.com, Markus Yuwono)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.