Sosok Hendropriyono: Wajarkan Usulan Pemakzulan Gibran oleh Purnawirawan TNI, Bela Hercules
GH News May 04, 2025 07:04 PM

Sosok A.M. Hendropriyono mencuat setelah ikut berpendapat tentang usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka oleh purnawirawan TNI.

Hendropriyono mengganggap wajar usulan tersebut.

Jenderal purnawirawan yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini pun memaklumi adanya usulan sebagai kebebasan dalam berbicara.

Apalagi menurutnya, usulan tersebut dilayangkan oleh para purnawirawan TNI yang tergabung dalam sebuah forum.

Bagi ayah mertua Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa itu, menilai ucapan purnawirawan sudah terukur dan tidak akan keluar dari bingkai ideologi Pancasila serta UUD 1945.

Lantas siapa Hendropriyono?

Ayah Wamen LHK, Mertua Eks Panglima TNI

Hendropriyono adalah ayahanda Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Diaz Hendropriyono.

Diaz adalah anak ketiga dan memiliki dua kakak.

Salah satunya atau yang yang tertua adalah Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati alias Hetty Perkasa.

Hetty merupakan  istri mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa.

Adapun nama lengkapnya Hendropriyono adalah Abdullah Mahmud Hendropriyono atau sering disebut A.M. Hendropriyono adalah seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia yang berpangkat Jenderal TNI Purnawirawan.

Hendropriyono adalah Kepala BIN pertama, ia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "profesor di bidang ilmu filsafat intelijen" pertama di dunia.

Belakangan ia turut menanggapi usulan ratusan purnawirawan TNI yang meminta Gibran diganti melalui ketetapan MPR.

Menurut Hendropriyono, para purnawirawan TNI tersebut memiliki hak untuk menyuarakan aspirasinya.​

"Katanya negeri bebas? Jadi, mereka menyampaikan aspirasinya boleh dong? Soal itu benar atau tidaknya, itu kan terserah masyarakat, bangsa Indonesia. Boleh saja sampaikan aspirasi," ujar Hendropriyono usai menghadiri peluncuran dan bedah buku autobiografi karya mantan Wakasad Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri berjudul Hingga Salvo Terakhir di Hotel Borobudur Jakarta pada Sabtu (26/4/2025).​

Baginya, usulan tersebut sahsah saja.

"Enggak apaapa. Menurut saya itu sahsah saja. Kan kita harus bebas berekspresi, berbicara. Apalagi kalau purnawirawan yang berbicara mestinya itu kan sudah terukur, jadi tidak akan keluar dari bingkai ideologi, dari Pancasila, dari UUD 45."​

Hendropriyono juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas nasional dan disiplin sosial.

"Yang penting kalau harapan saya selalu kita menjaga stabilitas nasional. Itu saja, dan disiplin sosial tetap harus ditegakkan," papar dia.

Minta Jangan Hujat Hercules

Selain menanggapi perihal usulan purnawirawan TNI meminta pemakzulan Gibran, Hendropriyono mencoba menengahi perseteruan yang terjadi antara Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Hercules dan sejumlah purnawirawan TNI.

Menurutnya, kedua belah pihak seharusnya dapat saling introspeksi diri, termasuk juga masyarakat.

Hercules sepatutnya mendengarkan masukan dari para purnawirawan TNI.

Sementara itu, purnawirawan TNI dan masyarakat akan lebih baik untuk tidak membalas makian Hercules.

Pasalnya, yang terjadi sekarang publik justru melakukan bullying terhadap Hercules.

"Dia (Hercules) jadi kayak begini (disebut seperti seorang preman) kan akibat dari kita, kondisi masyarakat kita secara sosial ekonomi, akhlak kejiwaan, rasa kebangsaan, rasa profesionalisme kita membentuk dia."

"Kok, jadi seperti ini. Di mana salahnya? Ini lah yang harus kita pikirkan untuk memperbaiki dan rasanya dia itu patut merubah organisasinya menjadi bagaimana yang diharapkan oleh para purnawirawan semua dan rakyat," kata Hendropriyono pada Sabtu (4/5/2025) dilansir Tribun Jakarta.

Hercules barubaru ini menjadi "lumbung hujatan" publik yang geram lantaran tingkahnya seperti seorang preman.

Hendropriyono menjelaskan Hercules juga seorang anak bangsa yang memiliki jasa bagi Indonesia.

"Hercules seperti halnya juga setiap orang Indonesia adalah anak bangsa kita, dia dulu juga sebagai TBO (Tenaga Bantuan Operasi), kemudian partisan, itu ikut bahumembahu bersama kita melaksanakan tugas negara."

