TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menekankan pentingnya peningkatan perlindungan dan pengawasan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya yang berada di Malaysia.
Dalam kunjungannya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur pada Selasa (29/4/2025), Ibas juga menggarisbawahi urgensi penguatan pengamanan perbatasan dalam menghadapi ancaman perdagangan narkotika dan aktivitas ilegal lintas negara.
“Diplomasi kebangsaan ini kami lakukan untuk mempererat komunikasi, informasi, dan kerja sama dengan Malaysia sebagai negara sahabat dan serumpun,” ujar Ibas saat berdialog dengan Duta Besar RI untuk Malaysia, Hermono.
Politisi Partai Demokrat tersebut menyampaikan bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki potensi besar dari segi sumber daya alam, budaya, hingga posisi strategis di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama yang erat, menurutnya, dapat mengukuhkan peran kedua negara dalam peta regional melalui ASEAN dan platform multilateral lainnya.
Dalam konteks hubungan bilateral, Ibas menyoroti pentingnya kehadiran negara dalam melindungi PMI. Dengan populasi WNI di Malaysia yang diperkirakan mencapai lebih dari 2,5 juta jiwa, ia menilai bahwa langkah-langkah pelayanan, pembinaan, pendataan, hingga pengampunan bagi WNI harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh.
“Kita perlu memastikan perlindungan dan pendampingan terhadap para pekerja Indonesia yang bekerja secara legal, termasuk terhadap keluarganya. Data yang akurat menjadi kunci penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi mereka,” ujarnya.
Delegasi parlemen yang turut mendampingi, termasuk Cellica Nurrachadiana dari Fraksi Demokrat, menambahkan bahwa pendekatan komprehensif dari hulu ke hilir sangat dibutuhkan dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan PMI.
Isu lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah meningkatnya kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Ibas menyuarakan keprihatinannya terhadap masih adanya praktik penyalahgunaan pekerja migran, seperti eksploitasi, penipuan, hingga penahanan paspor oleh majikan. Ia mendorong KBRI dan instansi terkait untuk terus memperketat pengawasan dan memberikan perlindungan hukum bagi korban.
Selain itu, Ibas menyoroti persoalan keamanan lintas batas antara Indonesia dan Malaysia yang kini menghadapi tantangan serius terkait penyelundupan narkotika. Modus operasi yang kian canggih, termasuk pengiriman barang terlarang melalui jalur laut dan pemanfaatan PMI sebagai kurir, perlu dihadapi dengan koordinasi lintas lembaga seperti Bakamla, Bea Cukai, TNI, Polri, hingga BIN.
“Kita harus perkuat patroli perbatasan laut dan darat. Sinergi antar-lembaga mutlak diperlukan agar narkotika tidak berhasil masuk ke wilayah kita,” tegas Ibas.
Sebagai pimpinan MPR RI, Ibas juga menyoroti pentingnya menanamkan nilai-nilai konstitusi kepada WNI yang tinggal di luar negeri. Ia menyatakan bahwa pendidikan dan pembinaan seputar hak dan kewajiban sebagai warga negara perlu ditingkatkan, agar diaspora Indonesia tetap memiliki pemahaman yang kuat terhadap konstitusi bangsa.
“Kami mendukung penuh kinerja KBRI dan berharap agar pelayanan terhadap WNI di Malaysia terus ditingkatkan. KBRI adalah rumah bagi warga Indonesia di rantau, tempat untuk mengabdi dan berkarya demi merah putih,” pungkasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Ibas didampingi sejumlah anggota DPR/MPR/DPD RI, antara lain Cellica Nurrachadiana, Rinto Subekti Suparmin, Achmad, Hindun Anisah, Firman Soebagyo, dan Ujang Bey. (*)