Sosok Ketua PKL Jombang yang Kecewa PLN Tolak Donasi untuk Bayar Tagihan Listrik Penjual Gorengan
Putra Dewangga Candra Seta April 30, 2025 04:30 PM

SURYA.co.id - Meski masalah Masruroh, penjual gorengan yang dapat tagihan listrik Rp12,7 juta sudah selesai, tapi sedikit menyisakan kekecewaan.

Pasalnya, sumbangan yang dikumpulkan ratusan anggota Serikat Pedagang Kaki Lima (Spekal) Jombang untuk membantu Masruroh, sempat ditolak oleh PLN.

Kekecewaan salah satunya diungkap oleh Ketua Sepekal Jombang Joko Fattah Rohim.

Fattah mengatakan, total donasi yang terkumpul sejumlah Rp 5.120.500 akan disumbangkan untuk membantu Masruroh.

Uang yang dikumpulkan sejak hari Jumat (25/4/2025) lalu ini merupakan hasil sumbangan dari pada pedagang yang ikut bersimpati atas kasus yang menimpa Masruroh.

"Ini kami ditolak, kata manajemen, mereka tidak mau menerima karena prosedurnya tidak boleh. Kami sangat kecewa dengan sikap manajemen yang seperti ini," ucap Fattah.

Ia menuturkan, tujuan dari para pedagang adalah baik, untuk membantu meringankan beban Masruroh. 

Namun sikap yang ditunjukkan oleh Manajemen PLN membuat mereka tidak bisa berbuat apapun selain mengungkap rasa kecewa. 

"Kami kesini tidak ingin apa-apa hanya ingin membantu ibu Masruroh. Kami ingin memberi, tapi tadi tidak diterima. Alasannya tidak jelas, katanya prosedur mereka tidak mengizinkan," katanya. 

Fattah mengaku akan menggerakkan massa untuk menggelar aksi lanjutan. 

"Langkah selanjutnya, mungkin kami akan turun jalan ke PLN. Karena seperti masyarakat kecil ini perlu dilindungi hak nya jangan terus dipersulit. Kasian," pungkas Fattah. 

Siapa Joko Fattah Rohim?

Menurut penelusuran SURYA.co.id, Joko Fatah Rochim, yang akrab disapa Cak Fattah, adalah seorang aktivis sosial dan tokoh masyarakat di Jombang, Jawa Timur.

Ia dikenal sebagai Ketua Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ) dan Pembina Serikat Pedagang Kaki Lima (Spekal) Jombang.

Perannya sangat aktif dalam membela kepentingan pedagang kecil serta mengkritisi kebijakan pemerintah daerah yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat kecil.

Cak Fattah kerap memimpin aksi demonstrasi yang menuntut ketegasan Satpol PP dalam menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di zona terlarang.

Ia menyoroti kurangnya tindakan tegas dari pemerintah daerah, meskipun telah disediakan lahan relokasi di Jalan KH Ahmad Dahlan.

Menurutnya, ketidaktegasan ini menyebabkan PKL kembali berjualan di area yang dilarang, seperti di sekitar Alun-Alun Jombang dan depan SMPN 2 Jombang .​

Sebagai Ketua FRMJ, Cak Fattah juga aktif mengkritisi lambannya penanganan kasus dugaan jual beli jabatan perangkat desa di Kecamatan Tembelang.

Ia mempertanyakan ketegasan Pemkab Jombang dalam menyikapi kasus tersebut dan menilai bahwa proses pemeriksaan yang berjalan lambat dapat menimbulkan kecurigaan di masyarakat.

Joko Fatah Rochim merupakan sosok yang vokal dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil di Jombang.

Melalui FRMJ dan Spekal, ia terus mengawal isu-isu sosial dan berupaya memastikan bahwa kebijakan pemerintah daerah berpihak kepada rakyat kecil.

Sudah Dilunasi Sosok Ini

Terbaru, Tagihan listrik PLN sebesar Rp 12,7 juta yang diterima Masruroh, penjual gorengan di Jombang, Jawa Timur, akhirnya lunas.

Adalah Sadarestuwati, anggota DPR RI yang tergerak untuk membantu Masruroh melunasi tagihan listrik tersebut.

Selain meringankan beban Masruroh, aksi ini juga sebagai edukasi pentingnya kedisiplinan memenuhi kewajiban kepada negara.

“Ini pembelajaran kepada masyarakat. Kita harus ekstra hati-hati, karena bagaimanapun juga urusan dengan perusahaan milik negara tidak bisa diselesaikan begitu saja."

"Masyarakat perlu kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan negara agar tidak melakukan hal-hal yang menyimpang,” tutur Sadarestuwati, Senin (28/4/2025), dikutip SURYA.CO.ID dari laman PDI-P Jatim.

Sekaligus mendorong pihak PLN untuk lebih aktif memberikan edukasi kepada masyarakat di akar rumput.

“Kami minta PLN untuk melakukan sosialisasi per desa dengan mengumpulkan masyarakat, agar mereka memahami hak dan kewajibannya."

"Ketidaktahuan masyarakat seringkali menjadi sumber permasalahan, seperti yang dialami Bu Masruroh ini, yang bahkan tidak mengetahui siapa pelaku sebenarnya,” jelas wanita yang akrab disapa Mbak Estu ini. 

Siapa sosok Sadarestuwati?

Sadarestuwati lahir pada 26 Juli 1970.

Ia merupakan anggota DPR-RI dari PDIP 4 periode sejak 2009, 2014, 2019, 2024 mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur 8 (Kota dan Kab. Madiun, Nganjuk, Jombang, serta Kota dan Kab. Mojokerto).

Saat ini, ia duduk di Komisi VI DPR RI.

Dia merupakan alumni Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya.(Anggit Puji Wododo/Putra Dewangga/SURYA.co.id)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.