"Waktu itu di Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste," ujar Hendropriyono.

Saat konflik itu terjadi, Timor Leste melepaskan diri dari Indonesia, banyak orang yang pindah ke sana berganti kewarganegaraan, tetapi Hercules tetap setia kepada Republik Indonesia.

"Dalam kebersamaannya dengan kita di medan pertempuran, itu tercatat banyak juga jasa dia yang sampai kakinya buntung, dia kan orang berkaki buntung satu, tangannya juga satu, matanya juga satu," kata Hendropriyono.

Menurut Hendropriyono, jika publik mengolokoloknya, itu sama saja membunuhnya secara perdata. 

"Kalau terus kita ramairamai menghujat, semuanya langsung ikut pro dan kontra pada ngebully itu kan namanya membunuh secara perdata," ujar Hendropriyono.

Duduk Perkara Polemik Hercules

Sebelumnya, purnawirawan Jenderal TNI Bintang Tiga yang juga mantan Gubernur Jakarta (19972007), Sutiyoso, mengemukakan pendapatnya tentang dukungan revisi UndangUndang Organisasi Masyarakat (UU Ormas) yang wacananya digulirkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Menurutnya, UU Ormas itu diperlukan sebab belakangan ormas berlaku bak preman.

Pendapat itu disampaikan setelah ia berulang kali bersinggungan dengan para ormas.

Tak hanya itu, Sutiyoso juga meminta agar pemerintah mengevaluasi pakaian ormas bertopi baret merah yang menurutnya kurang pas.

Saat menanggapi hal itu, Hercules naik pitam. Ia mengamuk hingga menghina Sutiyoso bau tanah.

Pernyataan ini pun viral, hingga Hercules mendapatkan banyak hujatan.

Ia bahkan disentil mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Hercules dianggap tidak sopan dan tidak tahu bagaimana cara menghargai orang, terutama kepada seorang purnawirawan Jenderal TNI Bintang Tiga.

Gatot Nurmantyo pun mengatakan bahwa Hercules memang seperti preman yang tidak bisa mengendalikan dirinya dengan baik di hadapan orang.

Hercules akhirnya mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada Sutiyoso dan keluarganya secara terbuka.

"Minta maaf sebesarbesarnya pada Pak Sutiyoso, kepada anak cucu dan keluarga semua," ungkap Hercules Kamis (1/5/2025) dikutip dari YouTube GRIB Tv.

Hercules kembali menegaskan dirinya mengaku salah terhadap mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Ia mengaku sangat hormat kepada Sutiyoso atas perjuanganperjuangannya untuk Indonesia.

"Karena Pak Sutiyoso dari Komando Pasukan Khusus Baret Merah, saya sangat hormat dan kagum dengan beliau."

"Atas kesalahan saya kemarin saya mengucap itu, saya minta maaf sebesarbesarnya. Sampai ke anak cucu saya minta maaf," jelas Hercules.

Namun, polemik ini berlanjut meski telah ada permintaan maaf Hercules kepada Sutiyoso.

Hercules kini justru memberikan peringatan keras kepada Gatot Nurmantyo.

Gatot Nurmantyo diminta tak cawecawe dalam permasalahan Hercules dengan Sutiyoso.

"Aku gak salah dengan Pak Gatot lo. Sampai bicara aku premanisme, (aku) kurang ajar, aku salah apa Pak Gatot?"

"Tapi Gatot, Saudara Gatot Nurmantyo, saya tidak takut dengan Anda. Saya tidak menghargai Anda," kata Hercules, dilansir YouTube GRIB TV pada Jumat.

Menurut Hercules, Gatot Nurmantyo berlebihan menggambarkan dirinya sebagai sosok preman bengis.

Hercules merasa heran sebab ia sebelumnya tidak pernah bermasalah dengan Gatot Nurmantyo.

Namun, sang mantan Panglima TNI itu begitu geram terhadap dirinya.

"Jadi kenapa kok Anda bisa begitu terhadap saya? Bengis banget gitu lho, aku salah apa?"

"Pak Gatot yang aku hormati dan aku muliakan, mantan Panglima TNI saya sedih lho, Anda bisa luar biasa geram kayak saya punya kesalahan. Aku juga manusia biasa, di sini memperbaiki diri menjadi baik," tanya Hercules.

Hercules berharap Gatot Nurmantyo bisa mengoreksi pernyataannya, begitu juga ia yang mengoreksi perkataannya kepada Sutiyoso.

"Jika memaafkan kita saling memaafkan," ucap Hercules.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Mantan Kepala BIN Pasang Badan Bela Hercules, Sebut Punya Jasa Saat Perang: Dia Anak Bangsa Kita

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.