BANJARMASINPOST.CO.ID - Pesta pernikahan yang seharusnya bahagia berakhir tragis.
Pengantin pria harus mendapatkan perawatan medis seusai dihajar tiga pria.
Parahnya, pengantin pria dihajar oleh keluarga mempelai wanitanya.
Nahasnya lagi, hal tersebut terjadi setelah proses akad nikah.
Keadaan itu pun kini viral di media sosial.
Sebab itu, tak sedikit orang mempertanyakan alasan penganiayaan itu.
Di video viral terlihat pengantin pria bernama Maulana baru selesai melangsungkan akad nikah di Desa Sendana, Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Rabu (23/4/2025).
Lalu Maulana menjemput mempelai wanita dari dalam kamar pengantin.
Keduanya tampak malu-malu saat hendak keluar dari kamar pengantin.
Namun, saat tiba di pintu kamar, tiba-tiba tiga orang pria berkaos hijau dan satu pria berbaju hitam langsung masuk dan menghajar Maulana.
Dalam video tersebut, mempelai wanita terlihat mencoba melerai dan memeluk pria berbaju hitam agar menghentikan aksinya.
Meski begitu, pemukulan tetap terjadi dan diikuti oleh teriakan histeris dari pihak keluarga lainnya.
Tak lama kemudian, ketiga pelaku kabur dari lokasi.
Korban yang mengalami luka langsung dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Informasi yang dihimpun TribunPalu.com, para pelaku diketahui merupakan sepupu dari pihak mempelai perempuan.
Warga Desa Sendana menyayangkan peristiwa tersebut yang mencoreng hari bahagia pasangan pengantin.
Mereka berharap aparat kepolisian segera mengungkap motif kejadian dan menindak tegas para pelaku pengeroyokan.
Pelaku penganiayaan terhadap Maulana hingga kini belum diamankan pihak kepolisian.
"Pelaku memukul pengantin pria. Identitas terduga pelaku sudah kami kantongi, berinisial BI. Dia adalah keluarga dari pihak perempuan,” ungkap Kapolsek Kasimbar, Ipda Arman, melalui sambungan telepon, Kamis (24/04/2025).
Kata dia, usai kejadian, pelaku langsung kabur sebelum polisi tiba di lokasi.
Hingga kini, keberadaan pelaku belum diketahui.
Terkait isu bahwa penganiayaan dipicu oleh nilai mahar yang dianggap kecil, pihak kepolisian belum bisa memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Itu masih simpang siur. Memang sebelumnya sempat ada ketidaksepakatan keluarga, tapi pernikahan tetap berlangsung setelah dibicarakan secara kekeluargaan," tuturnya.
Arman menjelaskan, bahwa kejadian tersebut terjadi begitu cepat, sesaat setelah prosesi akad nikah selesai digelar, Rabu (23/4/2025) malam.
Korban yang diketahui bernama Maulana, warga Desa Maninili, menjadi sasaran pemukulan oleh salah satu kerabat dari pihak perempuan.
"Korban sudah melapor ke Polsek kemarin, dan kami sudah buatkan laporannya. Kami juga telah memeriksa beberapa saksi," tegasnya.
Kisah lainnya, viral di media sosial rumah calon mempelai pria dirusak keluarga calon istri.
Peristiwa yang bikin heboh ini disebut terjadi di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Pengrusakan rumah tersebut dikabarkan terjadi lantaran sang pria yang batal membawa uang panai sebesar Rp100 juta.
Adanya kejadian penyerangan dan pengerusakan rumah ini pun viral di media sosial usai diunggah akun X @infotetanggaid, Senin (7/4/2025).
“waduh gara gara batal bawa uang panai 100 juta rumah lelaki ini jadi sasaran amukan keluarga perempuan Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan,” terang unggahan tersebut.
Terlihat sekitar puluhan warga yang disebut sebagai keluarga calon mempelai wanita memenuhi halaman rumah pria tersebut.
Mereka tampak membawa beberapa peralawan seperti kayu, batu, hingga senjata tajam yang digunakan untuk menyerang dan melempari rumah pria malang itu.
Dengan suara amukan, para warga tersebut meneriaki rumah yang mereka serang bahkan sesekali berteriak hendak melakukan pembakaran.
“Bakar,” teriak seorang wanita dari pinggiran jalan.
Tampak kondisi jalanan pun dipenuhi oleh para pelaku hingga membuat pengendara tak bisa melintas.
