Basarah: Megawati Dorong Pemimpin Asia-Afrika Gelar KAA Jilid Dua
kumparanNEWS April 27, 2025 12:20 AM
Presiden Ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mendorong pemimpin bangsa di Asia dan Afrika untuk menggelar Konferensi Asia-Afrika (KAA) jilid II.
Megawati mengusulkan agar KAA jilid II digelar sebagai bentuk menjaga semangat KAA pertama yang digelar di Gedung Merdeka, Kota Bandung, pada 1955, yang menghasilkan pemikiran yang dituangkan dalam Dasasila Bandung.
Gagasan Megawati untuk mendorong digelarnya KAA jilid II ini disampaikan oleh Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, dalam sambutan acara diskusi memperingati 70 Tahun KAA di kantor DPP PDI Perjuangan, Sabtu (26/4).
“Ibu Megawati menyerukan agar para pemimpin bangsa-bangsa Asia-Afrika saat ini dapat menyelenggarakan kembali pertemuan pemimpin bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mengevaluasi 70 tahun perjalanan Konferensi Asia-Afrika yang telah menjadi fondasi kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika,” kata Basarah.
Suasana acara diskusi tentang Konferensi Asia-Afrika (KAA) dengan tema "Dari Bandung untuk Dunia" di DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (26/4/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara diskusi tentang Konferensi Asia-Afrika (KAA) dengan tema "Dari Bandung untuk Dunia" di DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (26/4/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Basarah mengungkapkan, dorongan KAA jilid II ini juga secara khusus untuk memberikan perhatian kepada negara yang masih belum berdaulat. Salah satunya adalah Palestina.
“Secara khusus memberikan perhatian bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika yang belum merdeka dan berdaulat dalam arti yang sesungguhnya terutama bagi nasib bangsa Palestina yang hingga saat ini masih mengalami penderitaan akibat penjajahan bangsa Israel,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Basarah juga mengungkapkan sejarah diadakannya KAA adalah karena kesamaan nasib negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka untuk menegaskan tak ada lagi kolonialisme dan imperialisme. Ia menyinggung Proklamator RI, Soekarno dalam pembukaan KAA, untuk melahirkan semangat baru bagi negara-negara Asia-Afrika.
“Bung Karno menyatakan perdamaian adalah prasyarat penting bagi kemerdekaan sebab tanpa perdamaian kemerdekaan akan kehilangan makna dan nilai,” ujarnya.
”Prinsip inilah yang kemudian menjadi napas dari dasasila Bandung, sepuluh prinsip fundamental yang hingga hari ini tetap relevan dalam hubungan antarbangsa dan menjadi fondasi dari prinsip hubungan berdampingan secara damai,” tutup dia.
Hadir dalam acara pembukaan diskusi di Kantor DPP sejumlah pengurus pusat DPP PDIP antara lain Ganjar Pranowo, dan Ribka Tjiptaning serta Kepala Badan Sejarah PDIP Bonnie Triyana.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.