Mitigasi Lingkungan Pesisir, Alumni SMAN 1 Batang Tanam 2.000 Mangrove
M Syofri Kurniawan April 26, 2025 05:32 PM

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Alumni SMAN 1 Batang Angkatan 2000 menggelar aksi penanaman 2.000 pohon mangrove sebagai langkah mitigasi lingkungan di wilayah pesisir Denasri Kulon, Kecamatan Batang, Sabtu (26/4/2025).

Kegiatan ini bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Pemali Jratun, Perhutani, serta melibatkan berbagai pihak, termasuk Forkopimcam Kabupaten Batang.

Ketua Panitia Alumni, Dwi Agustiawan, menegaskan bahwa penanaman ini bukan sekadar simbolis, tetapi sebuah upaya nyata dalam menjaga ekosistem pesisir yang semakin terdampak oleh abrasi dan rob.

"Wilayah ini sudah bisa dikatakan sebagai daerah rawan, sehingga perlu langkah konkret untuk melestarikan lingkungan," ujarnya.

Plt Kasi Rehab dan Konservasi Sumber Daya Air Cabang Dinas Jateng Wilayah IV, Prana Pramudya, turut mengapresiasi inisiatif ini.

Menurutnya, penanaman mangrove yang dilakukan sangat membantu dalam upaya rehabilitasi pesisir.

"Kami berharap tidak berhenti sampai di sini, dengan kondisi pesisir yang semakin rentan, lebih banyak lahan perlu ditanami," ujarnya 

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengidentifikasi lahan yang bisa direhabilitasi.

"Setiap desa yang memiliki pantai dan membutuhkan rehabilitasi mangrove harus bisa memetakan areanya sehingga upaya ini dapat dilakukan secara berkelanjutan," tambahnya.

Sementara itu, Camat Batang, Luksono Pramudito menyampaikan bahwa kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberlanjutan proyek ini.

"Dulu area ini adalah persawahan, tetapi kondisi saat ini membuatnya tak lagi bisa digunakan untuk bertani.

Minimal, dengan adanya penanaman mangrove, kita bisa memanfaatkannya untuk potensi lain seperti ekowisata," ujarnya.

Luksono menyebut pada empat tahun ke belakamg kondisi pesisir Batang semakin ekstrem akibat rob yang terus mengikis daratan. 

Pemerintah Kabupaten Batang berharap bisa mengusulkan pembangunan talud kepada Kementerian Pekerjaan Umum agar bisa menyambung hingga ke wilayah terdampak. 

"Saat ini, pagar talud laut berhenti di Pekalongan, dan ini justru semakin memperparah wilayah Batang. 

Jika bisa diperpanjang karena dampaknya ini di Denasri Kulon saja sudah sekitar 20 hektare, diperkirakan seluruhnya bisa 100 hektare lahan terdampak mulai dari Denasri Kulon, Denasri Wetan, Kasepuhan hingga Karangasem," pungkasnya. (din)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.