Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengapresiasi Dharma Santi sebagai sebuah ruang rekosiliasi sosial dan spiritual.
Dia juga menyinggung terkait penyucian personal saat pelaksanaan Hari Suci Nyepi.
Hal itu itu disampaikannya saat acara puncak Dharma Santi Nasional tahun 2025, sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947/2025 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Acara ini menghadirkan ribuan umat Hindu dari seluruh penjuru Tanah Air.
“Dharma Santi bukan sekedar pertemuan seremonial semata, tapi menjadi ruang rekonsoliasi sosial dan spiritual setelah menjalani prosesi penyucian diri secara personal melalui Catur Brata Penyepian,” ujar Nasaruddin.
“Dharma Santi juga menjadi ruang penguat ikatan sosial, saling memaafkan yang dalam Islam kita kenal dengan Halalbihalal,” imbuhnya.
Sebagai informasi, acara ini mengusung tema ‘Manawasewa, Madhawasewa: Mewujudkan Indonesia Emas 2045’.
Tema ini menggambarkan nilai pengabdian kepada sesama sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan.
Menag Nasaruddin pun menilai tema tersebut memiliki perpaduan nilai spiritual dan sosial yang sangat penting.
“Tema acara ini menjadi semangat pelayanan yang menyatukan nilai spiritual dan sosial ini menjadi landasan penting dalam pembangunan bangsa demi mewujudkan visi Indonesia emas 2045,” ujarnya.
Makna tema yang diangkat pada Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 berkaitan penyatuan nilai spiritual agama Hindu dalam konteks kebangsaan Indonesia dan sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Nasaruddin juga menyinggung soal delapan program Kementerian Agama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Salah satunya yakni konsep Ekoteologi yang menurut Nasaruddin akrab dengan ajaran umat Hindu. trilogi dan ekologi.
“Izinkan kami menjelaskan apa yang dimaksud dengan ekoteologi. Ekoteologi ini mestinya akrab dengan warga masyarakat Hindu. Maka kami di Kementerian Agama menggagas Trilogi kerukunan itu sudah kita lewati, sudah tidak ada masalah. Hubungan antar manusia, antar umat beragama, Insyaallah sudah selesai,” paparnya.
Dia menyebut akan melanjutkan konsep Trilogi ini mirip dengan konsep Tri Hita Karana dalam agama Hindu.
Nasaruddin menjabarkannya dalam hubungan antar umat manusia, hubungan manusia dengan alam dan lingkungan, serta hubungan manusia dengan tuhannya.
“Hubungan segitiga inilah yang bis akita sepadankan dengan Tri Hita Karana dalam agama Hindu,” ujarnya.
Nasaruddin kembali menegaskan untuk bersama mendukung program Presiden Prabowo.
Dia juga berharap kegiatan ini memberikan manfaat untuk semua pihak, baik rakyat, bangsa dan negara.
“Atas nama seluruh umat beragama di Indonesia mengucapkan selamat kepada rekanrekan yang beragama Hindu kesuksesan yang diraih dari rangkaian program dalam rangakaian hari suci ini. Semoga hal ini memberi manfaat nyata bagi rakyat, bangsa dan negara yang kita cintai ini,” pungkasnya.
Acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya dari berbagai daerah, seperti Bali, Jawa, Sunda, hingga Tamil, serta penampilan khusus dari musisi Balawan dan penyanyi Maydea, finalis X Factor Indonesia.
Dharma Santi Nasional 2025 menegaskan komitmen umat Hindu dalam menjaga harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melalui semangat mokṣārtham jagad hitāya ca iti dharma, dharma untuk kebahagiaan dunia dan pembebasan spiritual, seluruh umat harus turut serta mewujudkan citacita besar menuju Indonesia Emas 2045.
Turut hadir dalam acara ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi. Kemudian ada Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Enik Ermawati (Niluh Puspa) dan Wakil Menteri Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka.