Jakarta (ANTARA) - Sebuah pesawat melintas di langit kala Dian Adi Saputra tengah menjaga ibunya yang terbaring di rumah sakit, ia membatin karena ingin sekali terbang naik pesawat.
Berasal dari keluarga prasejahtera, naik pesawat merupakan kemewahan bagi Dian. Ibunya seorang pedagang di pasar, sedangkan ayahnya bekerja serabutan. Tak sekadar naik pesawat, pemuda asal Tanjung Enim ini ingin pergi belajar mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.
Lulus SMA pada 2015, Dian ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, namun orang tuanya tak mampu membiayai.
Keterbatasan finansial tak menjadi penghalang bagi Dian untuk mengejar mimpinya. Dari temannya, ia mendapat informasi bahwa PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memiliki Program Bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Sekitar Bukit Asam (Bidiksiba).
Dian lantas datang ke acara sosialisasi Bidiksiba. Salah satu perguruan tinggi yang bekerja sama dengan PTBA dalam Program Bidiksiba adalah Politeknik Negeri Malang (Polinema). Dian pun membulatkan tekad untuk ikut seleksi Bidiksiba dan kuliah di Polinema.
Ia mendaftarkan diri di program studi D3 Manajemen Informatika. Setelah lulus seleksi, Dian langsung terbang naik pesawat ke Pulau Jawa untuk belajar di Polinema.
"Alhamdulillah saya mendapat beasiswa tersebut setelah melalui seleksi yang cukup ketat. Itu pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan," tuturnya.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Dian membuktikan bahwa ia tak kalah dari anak-anak daerah lain. Berbagai prestasi pun diraihnya selama kuliah di Polinema.
"Saya ingin mengembangkan diri saya karena saya peserta beasiswa. Beberapa prestasi yang saya dapatkan, di antaranya Duta Kampus Polinema selama berkuliah, Duta Batik Kota Malang, Duta Politik Kota Malang," ujar Dian.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Polinema, Dian kembali ke kampung halaman untuk menginspirasi anak-anak muda Tanjung Enim agar bersemangat dalam meraih mimpi dan prestasi. Kisah Dian adalah bukti nyata bahwa setiap orang punya kesempatan meraih mimpinya, tentunya dengan semangat dan ketekunan.
"Saya pulang ke Tanjung Enim dengan kondisi yang sangat saya syukuri. Pendidikan sangat penting untuk anak-anak. Saya bisa melihat adik-adik yang mungkin punya nasib dan mimpi yang sama dengan saya. Saya ingin mereka tidak patah semangat hanya karena terkendala biaya," tutupnya.
VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Dedy Saptaria Rosa mengatakan bahwa program Bidiksiba merupakan wujud komitmen PTBA dalam mendorong kemajuan masyarakat di sekitar wilayah operasi PTBA melalui bidang pendidikan. Sejalan dengan Asta Cita yang diusung pemerintah, yakni poin 4 terkait pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Melalui program Bidiksiba, kami membuka kesempatan kepada siswa-siswi dari keluarga prasejahtera untuk meraih pendidikan tinggi. Dengan begitu, kualitas SDM akan meningkat dan rantai kemiskinan bisa diputus. Kami berharap program ini memberikan dampak positif bagi masa depan para peserta dan masyarakat secara luas," kata Dedy.
Dengan Energi Tanpa Henti, PTBA menjalankan program Bidiksiba untuk memberikan kesempatan kepada lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat dari keluarga prasejahtera di sekitar perusahaan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi (Diploma Tiga atau D-III).