Catatan Setelah Mencoba Motor Listrik Maka Cavalry
kumparanOTO May 04, 2025 07:20 AM
Salah satu nilai jual motor listrik Maka Cavalry yang selalu digaungkan adalah kemampuan jarak tempuh lebih dari 100 kilometer dengan periode sekali isi daya. Klaim pabrikan, bahkan mampu menembus hingga 160 kilometer.
Menarik bukan? Untuk itu saya mencobanya langsung selama beberapa minggu guna melihat hasil aktualnya dengan pengujian skenario penggunaan harian. Namun sebelum itu, mari bahas detail lainnya sebelum berkendara.

Desain Maka Cavalry

Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Mudah untuk menyukai tampang Maka Cavalry ini, pakemnya seolah mengacu pada motor skutik kelas 150 cc ke atas yang paling sering terlihat di jalanan Indonesia. Pun dengan dimensi, punya panjang 1.922 mm, lebar 731 mm, dan tinggi 1.173 mm.
Sepasang lampu utama dengan proyektor BI-LED di dalamnya plus Day-time Running Light menambah kesan garang. Di atasnya terdapat wind shield yang ukurannya cukup untuk menghalau angin dari depan.
Beranjak ke samping, terdapat dek kaki pengendara yang dipisahkan oleh dinding, tempat baterai Lithium Ferro Phosphate berkapasitas 4 kWh bersemayam. Masih cukup nyaman untuk ukuran sepatu hingga 43.
Buritan tak kalah menarik, Maka membuatnya simpel tetapi tetap atraktif. Lampu belakang didesain pipih, fungsi menyala rem dan penanda belok dibuat menyatu. Pancaran cahaya yang dihasilkan pun terang berkat penggunaan LED.
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Saya sendiri sangat menyukai warna unit yang dipinjam ini yaitu Desert Beige, tekstur matte yang ditampilkan sangat serasi dengan bentuk keseluruhan Cavalry. Masih dipadukan dengan aksen hitam dan silver pada beberapa bagian bodinya.
Maka Cavalry, menurut saya, berhasil menciptakan motor listrik dengan proporsi serupa dengan skutik konvensional. Tidak hanya bodi, melainkan juga bagian kaki-kaki dengan ukuran ban depan 110/80 dan belakang 110/70 dipasangkan velg 14-inci.
Sampai sini mungkin Anda familiar dengan profil tersebut serupa dengan skuter Maxi pabrikan Jepang. Hasilnya membuat Cavalry lebih berisi dan proper, tak seperti motor listrik generik asal China pada umumnya yang kesannya jomplang.

Ergonomi dan rasa berkendara

Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Maka Cavalry memiliki bobot 132,6 kilogram, terbilang ringan untuk sebuah motor listrik. Tinggi jok 770 milimeter membuat saya yang punya postur 173 cm tidak memiliki isu perihal posisi duduk, kaki yang panjang juga dapat menapak sempurna di atas tanah.
Posisi kemudi juga baik, tidak terlalu dekat dengan badan. Lengan saya masih bisa membentuk sudut pas, menghasilkan rasa berkendara yang nyaman dan tidak cepat lelah. Ground clearance 140 mm menawarkan posisi duduk tinggi serta tak mudah gasruk.
Jok juga menjadi bagian lainnya yang bisa jadi keunggulan dari Maka Cavalry ini. Bentuknya cukup untuk menyangga bokong dengan nyaman, selain itu tebal dan karakteristiknya yang cukup empuk tidak membuat saya mudah pegal berlama-lama di atasnya.
Slogan motor paling enak rasanya boleh jadi tak mengada-ada. Kombinasi profil ban, yang bawaannya juga sudah menggunakan merek Maxxis, dengan suspensi teleskopik di depan dan dual adjustable shockbreaker di belakang patut diacungi jempol.
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Jarak main kaki-kakinya ini dapat melahap jenis kontur permukaan jalan, mulai dari aspal hingga berlubang dengan sangat baik. Berkendara sendiri maupun berboncengan tak jadi kendala, meredam berbagai tikungan pun dengan mudah 'dijabanin' si Cavalry ini.
Ini tentu menambah keasyikan tersendiri saat menjajal Maka Cavalry yang mungkin tidak dijumpai pada motor bensin konvensional lainnya. Racikan suspensi tadi kemudian dipadu dengan senyap dan minim getaran dari motor listrik penggeraknya yang tak tertandingi.
Sistem penghenti laju dikawal oleh dua piringan cakram untuk roda depan dan belakang. Masing-masing dibekali kaliper satu piston dengan karakter tuas master rem yang empuk serta menggigit, hasilkan kemampuan deselerasi yang sigap.

