Grid.ID -Begini empat dampak selingkuh bagi pasangan. Ternyata perlu berhati-hati karena menimbulkan efek buruk pada kesehatan mental.
Tindakan selingkuh dalam hubungan pernikahan bukan hanya melukai hati pasangan, tetapi juga berdampak negatif terhadap kondisi psikologis. Ketika seseorang berselingkuh, mereka bisa merasa dipermalukan, ditipu, dan dimanipulasi oleh pasangannya.
Tak hanya itu, kondisi mental orang yang berselingkuh pun bisa ikut terdampak akibat perilaku tidak setia tersebut. Nama baik seseorang pun bisa tercoreng dan emosinya terkuras ketika menjalani hubungan yang dilandasi ketidaksetiaan.
Ada beragam faktor yang mendorong seseorang melakukan perselingkuhan, meskipun sudah terikat dalam pernikahan. Menurut Dr Rahul Khemani, seorang psikiater di Rumah Sakit Wockhardt, Mumbai, India, perselingkuhan telah ada sejak munculnya institusi pernikahan itu sendiri.
Namun, perselingkuhan tidak selalu menandakan adanya masalah serius dalam pernikahan. Terkadang, tindakan ini bisa dipicu oleh ikatan emosional yang rapuh, keengganan menghadapi konflik, atau ketidakpuasan dalam kehidupan seksual yang berkepanjangan.
Kesepian, pertengkaran yang terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun, hingga kebutuhan untuk mencari jati diri melalui kehadiran orang ketiga juga menjadi penyebab umum. Beberapa orang bahkan menganggap perselingkuhan sebagai cara untuk “menemukan kembali diri mereka” atau sekadar karena merasa memiliki kesempatan melakukannya.
“Perselingkuhan kerap diselimuti oleh kebohongan, kerahasiaan, dan ketakutan akan terbongkar,” jelas Dr Khemani. Ia menambahkan, situasi seperti ini justru dapat menciptakan siklus pengulangan dan membuat individu tersebut semakin sulit melepaskan diri dari perilaku itu.
Jika perselingkuhan berlangsung dalam jangka waktu panjang, pelakunya akan terus dihantui oleh rasa cemas. Misalnya, apakah ia harus jujur, atau tetap menyembunyikan semuanya, serta kekhawatiran akan konsekuensi dari tindakannya.
Berikut adalah sejumlah efek buruk dari perselingkuhan terhadap kondisi mental pelakunya:
1. Rasa Bersalah
Meskipun merasa bahagia saat bersama selingkuhan, seseorang bisa tetap dihantui rasa bersalah terhadap pasangan resminya. Perasaan ini bisa membuat emosi terganggu, menurunkan rasa percaya diri, dan merusak harga diri. Lama-kelamaan, rasa bersalah yang menumpuk ini bisa menimbulkan stres berat dan pergolakan batin.
2. Ketakutan Terus-Menerus
Kekhawatiran terus-menerus bukanlah kondisi yang sehat bagi pikiran kita. Takut ketahuan berselingkuh bisa memicu paranoia dan tekanan psikologis lainnya. Ketakutan akan dampaknya terhadap pasangan, keluarga, dan reputasi sosial dapat memperparah kecemasan serta menyebabkan gangguan emosional.
3. Kelelahan Mental
Jika rasa bersalah bercampur dengan rasa takut terus-menerus, kondisi ini bisa menyebabkan keletihan emosional yang sangat berat. Apalagi jika selingkuhan turut memberikan tekanan atau tuntutan berlebihan. Menjalani hubungan dengan dua orang secara bersamaan pun pada dasarnya sangat melelahkan dan penuh beban.
4. Keruntuhan Harga Diri
Terlalu sering memikirkan dampak negatif dari perselingkuhan dapat menghancurkan harga diri seseorang. Rasa malu, rasa bersalah, dan beban pikiran berlebihan dapat membuat pelaku merasa terpuruk, cemas, bahkan depresi.
Dr Khemani mengatakan, “Perselingkuhan di luar pernikahan biasanya disertai rasa malu, ngeri, dan rasa bersalah yang mendalam. Menjalani kehidupan ganda menuntut pengambilan keputusan yang kompleks dan berisiko tinggi kelelahan mental serta kejenuhan.”
Ia menekankan bahwa rasa takut akan kehancuran rumah tangga, termasuk luka batin yang dirasakan pasangan dan anak-anak, bisa menyebabkan penderitaan psikologis yang luar biasa. Oleh karena itu, cara terbaik untuk menghindari semua ini adalah dengan memilih untuk tetap setia dan membina komunikasi yang sehat dalam pernikahan.