TRIBUNNEWS.COM – Efek perang dagang antara AS dan China, produsen gadget kondang Apple Inc. berencana untuk memindahkan semua produksi iPhone ke India, paling cepat mulai tahun 2026.
“Apple (AAPL.O) berencana untuk memindahkan perakitan semua iPhone yang dijual di AS ke India paling cepat tahun depan,” tulis sumber yang mengetahui rencana Apple.
Rencana itu disiapkan Apple tepat setelah perang dagang kembali memanas lantaran AS menjatuhkan tarif 145 persen dagang kepada China yang akhirnya mendorong Beijing untuk membalas tarif impor sebesar 125 persen ke AS.
Mengantisipasi kenaikan tarif impor yang tinggi akibat perang dagang ini, Apple memutuskan untuk memindahkan produksi iPhone yang ditujukan untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India.
Mengutip laporan Reuters, diversifikasi atau pemindahan produksi iPhone ke pasar India sebenarnya sudah dimulai sejak 2017.
Tepatnya ketika Apple dan Wistron mulai memproduksi iPhone 6s dan iPhone SE di pabrik Bengaluru, India.
Namun pasca perang dagang antara China dan AS memanas, Apple sepakat memindahkan semua produksi iPhone yang diproduksi pabrik China ke India.
Per April 2024 Apple diketahui telah memproduksi 14 persen dari produk iPhone di India.
Jumlah ini mungkin akan terus bertambah, karena Apple akan berusaha menggandakan produksi untuk mendapatkan lebih dari 60 juta iPhone yang terjual setiap tahunnya di Amerika Serikat dari India pada akhir 2026.
Dengan memindahkan produksi ke India, Apple berharap dapat mengurangi dampak finansial dari tarif tersebut, yang pada akhirnya dapat membantu menjaga harga iPhone tetap kompetitif di pasar AS.
Lantaran tarif resiprokal yang dikenakan AS jelas jauh lebih kecil yaitu 26 persen, sementara impor dari China dikenakan tarif 145 persen.
Selain itu, India memiliki akses ke sejumlah besar komponen elektronik lokal yang lebih terjangkau, yang dapat mengurangi biaya operasional.
Meski pemindahan pabrik Apple di klaim dapat menjaga perusahaan dari perang dagang, namun langkah ini menuai kritikan sejumlah pihak.
Termasuk Analis Craig Moffett yang mengatakan bahwa pemindahan produksi semua iPhone yang dijual di Amerika Serikat dari China ke India tidak akan menyelesaikan masalah Apple.
Menurutnya rencana Apple memindahkan produksi iPhone tujuan AS di India tidak realistis.
Ia mempertanyakan bagaimana langkah ini bisa menurunkan biaya produksi terkait tarif mengingat komponen iPhone masih akan dibuat di China.
"Anda memiliki banyak masalah yang disebabkan oleh tarif, dan memindahkan (produksi) ke India tidak akan menyelesaikan semua masalah. Namun memang hal itu akan membantu sampai taraf tertentu," kata Moffet kepada CNBC International.
"Saya mempertanyakan bagaimana itu akan berhasil," imbuhnya.
Merespon rencana diversifikasi atau pemindahan produksi, pihak berwenang Cina baru-baru ini berupaya menangguhkan atau bahkan memblokir pengiriman peralatan produksi iPhone ke India.
“Pihak berwenang Cina menunda atau memblokir pengiriman peralatan iPhone ke India tanpa penjelasan,” kata beberapa sumber yang terlibat dalam produksi iPhone, seperti dikutip 9to5Mac.
Adapun salah satu contoh hambatan terjadi awal tahun ini ketika pihak berwenang Cina menolak untuk mengizinkan salah satu pemasok peralatan Apple di Cina untuk mengekspor mesin yang diperlukan untuk produksi percobaan iPhone 17 di India.
Selain itu, waktu persetujuan dari pihak berwenang Cina untuk mengekspor peralatan pembuatan iPhone dari pabrik-pabriknya di Cina ke India telah meningkat dari dua minggu menjadi empat bulan,.
Bahkan beberapa aplikasi ekspor bahkan ditolak tanpa penjelasan lebih lanjut.
Serangkaian upaya ini dilakukan pemerintah China, karena khawatir bahwa peralihan produksi ke India dapat memfasilitasi transfer teknologi canggih yang dapat mengurangi keunggulan teknologi China.
Langkah ini juga bertujuan untuk mengurangi keterlibatan perusahaan-perusahaan China dalam rantai pasokan Apple di India, yang dapat memperkuat posisi India sebagai pusat produksi alternatif.
(Tribunnews.com / Namira)