Pengerusakan tersebut terjadi pada saat malam hari.
Suasana terasa cukup mencekam lantaran aksi brutal yang dilakukan oleh para penyerang.
Sementara rumah pria tersebut tampak sepi dengan kondisi lampu yang menyala.
Tak terlihat ada seorang pun keluar dari rumah untuk menenangkan dan menghentikan aksi masa tersebut.
Pagar yang mengelilingi rumah pun tampak tertutup rapat sehingga membuat para warga yang mengamuk tak bisa menerobos masuk.
Meski mengalami penyerangan, rumah tersebut terlihat tidak mengalami rusak parah lantaran jaraknya yang cukup jauh dari jalanan lokasi warga mengamuk dan memiliki halaman luas.
Namun tak dijelaskan secara pasti alasan mengapa pria tersebut akhirnya membatalkan membawa uang panai sebesar Rp 100 juta untuk calon pengantin wanitanya.
Meski demikian dukungan dari warganet ramai menghampiri pria yang rumahnya diserang lantaran batal membawa uang panai ratusan juta itu.
“Waktulibur : Bro terselamatkan dr bencana seumur hidup. Nanti tinggal laporkan saja secara pidana pengrusakan barang,”
“tangituru : Gamau anggep wanita sebagai objek tp masih banyak tradisi wanita yang dijadikan sebagai objek seolah harus "dibeli" dengan uang hmm menarik,”
“TisuBasah : ini diposisi keluarga cwe langsung ngamuk2 karena batal lalu apa kabar kalau semisal keluarga cwe yg batalin karena uang panai nga sepakat?
Tapi dr sini keliatan sih aslinya gmn sifat keluarga cwe,” timpal sejumlah warganet.
Sementara itu, Polres Jeneponto akhirnya menangani kasus ini.
Peristiwa menegangkan itu pada Sabtu (5/4/2025) malam yang menimpa rumah milik Feri Dg Situju (45).
"Personel identifikasi Sat Reskrim Polres Jeneponto sudah melakukan olah Tempat kejadian perkara untuk proses penyelidikan pada esok harinya tanggal 6 April 2025," kata Kasat Reskrim Polres Jeneponto, Akp Syarul Rajabia, Senin (7/4/2025), mengutip dari TribunTimur.
Saat ini pihaknya melakukan proses penyelidikan lebih lanjut.
Polres Jeneponto juga berjanji akan menindak tegas pelaku yang terbukti melakukan tindakan main hakim sendiri.
Serta menyelidiki motif dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak main hakim sendiri guna menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar," ungkapnya.
Insiden pengrusakan ini diduga ditengarai uang panai yang tidak disanggupi anak tiri Dg Situju yakni Miko.
Uang panai tersebut sejatinya dibawa ke mempelai wanita bernama Putri senilai Rp 100 juta.
Namun tak kunjung dibawa hingga batas waktu yang disepakati.
Alhasil, keluarga calon istri Miko datang melakukan pengrusakan dengan melempari rumah menggunakan batu, kayu dan parang.
Akibat insiden ini, beberapa bagian rumah mengalami kerusakan termasuk perabot rumah tangga.
Sebelumnya, Polsek Tamalatea telah mengetahui rencana penyerangan rumah warganya oleh keluarga mempelai perempuan.
"Pukul 20:09 Wita Ada pergerakan massa diduga dari masyarakat Jl Kelara yang rencananya akan menuju Embo sehubungan dengan perkara 'siri' yang mana warga atas nama Miko di Dusun Embo batal datang membawa uang panai," kata Kapolsek Tamalatea Iptu Suardi, Minggu (6/4/2025).
Pada pukul 21.00 Wita, perwakilan pihak keluarga Putri mendatangi rumah kepala Desa Turatea, Supandi untuk berkoordinasi dengan pihak Miko.
Alih-alih mencari solusi, pihak Putri malah tidak bertemu dengan keluarga Miko yang sudah pergi meninggalkan kampung.
Miko dan keluarga diduga membatalkan secara sepihak untuk datang membawa uang panai kepada Putri.
"Pihak keluarga perempuan merasa sangat malu karena mengingkari kesepakatan tersebut," sebutnya.
Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menguraikan tindakan keliru yang dilakukan wanita muslim atau muslimah.
Kekeliruan wanita itu dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah sebanyak 70 poin, termasuk mahal dalam menentukan mahar.
Muslimah yang memberatkan dalam mahar, Ustadz Khalid Basalamah mengatakan hal ini menyelisihi syariat Islam.
Muslimah yang bertaqwa hendaknya dapat menjauhi perilaku keliru tersebut dan berbuat sesuai dengan petunjuk dan aturan dalam Islam.
Ustadz Khalid Basalamah menerangkan acapkali terjadi pada wanita yang membebani mahar yang mahal kepada calon suaminya.
"Tak jarang orangtua si wanita menentukan mahar sekian meniru orang lain, akibatnya tak sedikit pula calon suami yang berpaling dan mencari wanita lain," terang Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Khalid Basalamah Official.
Nabi Muhammad SAW bersabda sebaik-baik mahar adalah yang paling ringan. Sabda Nabi Muhammad SAW lainnya kepada sahabat, "Menikahlah walau hanya dengan cincin terbuat dari besi," Hadits riwayat Bukhari.
Sebagian di antara kaum muslimah ada yang belum menikah karena terlalu komersial, pernikahan dianggap transaksi jual beli oleh para orangtua.
Padahal semua kewajiban orangtua terlebih ayah yang menafkahi, melindungi, mendidik, dan membimbing anaknya, sejak akad nikah semua kewajiban itu berpindah ke suami.
"Maka lepaskan kepada suaminya, sebab ayah sudah tidak memiliki kewajiban lagi terhadap anak perempuannya," terangnya.
Ada pula orangtua yang menganggap kompetisi antar anak-anaknya dalam mahar, misal si sulung mendapatkan mahar Rp 30 juta, adik-adiknya harus lebih besar dan mahal dari kakaknya.
Poin dari pernikahan bukan mahal yang tinggi melainkan keberkahan, tiket surga bagi orangtua yang mampu menjaga anaknya hingga menikah, anak perempuannya pun siap menjadi ibu bagi anak-anaknya kelak bersama suaminya.
Maka memudahkan mahar dianjurkan, saat ini sudah mulai bagus mahar menggunakan seperangkat alat shalat dan Alquran.
Inspirasi di zaman Rasulullah SAW, ada seorang wanita shalehah Ummu Sulaim Ra yang memiliki suami bernama Maalik Ibnu Nadhar.
Tak mudah bagi Ummu Sulaim untuk memeluk Islam, agama yang benar dan diridhai Allah SWT. Suaminya adalah orang yang pertama menghadang laju keimanannya. Maalik sangat marah begitu isterinya telah masuk Islam.
Suatu ketika, Maalik pergi menuju Syam. Di dalam perjalanannya ia bertemu dengan musuhnya dan mati terbunuh dalam keadaan kafir.
Tak lama setelah itu, Abu Thalhah, lelaki rupawan dan hartawan datang melamar Ummu Sulaim, namun Abu Thalhah belum memeluk Islam.
"Ummu Sulaim pun berkata tidak pantas menolak pinangan seorang Abu Thalhah, namun dirinya seorang muslimah tidak mungkin menikah dengan seorang kafir, lantas Ummu Sulaim menjadikan masuk Islamnya Abu Thalhah sebagai mahar," papar Ustadz Khalid Basalamah.
Semenjak menikah dengan Abu Thalhah, Ummu Sulaim panen pahala, mulai dari shalat, sedekah, puasa, zakat dan lainnya dari Abu Thalhah sebab telah berhasil mengislamkan suaminya.
Hal ini dapat menjadi teladan bagi para muslimah untuk tidak hitung-hitungan terlebih dahulu. Bahkan ada laki-laki yang sampai menipu hanya karena ingin terlihat kaya di hadapan calon istri.
"Berhubungan dengan masalah pernikahan tidak boleh sama sekali menipu, kata Nabi SAW dalam sebuah hadist yang shahih, laki-laki yang mengiming-imingkan seorang wanita misalnya berjanji bahkan bersumpah atas nama Allah memberikan sesuatu namun tidak melakukannya atau tidak menepatinya, maka di hari kiamat akan bertemu dengan Allah sebagai seorang pezina," urai Ustadz Khalid Basalamah.
Ustadz Khalid Basalamah pun mengimbau agar mempermudah pernikahan sebab pernikahan bukan transaksi jual beli melainkan ibadah seumur hidup.
(Banjarmasinpost.co.id/TribunJatim.com)