Jensen Huang: Chip AI China Akan Saingi Nvidia, Huawei Perusahaan Terkuat
kumparanTECH May 03, 2025 02:00 AM
CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan AS dan China kini bersaing ketat dalam perlombaan teknologi chip AI dunia. Dia mengatakan kepada wartawan di Gedung Capitol, Washington DC, AS, Rabu (30/4) bahwa "China tidak tertinggal" dalam hal ini.
Ketika ditanya lebih lanjut oleh wartawan, apakah China lebih unggul dari AS? Jensen menjelaskan, "China tepat di belakang kita. Kita sudah sangat, sangat dekat."
“Ingatlah bahwa ini adalah perlombaan jangka panjang dan tak terbatas,” lanjutnya, mengutip Business Insider.
Jensen juga memperingatkan bahwa perusahaan telekomunikasi China, Huawei, kini dalam proses untuk menjadi produsen chip AI. Huawei kelak menjadi pesaing utama bagi Nvidia dan perusahaan chip AS.
Huawei, yang sudah lama masuk daftar hitam perdagangan AS, kini dilaporkan tengah mengembangkan chip AI miliknya sendiri untuk perusahaan dan startup AI China. Huawei berupaya menjawab kebutuhan pasar domestik China atas kurangnya pasokan chip AI untuk menjalankan komputasi dengan sumber daya sangat besar.
"Mereka luar biasa dalam komputasi dan teknologi jaringan, semua kemampuan penting ini untuk memajukan AI. Mereka telah membuat kemajuan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir," lanjut Jensen.
Untuk membangun industri semikonduktor, pemerintah China juga agresif menarik balik putra-putri terbaik bangsa yang berada di AS dan negara lain, untuk mengabdi di kampus-kampus terkemuka China, guna memperkuat studi tentang teknologi semikonduktor dan ilmu pengetahuan lain.
Agar AS tetap unggul dalam persaingan itu, Jensen mendesak pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mempertimbangkan kebijakan yang tidak hanya mempercepat produksi chip di AS, tetapi juga mendukung penyebaran chip buatan Amerika tersebut ke seluruh dunia.
Pembatasan penjualan chip AS ke China dan negara lain, menurutnya, justru mengancam kepemimpinan teknologi AS. Jensen kembali meminta pemerintah AS untuk fokus pada kebijakan AI yang mempercepat pengembangan teknologi. "Ini adalah industri yang harus kita perjuangkan,” katanya.
Nvidia telah menjadi perusahaan penting dunia, karena chip AI mereka sangat diandalkan oleh data center dalam menggerakkan sebagian besar aplikasi AI canggih terkini. Perusahaan tersebut menghadapi pengawasan ketat oleh AS, termasuk tarif dan peraturan pada era Presiden Joe Biden yang telah membatasi pengiriman chip AI tercanggihnya ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk China.
Pemerintahan Presiden Donald Trump bulan ini membatasi pengiriman chip H20 Nvidia ke China tanpa lisensi. Teknologi tersebut, yang terkait dengan chip Hopper yang digunakan di seluruh dunia, dikembangkan untuk mematuhi pembatasan ekspor AS sebelumnya. Nvidia mengatakan akan menanggung kerugian sebesar $5,5 miliar atas pembatasan tersebut.
Presiden Trump pada hari Rabu menyebut Huang sebagai “sahabat saya Jensen,” memuji pengumuman terbaru perusahaan tersebut yang berencana membangun infrastruktur AI senilai $500 miliar di AS selama lima tahun ke depan.
Jensen mengatakan, ia yakin Nvidia akan mampu memproduksi perangkat kecerdasan buatannya di AS. Perusahaan tersebut mengatakan awal bulan ini bahwa mereka akan merakit server AI dengan mitra manufakturnya Foxconn (Hon Hai Technology Group asal Taiwan) di dekat Houston.
“Dengan tekad dan sumber daya negara kita, saya yakin kita bisa memproduksi di dalam negeri,” kata Jensen.
Jensen diketahui melakukan kunjungan ke Beijing pada 17 April 2025 di tengah situasi perang dagang yang panas antara AS dan China. Dia bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, juga pendiri startup AI DeepSeek, Liang Wenfeng. Jensen menyatakan harapan agar Nvidia dapat terus bekerjasama dengan perusahaan China.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.