Stok Beras Nasional Meningkat, Pengamat: Swasembada di Depan Mata, Indonesia Siap Ekspor Beras
Content Writer April 28, 2025 09:37 PM

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat pertanian dari Universitas Andalas, Muhamad Makky menilai capaian produksi beras nasional tahun ini menandai keberhasilan besar sektor pertanian Indonesia. Menurutnya, stok beras nasional yang terus meningkat menunjukkan bahwa swasembada pangan kini benar-benar sudah di depan mata.

“Dengan stok Bulog yang mencapai 3,2 juta ton per 27 April 2025 dan berpotensi tembus 4 juta ton dalam waktu dekat, kita menyaksikan lompatan luar biasa. Ini bukti nyata bahwa swasembada pangan yang selama ini menjadi cita-cita, kini semakin dekat untuk diwujudkan,” ujar Makky, Senin (28/4/2025).

Ia menambahkan, keberhasilan ini adalah hasil dari sinergi kebijakan yang kuat antara pemerintah, petani, dan semua pemangku kepentingan di bidang pangan.

“Kita melihat intervensi pemerintah sangat konkret, mulai dari peningkatan produksi di tingkat petani, penyerapan Bulog yang agresif, hingga dukungan penuh dari Presiden Prabowo melalui program strategis pertanian,” jelas Makky.

Terkait ekspor beras, Makky mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang memberikan izin untuk mengirim beras ke negara sahabat. Presiden menyampaikan kebijakan ini saat menghadiri acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, pada 23 April 2025.

“Presiden Prabowo menunjukkan kepemimpinan berbasis solidaritas kemanusiaan. Saat acara di Sumatera Selatan, beliau dengan tegas mengizinkan ekspor beras karena produksi dalam negeri sudah melimpah. Bahkan, Presiden berpesan agar ekspor dilakukan dengan prinsip tidak mencari untung besar, cukup menutup ongkos produksi dan distribusi. Ini bukti bahwa Indonesia kini menjadi bangsa yang mampu membantu negara lain,” ujar Makky.

Makky menekankan bahwa kesiapan Indonesia mengekspor beras melalui berbagai pintu terdekat ke negara sahabat memperkuat posisi Indonesia dalam kancah pangan global.

“Momentum ini harus dijaga. Kita harus memperkuat keberlanjutan produksi, menjaga kesejahteraan petani, dan memastikan distribusi beras tetap stabil. Swasembada pangan sudah di depan mata, dan Indonesia kini memasuki babak baru sebagai negara yang berdaulat di sektor pangan,” katanya.

Selain itu, Makky menilai capaian swasembada yang sudah di depan mata ini dapat melampaui capaian swasembada tahun 1984, di mana produksi beras melimpah ruah terutama karena masifnya program optimasi lahan dan juga cetak sawah.

“Dengan program optimasi lahan dan pencetakkan sawah baru ditahun 2025 ini oleh kementerian pertanian, serta rencana rehabilitasi lahan sawah di tahun 2026,  potensi penguatan pangan indonesia kedepannya akan semakin solid dan tidak menutup kemungkinan, kesuksesan swasembada Indonesia di era 80an akan kembali terulanga atau bahkan terlampaui,” tutupnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.