Performa dan konsumsi daya

Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Nah, sampai kepada pembahasan performa dan konsumsi daya Maka Cavalry. Kalau mengintip laman resmi atau brosur penjualan, tunggangan ini menjanjikan daya jelajah cukup fantastis yakni 160 kilometer sekali pengisian daya listrik.
Namun perlu dicatat, raihan tersebut sudah pasti pengujian internal perusahaan dan menggunakan metode tertentu. Ya, Maka Cavalry ini punya fitur pilihan dua modus berkendara yakni Hi-Torque dan Hi-Regen.
Jarak tempuh yang ditulis tadi merupakan klaim hasil berkendara selama menggunakan modus Hi-Regen (HR). Artinya respons bukaan tuas akselerator dibuat lebih lambat agar daya listrik dari baterai tidak langsung terkuras banyak.
Modus ini memaksimalkan momen deselerasi saat motor dalam keadaan melambat karena pengereman atau ketika meluncur saat tuas akselerator sedang tidak dipuntir dalam kecepatan tinggi. Karakter ini cocok ketika Cavalry sedang terjebak pada lalu lintas kemacetan.
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Tetapi dalam penggunaan harian ala saya, justru lebih sering menggunakan modus Hi-Torque (HT) yang memberikan sensasi layaknya menggeber motor bensin konvensional. Akselerasi instan dan sesekali mencapai kecepatan 100 km/jam sangat mudah dilakukan.
Makanya, ketika baterai motor dalam keadaan 100 persen, estimasi jarak tempuh yang bisa diarungi tergantung dari pemilihan modus berkendara. Tombolnya ada di sebelah kanan kemudi dengan simbol HT untuk estimasi 140 kilometer dan HR maksimal 160 kilometer.
Tentunya itu tidak serta merta didapatkan saat mengendarai Maka Cavalry secara langsung. Karena sudah pasti Anda tidak akan membawa motor listrik di jalan raya hingga daya baterainya sekarat atau sampai mati total.
Saya iseng mencoba seharian Maka Cavalry untuk membuktikan bahwa motor ini mudah diajak jalan-jalan, setidaknya hingga 100 kilometer saja. Menerapkan gaya berkendara biasa dan sewajarnya, Cavalry dengan mudah mencapai jarak tersebut.
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Selama rata-rata konsumsi daya pada Multi Information Display (MID) menunjukkan angka di bawah 35 Wh/km, yang mana tidak sulit juga mengingat tenaga 12 hp dan torsi 251 Nm sudah bisa didapatkan dari akselerasi awal.
Figur tenaga tersebut juga secara tak langsung membuat saya sangat jarang membejek tuas akselerator hingga setengah atau sampai mentok. Cukup puntir agak dalam di awal, motor melaju cepat dan setelahnya lepas untuk menahan bukaan daya yang sangat sedikit.
Dibanding motor listrik kebanyakan, estimasi jarak tempuh tersisa pada MID Cavalry ini tidak sepenuhnya baku mengikuti sisa daya baterai. Hasil pengamatan saya, akumulai setiap satu persen daya baterai rata-rata setara dengan jarak satu kilometer.
Tetapi tidak selamanya begitu, semua lagi-lagi tergantung dari cara Anda berkendara. Contohnya, saat baterai tersisa 73 persen, estimasi jarak tempuhnya masih mampu menjangkau 93 persen. Ada lagi, ketika baterai tersisa 14 persen, hanya setara kira-kira 17 kilometer.
Tetapi justru saat baterai 18 persen, bisa menjanjikan jarak jangkauan hingga 25 kilometer. Semua angka-angka itu didapat dari gaya berkendara saya secara realtime, jadi tidak baku apa yang tertulis pada layar MID.

