TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencatat kinerja operasional positif di kuartal I 2025, di tengah tekanan harga nikel dunia.
"Harita Nickel membukukan pendapatan Rp 7,13 triliun, laba kotor Rp 2,10 triliun, dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,66 triliun," tulis laporan perusahaan, Kamis (1/5/2025).
Perusahaan melanjutkan efisiensi operasi dengan merampungkan pembangunan smelter feronikel (FeNi) PT Karunia Permai Sentosa (KPS) pada Januari 2025.
Fase pertama smelter dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ini mencapai kapasitas penuh di Maret 2025 dan berkontribusi pada penjualan dari lini RKEF Harita Nickel sebesar 43.873 ton kandungan nikel dalam FeNi di kuartal pertama 2025.
Dari lini bisnis pertambangan, Harita menjual bijih nikel total dengan volume 5,49 juta wmt (wet metric ton) kepada perusahaan afiliasi di kuartal I 2025.
Dari lini High Pressure Acid Leaching (HPAL), di periode yang sama terjual 30.263 ton kandungan nikel, terdiri dari Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebesar 19.837 ton dan Nikel Sulfat (NiSo4) sebanyak 10.426 ton.
Direktur Keuangan Harita Nickel, Suparsin D. Liwan menyatakan, kondisi industri nikel saat ini membuat pelaku usaha memacu efisiensi operasi, tak terkecuali Harita Nickel.
"Perusahaan terus melanjutkan pengetatan biaya operasional untuk semua bisnis unit dan fokus pada upaya menjaga kesehatan keuangan Perusahaan secara jangka panjang," ujarnya.
Harita memulai konstruksi pabrik yang memproduksi kapur tohor atau quicklime, bahan pendukung proses HPAL dan akan meningkatkan efisiensi biaya bahan baku pendukung.
Perusahaan juga merampungkan audit standar pertambangan internasional Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) dan akan menjadi yang pertama di Asia untuk perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi dan telah menyelesaikan Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) dari Responsible Minerals Initiatives (RMI).
Direktur Keberlanjutan Harita Nickel Lim Sian Choo menambahkan, perusahaan melakukan peningkatan penggunaan energi berkelanjutan sebesar 29,8 persen dibandingkan tahun 2023.
Diantaranya melalui penanaman 2.025 bibit bakau di Pulau Obi dan 1.750 bibit di Kayoa, Halmahera Selatan, bekerja sama dengan pemerintah setempat di 2024.