Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Penanganan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia tetap berjalan di tengah efisien anggaran oleh Presiden Prabowo Subianto maupun pembekuan dana USAID.
Tahun ini, estimasi kasus TBC meningkat hingga 1.090.000.
“Pemerintah terus berkomitmen, sekarang TBC sudah menjadi isu prioritas dan sudah disampaikan juga oleh pak Presiden Prabowo di berbagai media, bahwa Indonesia komitmen dalam eliminasi TBC," tutur Ketua Tim Kerja TBC Kemenkes RI dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA saat konferensi pers di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Namun tentu tantangan dalam eliminasi TBC masih ada di masyarakat seperti stigma dan
akses layanan yang belum merata.
Kemudian hoax di masyarakat masih sangat banyak,seperti target pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) untuk kontak erat jadi tantangan yang harus diberikan pada orang sehat tapi sudah terinfeksi. Sehingga capaiannya masih rendah.
Ditambahkan Dewan Pengurus Stop TB Partnership Indonesia, Muhammad Hanif S.E, diperlukan peran semua pihak perlu terlibat untuk penanggulangan TBC.
Komunitas TBC adalah ujung tombak dalam deteksi dini, pendampingan pengobatan, dan
penguatan edukasi masyarakat.
Hal ini juga diamini oleh Direktur Eksekutif STPI dr. Henry Diatmo, MKM.
Ia mengatakan, komunitas menjadi peran kunci di masyarakat karena mereka bersentuhan secara langsung dengan pasien maupun penyintas TBC.
Banyak organisasi yang bergerak di penanggulangan TBC seperti Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dan PR Konsorsium Penabulu-STPI.
"Kami berjuang untuk memberikan dukungan pada pasien TBC seperti advokasi sehingga pasien/penyintas TBC bisa merasa aman”, ungkap dr. Henry.
Dalam kesempatan yang sama, komunitas bernama Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) diwakili sebagai Ketua PPTI oleh Ir. Yani Panigoro menegaskan, pihaknya bekerja dengan mengisi kekosongan dari kegiatan yang tidak bisa didanai oleh Global Fund.
Seperti edukasi berbasis komunitas dan mendorong deteksi dini & mendorong pasien melakukan pengobatan Semua pihak memiliki peran dalam penanggulangan TBC.
"Justru jika mengandalkan pemerintah saja maka mustahil eliminasi TBC tercapai. Peran lintas sektor sangat diperlukan untuk memperkuat penanggulangan TBC di Indonesia," urai dia.
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2025 mengusung tema “Terima Kasih Sudah Bertahan,
Para Pejuang dan Pemerjuang TBC”.
Selain Konferensi Pers dan Talkshow Kesehatan “AKSI TBC”, rangkaian kegiatan ini dimeriahkan
dengan Art Exhibition “Cerita dalam Lensa” yang dibuka secara umum dimulai dari 28 April
2025 - 30 April 2025 di Lantai Mezzanine, The Energy Building, Jakarta Selatan.
Pameran seni ini menampilkan 25–40 karya terbaik yang menggambarkan cerita perjuangan penyintas TBC, tantangan sosial, stigma, serta kekuatan komunitas dalam menghadapi penyakit ini.