Kimiko, Gen Z Kota Bogor Raih Beasiswa di University of Toronto
Wahyu Aji May 05, 2025 07:31 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kimiko Kirana Rely Agusta, siswi kelas 12 SMA Madania Bogor, Jawa Barat, mendapatkan Beasiswa Garuda di University of Toronto, Kanada, jurusan Biochemistry (Biokimia).

Sejak pembukaan dibuka pada 21 April, Kimi langsung mempersiapkan berkas-berkas pendaftaran. Sejak penutupan pendaftaran beasiswa pada 23 April 2025, Kimi jadi lebih sering memeriksa email dan portal resmi University of Toronto. 

“Jadi selama lima hari itu aku jujur aku agak gak nggak tenang. Sebentar-bentar cek email, tapi lama-lama, ya sudah lah. Apapun yang Tuhan berikan itu jalan terbaiknya. Kalau keterima berarti aku pantas, tapi kalau belum ya sudah berarti aku harus banyak belajar lagi,” kata Kimi, Senin (5/5/2025).

Kimi kemudian mendapatkan berita bahagia pada 28 April bahwa dia diterima pada beasiswa yang mendapatkan program belajar dengan 100 persen akomodasi itu.

Kimi mengatakan bukan tanpa alasan memilih kuliah di University of Toronto. Menurutnya, universitas terbesar di Kanada itu sangat cocok menunjang studinya. Pertama adalah dukungan riset dari kampus.

"Jadi, kalau aku mau mengadakan independent research nanti di tahun ketiga atau tahun keempat, itu bisa banget. Bisa diajuin dananya,” papar pecinta buku itu.

Kedua adalah program internship atau magang sehingga ini membuka peluang kerja setelah lulus.

Dengan diterimanya Kimi di University of Toronto dalam Jurusan Biokimia, Kimi memiliki keinginan memperbaiki Kesehatan di Indonesia. Menurutnya, angka TBC yang masih tinggi merupakan sebuah hal yang harus segera diatasi.

“Menurutu, sekolah di luar negeri dengan fasilitas yang baik, aku bisa memberikan sesuatu nantinya untuk Indonesia. Terutama aku masih sedih dengan angka TBC yang masih tinggi di Indonesia,” terang gadis berusia 17 tahun itu.

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa dirinya memang tertarik pada dunia kesehatan, farmasi, sains.

“Aku tertarik banget bikin obat, gimana bikin vaksin. Aku tuh suka. Makanya pas denger, pas baca juga tentang University of Toronto tuh mengakomodasi ini. Aku bilang, I think this is it. This is the school that I’m going to. It’s in my top list, University of Toronto,” tegasnya.

Tidak ikut les

Kimi mengaku bukan lah anak yang mendapat les setelah sekolah. Menurutnya, peran orangtua dalam mendidik sanglah penting. Mulai dari kedisiplinan, pengulangan pelajaran yang telah diterima di sekolah, hingga melatih bahasa.

Sejak kecil, Kimi memang sudah dilatih berbicara Bahasa Inggris. Saat Kimi duduk di bangku kelas 1 SMA, Kimi pernah terpilih menjadi perwakilan dari Indonesia untuk belajar Bahasa Jerman secara langsung di negaranya selama satu bulan penuh. 

Itu adalah satu-satunya les yang pernah dia emban adalah kursus Bahasa Jerman tersebut.

“Aku lulus Certificate Bahasa A2 pas aku di Jerman itu. Dan aku bisa langsung naik ke B1. Di situ aku mulai les intensif 3 kali seminggu. Level B1 sampai aku terakhir C1,” jelas Kimi.

Pesan untuk Gen Z

Kimiko yang merupakan Generasi Z sepertinya sudah membuktikan bahwa dirinya bisa merubah Paradigma malas gerak, apatis, mudah terbawa arus, ingin serba instan dan mental stroberi (Indah dilihat namun rapuh). Kimi tidak ingin maju sendirian. Dia ingin mengajak sesama Gen Z untuk sukses bersama.

Poin pertama kata Kimi adalah Disiplin. Sebagai manusia yang tidak selamanya bergantung pada orangtua, belajar disiplin sejak dini dapat merubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik.

Poin kedua lanjut Kimi, Gen Z harus berani mengorbankan sesuatu yang tidak terlalu penting dan membuang waktu.

“Mungkin aku juga banyak mengorbankan waktu untuk bersenang-senang di luar, mengurangi waktu hangout dengan teman, mengorbankan main-main dan bahkan itu bisa menghindari kita dari bergosip lho,” jelas Kimi.

Selanjutnya, poin ketiga, Kimi mengajak Gen Z untuk tidak mengabaikan kesempatan yang ada. Karena menurutnya, kesempatan baik yang sama tidak akan datang dua kali.

“Ayo Gen Z jika ada kesempatan belajar di luar negeri, ambil. Jangan tunggu lagi. Karena banyak jalan menuju Roma,” paparnya.

Dia melanjutkan, kesempatan apapun dalam hal positif sudah wajib diikuti. Menurutnya, memanfaatkan teknologi dan informasi adalah kuncinya.

“Kita bisa mulai dari kesempatan untuk ikut di organisasi-organisasi seperti OSIS atau komunitas sosial mungkin. Dan juga, tes kemampuan kamu untuk ikuti lomba-lomba. Karena walaupun tidak juara dalam lomba, kita bisa mengetahui di mana letak kemampuan kita,” katanya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.