Kepraktisan

Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Motor skutik bongsor erat kaitannya dengan aspek kepraktisan. Sama halnya dengan Maka Cavalry yang punya banyak ruang penyimpanan, utamanya di bawah jok dengan luas 20 liter. Saya rasa, bagasinya ini merupakan yang paling fleksibel di antara motor listrik lain.
Sebab, ada semacam ruang rahasia yang dapat menampung barang lebih panjang. Karena desain dinding dek tengah yang diapit oleh pijakan kaki pengendara dan penyematan baterai di bawahnya, menyisakan ruang lebih yang dimanfaatkan sebagai bagasi tambahan.
Apa saja barang dapat masuk ke dalamnya? Jas hujan model dua potong untuk jaket dan celana, portable home charger yang kerap saya bawa-bawa, sarung tangan, sandal, bahkan sampai dua jaket tambahan masih muat di dalamnya.
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Tetapi sayangnya, bagasi Cavalry ini tidak ramah semua ukuran helm, hanya cangkang yang mungil dapat tersimpan di dalamnya. Ini mungkin dikarenakan bukaan mulut bagasi yang tidak cukup membentang lebar.
Bagian dasbor terdapat kompartemen dengan laci penutup, di dalamnya cukup untuk menyimpan sebuah gawai dan dompet. Terdapat pula dermaga pengisian daya dengan dua jenis port Type-A dan Type C, lengkap lampu iluminasi untuk memudahkan saat gelap.
Bagian pinggir tutupnya terdapat celah untuk kabel dari dalam laci agar dapat dikeluarkan, seandainya pemilik menambah aksesori phone holder pada kemudi yang sudah ada semacam dudukan untuk menaruh ponsel pintar.

Kesimpulan

Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Masuk pada kesimpulan ulasan saya soal Maka Cavalry, motor listrik ini terbukti dapat mengakomodir penggunaan mobilitas harian. Untuk kasus saya pengujian skenario berangkat-pulang kantor dengan total jarak tempuh lebih dari 60 kilometer per hari.
Jika penggunaanya hanya dalam radius kurang dari 30 kilometer jauh lebih irit lagi, pengalaman saya betarai Maka Cavalry dapat bertahan 4 hingga 5 hari sampai daya di bawah 10 persen. Pengecasan bisa dilakukan di rumah dengan rata-rata durasi 6-7 jam hingga penuh.
Enaknya, Maka bakal menyediakan fast charging station di seluruh jaringan dilernya. Saya sudah mencobanya langsung di cabang Radio Dalam, Jakarta dari kondisi baterai menyisakan 14 persen hanya butuh 1 jam 30 menit untuk menjadikannya kembali 100 persen.
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Motor listrik Maka Cavalry. Foto: Sena Pratama/kumparan
Soal kemampuan menanjak hingga kemiringan 30 derajat yang diklaim Maka, saya tidak banyak menjumpai tanjakan dengan profil seperti itu. Cavalry bisa dengan mudah menanjak dalam kondisi berkendara sendiri hingga boncengan.
Memang tetap ada catatan, ada sesekali momen Cavalry tidak bisa langsung menanjak saat sengaja diam di permukaan jalan sangat miring dan posisi terisi dua orang. Namun, selebihnya rintangan tersebut dapat dilalui dengan aman.
Selain warna 'tanah', Maka Cavalry tersedia dengan kelir yang tak kalah ciamik lainnya. Sebut saja Victory Red, Armor Grey, Ocean Blue, Stallion Black, dan Royal White yang semuanya dijual dengan harga Rp 35.850.000 on the road (OTR) Jadetabek.
Pros
Cons
***
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.