Korea Utara Akui Bantu Rusia Bebaskan Kursk dari Pasukan Ukraina
Hasiolan Eko P Gultom April 28, 2025 08:31 PM

Korea Utara Akui Bantu Rusia Bebaskan Kursk dari Pasukan Ukraina

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, Senin (28/4/2025) mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un karena mengirimkan pasukan untuk membantu Rusia merebut kembali wilayah dari pasukan Ukraina di wilayah Kursk.

"Teman-teman Korea bertindak berdasarkan sentimen solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati," kata pernyataan Kremlin mengutip pernyataan Putin dilansir TMT, Senin. 

"Kami sangat menghargainya dan sangat berterima kasih kepada Kamerad Kim Jong Un secara pribadi... dan kepada rakyat Korea Utara."

Pada akhir pekan, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov juga memuji "kepahlawanan" tentara Korea Utara, dengan mengatakan mereka telah "memberikan bantuan signifikan dalam mengalahkan pasukan Ukraina."

Korea Utara pada Senin mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengerahkan pasukan ke Rusia.

Kantor berita negara KCNA melaporkan kalau tentara Pyongyang berpartisipasi dalam operasi tempur untuk merebut kembali wilayah di wilayah Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak pada bulan Agustus.

Konfirmasi ini menyusul laporan selama berbulan-bulan dari badan intelijen Korea Selatan dan Barat bahwa Pyongyang telah mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Rusia di Kursk tahun lalu.

Pasukan Korea Utara "berpartisipasi dalam operasi pembebasan wilayah Kursk," demikian pernyataan Komisi Militer Pusat negara itu seperti dikutip dalam laporan KCNA.

Tentara Korea Utara berperang di Kursk
Tentara Korea Utara berperang di Kursk (Kantor Berita Pusat Korea via Defence Express)

Kim mengatakan pengerahan pasukan tersebut sejalan dengan perjanjian pertahanan bersama dengan Rusia, dan menyebut para prajurit tersebut sebagai "pahlawan dan perwakilan kehormatan tanah air," menurut KCNA.

Ia menambahkan bahwa sebuah monumen untuk mengenang "prestasi pertempuran" mereka akan segera dibangun di ibu kota Korea Utara, dan secara terbuka mengakui adanya korban dengan merujuk pada "batu nisan prajurit yang gugur."

Negara harus "mengambil langkah-langkah nasional yang penting untuk secara khusus menghormati dan merawat keluarga veteran perang," kata Kim.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa pengerahan pasukan Korea Utara melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan menuduh Pyongyang "mengakui tindakan kriminalnya sendiri."

 

(oln/tmt/*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.