Jumlah Wisatawan ke Rote Ndao NTT Melonjak, SDM Lokal Perlu Diperkuat Pelatihan Hospitality
Acos Abdul Qodir May 06, 2025 02:31 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, mencatat lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menegaskan posisi wilayah paling selatan Indonesia ini sebagai destinasi pariwisata unggulan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 hanya terdapat 96 wisatawan mancanegara dan 3.510 wisatawan domestik yang mengunjungi Rote. Dan angka tersebut melonjak tajam pada 2023 menjadi 6.080 turis asing dan 10.135 wisatawan lokal.

Pertumbuhan ini menjadi sinyal kuat atas meningkatnya daya tarik pariwisata Rote Ndao di mata dunia.

Sayangnya, kemajuan tersebut belum dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusia lokal dalam menyediakan layanan pariwisata yang profesional. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa potensi besar Rote Ndao bisa terhambat oleh kurangnya kompetensi di sektor hospitality atau keramahtamahan. 

“Dunia hospitality menuntut kompetensi yang tidak bisa dibangun dalam semalam—meliputi penguasaan bahasa asing, etika pelayanan, hingga pengetahuan budaya dan lingkungan lokal,” kata Direktur Program Rote Hospitality Academy, Nora Bawazier, dalam keterangannya, Senin (5/5/2025).

Untuk menjawab tantangan ini, Rote Hospitality Academy meluncurkan program pelatihan gratis yang dirancang khusus bagi pemuda-pemudi lokal agar mampu berkontribusi langsung dalam industri perhotelan dan pariwisata.

“Kaum muda di NTT perlu dipersiapkan bukan hanya sebagai tenaga kerja, tapi juga sebagai wajah utama daerahnya dalam menyambut wisatawan dari berbagai penjuru dunia,” katanya.

TELAGA NIRWANA - Telaga Nirwana, destinasi wisata di Desa Wisata Oeseli, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. 
TELAGA NIRWANA - Telaga Nirwana, destinasi wisata di Desa Wisata Oeseli, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.  (jadesta.kemenparekraf.go.id)

Ia menekankan bahwa pelayanan yang profesional dan ramah akan menjadi nilai tambah yang memperkuat citra Rote Ndao sebagai destinasi wisata yang tidak hanya memesona secara alamiah, tetapi juga nyaman dikunjungi.

Nora menjelaskan bahwa pelatihan yang disediakan meliputi berbagai aspek penting seperti bahasa Inggris, pengembangan karakter, serta pengenalan budaya dan alam lokal yang menjadi kekayaan utama daerah ini.

“Pelatihan semacam ini menjadi fondasi penting agar generasi muda tidak hanya menjadi penonton dari geliat pariwisata, tetapi aktor utama di dalamnya,” ujar Nora.

Ia juga menambahkan bahwa dampak dari pelatihan ini diharapkan menjangkau lebih luas, ketika peserta mulai membagikan ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh kepada keluarga dan komunitas sekitarnya. Efek domino ini diyakini mampu memperkuat ekosistem pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Salah satu contoh momentum pariwisata yang akan menguji kesiapan lokal adalah Festival Rote Malole yang dijadwalkan berlangsung pada 13–14 Agustus 2025. 

Ajang tahunan ini diproyeksikan menarik ribuan pengunjung, sekaligus menjadi etalase potensi budaya dan wisata daerah. Namun, keberhasilan festival ini dan event serupa di masa depan akan sangat bergantung pada kualitas SDM lokal.

Menurut Nora, kaum muda menjadi kunci utama agar sektor pariwisata Nusa Tenggara Timur, khususnya Rote Ndao, dapat terus tumbuh tanpa kehilangan identitas dan nilai kearifan lokal.

“Kaum muda Rote tidak lagi hanya menjadi penonton dalam geliat pariwisata daerahnya. Lewat pendidikan dan pelatihan, mereka siap mengambil peran sebagai pelaku utama,” kata Nora.

Dengan sinergi antara peningkatan kualitas SDM dan pengelolaan destinasi secara berkelanjutan, Rote Ndao berpotensi menjadi magnet wisata kelas dunia yang tidak hanya memikat karena alamnya, tetapi juga karena keramahtamahan warganya.

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.