Akhir Tragis Dwi Hastuti, Hilang seusai Antar Anak Sekolah, Ternyata Dibunuh dan Dicor di Wonogiri
Facundo Chrysnha Pradipha May 05, 2025 12:37 PM

TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita warga Batureno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng) bernama Dwi Hastuti (48) tewas di tangan kekasihnya, Joko Nur Setyawan (34).

Jasad korban ditemukan terkubur dalam liang yang dicor beton di pekarangan rumah orang tua pelaku di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri pada Kamis (1/5/2025) dini hari.

Korban Dwi sempat dilaporkan menghilang sejak 11 Februari 2025.

Sebelum hilang, Dwi diketahui sempat mengantarkan anak laki-lakinya yang duduk di bangku kelas 1 SMP ke sekolah.

Korban diketahui merupakan seorang janda yang memiliki dua orang anak.

"Tidak ada yang dipamiti, karena paginya masih sempat ngantar sekolah putranya yang masih SMP kelas 1," kata Yunianto, kakak korban, dikutip dari YouTube KOMPASTV.

Keluarga Dwi kemudian melapor ke polisi, hingga kemudian korban ditemukan telah tewas.

Yunianto lantas berharap pelaku yang menghabisi nyawa adiknya itu dapat menerima hukuman yang setimpal.

"Tersangka diadili dengan seadil-adilnya," ucap Yunianto.

"Untuk ke depannya atau selanjutnya itu kebijakan dari kepolisian. Saya yakin kepolisian bisa mengungkap sebersih-bersihnya dan seadil-adilnya," sambungnya.

Motif Pelaku

Pelaku Joko mengaku alasannya membunuh Dwi yakni karena tak bisa menyanggupi permintaan korban yang mengajaknya menikah.

Selain itu, pelaku memiliki utang Rp15 juta kepada korban.

"Motifnya dia itu ngejar saya ingin dinikahi, saya tidak mau karena saya sudah punya anak istri. Motif lain saya punya pinjaman Rp 15 juta," ujar Joko, Jumat (2/5/2025), dilansir TribunSolo.com.

Joko juga mengungkapkan detik-detik ia membunuh korban dengan cara mencekiknya pada 11 Februari 2025 lalu.

Setelah korban meninggal, pelaku menguburkan jasad Dwi di pekarangan belakang rumah ayahnya di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor.

Dalam pengakuannya, pelaku membunuh hingga mengubur korban seorang diri.

"Saya cekik dari belakang. Setelah (korban meninggal) dikubur di belakang rumah, saya kubur dengan tanah, saya cor biar tidak bau. Tidak ada yang membantu, saya sendiri," ungkap Joko.

Kronologi

Kasatreskrim Polres Wonogiri Iptu Agung Sadewo menjelaskan bahwa korban terakhir terlihat oleh keluarganya pada 11 Februari 2025.

Pada hari yang sama, korban dibunuh oleh pelaku di rumah orang tua pelaku.

"Tersangka dengan korban datang ke rumah orang tuanya untuk membicarakan masalah (korban) yang meminta kawin," ungkap Agung.

"Di sana terjadi cek-cok, pengakuan tersangka setelah cek-cok kemudian tersangka khilaf. Kemudian mencekik, dan membekap korban, lalu korban jatuh dengan kepala korban membentur pondasi dibelakang rumah tersebut," lanjutnya.

Agung menyebutkan bahwa saat membunuh korban, kondisi rumah dalam keadaan kosong.

Saat itu, ayah pelaku sedang pergi, sedangkan ibu pelaku juga sedang tidak berada di rumah.

Kini pihak kepolisian masih mendalami adakah motif pembunuhan berencana dalam kasus tersebut.

"Untuk sementara, dari pengakuan tersangka dilakukan spontanitas karena khilaf setelah korban meminta dinikahi," tuturnya.

Selain itu, polisi juga masih mendalami motif lain yang melatarbelakangi aksi pembunuhan ini. Pasalnya, mobil korban sempat digadaikan.

"(Mobil milik korban) Digadaikan betul, tapi pendorongnya adakah ada soal itu, kami masih belum menemukan terkait dorongan alasan itu untuk motif pembunuhan. Mobil juga sudah kita amankan. Digadaikan ke seseorang, (nilainya) kami masih dalami," beber Agung.

Terancam 15 Tahun Penjara

Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo menambahkan bahwa pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.

"Kalau pembunuhan berencana, ternyata motif atau niat pembunuhan tiba-tiba saat pembicaraan waktu di rumah orang tua tersangka itu. Iya spontan, jadi kami masukan ke Pasal 338 dulu, ancaman maksimalnya 15 tahun," sebut Jarot.

(Nina Yuniar) (TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.