SURYA.CO.ID, BLITAR - Keluarga korban mutilasi Uswatun Khasanah (29) menggelar doa bersama dan pengajian untuk memperingati 100 hari meninggalnya Uswatun Hasanah di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (25/4/2025).
Doa bersama dan pengajian menghadirkan pengasuh jemaah salawat nariyah Al Mughits, Gus Shon dan penceramah dari Kediri, Gus Syarifudin Yahya.
Doa bersama dan pengajian diikuti ratusan warga sekitar. Warga ikut berdoa bersama untuk almarhumah Uswatun Hasanah.
Ayah tiri korban, Hendi Suprapto mengatakan acara doa bersama itu digelar untuk memperingati 100 hari meninggalnya Uswatun.
Menurutnya, ada donatur yang membantu menyelenggarakan doa bersama dan pengajian.
"Hari ini, kami menggelar doa bersama untuk memperingati 100 hari almarhumah (Uswatun Hasanah). Kami mengucapkan terima kasih kepada donatur yang membantu menggelar acara ini," kata Hendi.
Hendi bersyukur Uswatun mendapat banyak doa dari masyarakat. Keluarga berharap Uswatun mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Kami bersyukur banyak yang ikut mendoakan anak kami. Semoga amal ibadah almarhumah diterima Allah SWT," ujarnya.
Salah satu donatur, M Airnur Rofiq mengatakan ikut prihatin dengan peristiwa yang menimpa Uswatuh Hasanah.
Ia ikut membantu keluarga menggelar acara doa bersama dan pengajian untuk memperingati 100 hari meninggalnya Uswatun.
Rofiq mengaku kenal dengan sosok Uswatun. Menurutnya, Uswatun sosok pekerja keras untuk keluarga dan orang tua.
"Kami kenal korban dengan baik. Korban sosok pekerja keras dan sayang orang tua. Kami turut membantu doa kepada korban agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," katanya.
Seperti diketahui, Uswatun Hasanah menjadi korban pembunuhan dan mutilasi yang jasadnya ditemukan di dalam koper di Kabupaten Ngawi pada Kamis (23/1/2025) lalu.
Pelaku pembunuhan, yaitu, Rahmad Tri Hartanto alias Antok (33), warga Kabupaten Tulungagung yang tak lain pria teman dekat korban.
Ketika ditemukan di dalam koper, jasad korban tidak lengkap. Bagian kepala dan kaki korban hilang.
Belakangan, bagian kepala korban ditemukan di Kabupaten Trenggalek, sedang kaki korban ditemukan di Kabupaten Ponorogo.