BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG- Taman Wisata Menanti Laburan di Desa Padang Panjang, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, bukan hanya sekadar tempat bermain dan bersantai.

Pengelola Taman Wisata Menanti Laburan ini juga menjadikannya sebagai wadah yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata edukasi bagi masyarakat yang berkunjung.

Sejak awal dibuat, di Taman Wisata Menanti Laburan ini sudah ada terdapat beberapa fasilitas yang mendukung untuk memberikan edukasi.

Pengelola Taman Wisata Menanti Laburan, Sya'baniatie Ninda Septia, Sabtu (26/4/2025), menyebutkan, hingga saat ini sudah ada beberapa fasilitas wisata edukasi yang mereka miliki.

Di antaranya, pembelajaran tentang pemanfaatan tenaga listrik dengan solar cell dan juga pengolahan air Water Treatment Plan (WTP).

"Solar cell yang ada disini digunakan untuk menunjang listrik taman dan operasional WTP," katanya.

Sedangkan WTP digunakan untuk  penyulingan air yang diambil dari danau di 
Taman Wisata Menanti Laburan dan salah satunya untuk mengisi kebutuhan air di kolam renang.

Ini karena dengan melalui proses penyulingan di WTP,  air danau yang diambil dapat dibuat menjadi sangat jernih, bersih dan aman.

Fasilitas lainnya yang dapat jadi wisata edukasi, lanjut Ninda, berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL), perpustakaan serta pengenalan tanaman langka atau endemik Kalimantan.

"Perpustakaan bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan juga pemerintah desa," katanya.

Kemudian untuk tanaman endemik itu saat ini sudah ada berbagai jenis seperti pohon ulin, nangkadak, durian, rambai, kalangkala dan lainnya

"Ditanam tahun lalu ada sekitar 80 pohon, jadi setiap pohon itu ada barcode kalau di scan terbaca buahnya seperti apa dan nama latinnya apa," jelas  Ninda.

Ditambahkannya, agar wisata edukasi bisa dirasakan manfaatnya dengan baik, maka pihaknya juga menyediakan petugas yang akan memandu dan menjelaskan.

Untuk pengunjung yang datang memanfaatkan wahana wisata edukasi ini kebanyakan dari kalangan pelajar baik dari Tabalong maupun luar, termasuk ada dari Kalimantan Tengah.

(banjarmasinpost.co.id/donyusman)