TRIBUN-MEDAN.COM, LANGKAT-Tindakan cepat dan tegas ditunjukkan oleh Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo SH, SIK, MSi, dalam merespons keresahan para sopir lintas Aceh–Medan yang menjadi korban pungutan liar (pungli).
Bertindak atas laporan masyarakat, jajaran Polsek Tanjung Pura berhasil mengamankan seorang pelaku pungli yang kerap meresahkan sopir truk di jalur perlintasan rel kereta api, Desa Paya Prupuk, Langkat.
“Negara tidak boleh takut dan tunduk terhadap premanisme. Namun di balik tindakan tegas, ada ruang untuk pembinaan,” tegas Kapolres Langkat dalam keterangannya, Senin (5/5/2025).
Keresahan para sopir bukan lagi soal kemacetan atau cuaca buruk.
Kali ini, suara mereka menggema karena ulah segelintir oknum yang memanfaatkan jalan umum sebagai ladang pungutan ilegal.
Namun kini, suara itu berganti menjadi ucapan terima kasih.
Dalam operasi yang digelar pada Jumat dini hari, 2 Mei 2025, petugas berhasil mengamankan satu orang pria bernama Jepri (33), warga Desa Paya Prupuk.
Barang bukti berupa uang hasil pungli dan senter turut disita.
Pelaku mengakui perbuatannya di hadapan petugas, sopir, dan keluarga yang turut hadir dalam proses pembinaan terbuka.
“Saya meminta maaf kepada sopir dan Kapolres. Saya pungli dari Aceh ke Medan, dari Medan ke Aceh. Saya minta maaf sebesar-besarnya. Saya bersalah,” ujar Jepri dengan nada penuh penyesalan.
Proses pembinaan dilakukan secara terbuka dan penuh rasa keadilan restoratif.
Para sopir menyaksikan langsung.
Surat pernyataan ditandatangani, video testimoni dibuat, dan komitmen bersama dibangun agar hal serupa tak terulang.
“Kami para sopir mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolres Langkat yang telah bergerak cepat. Semoga jalan ini kembali aman bagi kami semua,” ujar salah satu sopir yang turut hadir.
Langkah cepat ini merupakan bagian dari komitmen Polres Langkat dalam menciptakan suasana aman dan kondusif bagi seluruh pengguna jalan.
Kapolres menegaskan, Langkat harus menjadi rumah yang aman bagi siapa saja yang bekerja dengan jujur.
Tindakan ini tidak hanya memulihkan rasa aman, tetapi juga membuktikan bahwa negara hadir dan tidak tunduk pada premanisme.
Sekaligus memberi ruang edukasi dan pembinaan bagi mereka yang masih bisa diarahkan menuju perubahan.(Jun-tribun-medan.com).