TRIBUNNEWS.COM - Nama Sean "Diddy" Combs kembali menjadi sorotan, bukan karena prestasi di dunia musik, melainkan karena kasus hukum yang mengejutkan publik.
Mantan raja hip-hop Amerika ini juga dikenal dengan nama P Diddy.
Ia kini menghadapi dakwaan berat dalam kasus perdagangan seks yang menyeretnya ke pengadilan federal di Manhattan, Amerika Serikat.
Jaksa menuduh Combs menjalankan jaringan kriminal yang melibatkan pemaksaan, kekerasan seksual, hingga penyalahgunaan kekuasaan dalam bisnis hiburan yang ia pimpin.
Combs membantah semua tuduhan dan menyatakan dirinya tidak bersalah.
Kasus ini menjadi perhatian luas karena menyangkut figur besar dalam industri hiburan serta dugaan pelanggaran serius yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Berikut sembilan fakta mengejutkan dari kasus Sean "Diddy" Combs yang mengguncang Amerika.
Combs, yang kini berusia 55 tahun, didakwa dalam kasus perdagangan seks yang melibatkan penggunaan narkoba dan seks paksa.
Jaksa mengklaim Combs mengatur pertemuan intim di kamar hotel menggunakan narkoba dan ancaman kekerasan terhadap para wanita.
Menurut jaksa, Combs juga melibatkan karyawan dan sumber daya dari kerajaan bisnisnya untuk menciptakan perusahaan kriminal.
Perusahaan ini, menurut dakwaan, terlibat dalam berbagai kejahatan, termasuk perdagangan seks, kerja paksa, penculikan, pembakaran, penyuapan, dan penghalangan keadilan.
Dakwaan terhadapnya tertuang dalam dokumen setebal 14 halaman yang telah diperbarui tiga kali sejak September.
Combs menghadapi lima dakwaan pidana berat.
Satu dakwaan adalah konspirasi pemerasan dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Dua dakwaan lainnya adalah perdagangan seks dengan paksaan, penipuan, atau tekanan, yang masing-masing membawa hukuman maksimal penjara seumur hidup dan minimal 15 tahun.
Ia juga didakwa dua kali karena mentransportasi orang untuk tujuan prostitusi, yang dapat dihukum maksimal 10 tahun penjara.
Combs membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.
Pada April, tim hukum Combs menyatakan para penuduhnya adalah mantan pacar yang memiliki hubungan suka sama suka dengannya.
Menurut mereka, semua hubungan itu berdasarkan persetujuan dan bukan paksaan.
Kasus ini melibatkan empat korban yang diidentifikasi sebagai "Korban-1" hingga "Korban-4" dalam dakwaan.
Mereka semua diperkirakan akan memberikan kesaksian selama persidangan.
Meskipun tidak disebutkan secara publik, tuduhan Korban-1 mirip tuduhan dari Casandra Ventura atau Cassie, mantan pacar Combs.
Ventura, seorang penyanyi R&B, menggugat Combs secara perdata pada November 2023.
Ia menuduh Combs melakukan rudapaksa dan kekerasan fisik berulang selama hampir satu dekade.
Gugatan tersebut diselesaikan secara tertutup dalam satu hari tanpa pengakuan bersalah dari Combs, dikutip dari Associated Press.
Tuduhan Ventura menarik perhatian besar setelah CNN merilis video pengawasan dari hotel 2016.
Video tersebut menunjukkan Combs memukuli, menendang, dan menyeret Ventura di lorong hotel.
Hakim memutuskan video itu dapat ditampilkan sebagai bukti dalam persidangan.
Pengacara Combs mencoba mencegah penayangan video tersebut.
Mereka mengklaim video itu telah dimanipulasi dan tidak akurat.
CNN membantah keras klaim manipulasi tersebut.
Persidangan ini dipimpin oleh Hakim Arun Subramanian.
Ia diangkat sebagai hakim federal di Distrik Selatan New York pada 2023.
Penunjukan Subramanian berasal dari nominasi Presiden Joe Biden dan disetujui Senat AS dengan suara 59-37.
Sebelumnya, Subramanian menjadi juru tulis untuk mendiang Hakim Agung Ruth Bader Ginsburg.
Ia juga bekerja di firma hukum Susman Godfrey sebelum menjadi hakim.
Ini adalah penanganan kasus terbesar Subramanian sejak menjadi hakim federal, dilansir New York Times.
Pengacara utama Combs adalah Marc Antony Agnifilo, seorang pembela pidana berpengalaman.
Agnifilo pernah menangani kasus Keith Raniere (NXIVM), Dominique Strauss-Kahn, dan Martin Shkreli.
Ia didampingi oleh Teny Geragos, mitra di firma hukumnya, yang ahli dalam kasus pelecehan seksual.
Teny adalah putri Mark Geragos, pengacara terkenal yang pernah mewakili Michael Jackson dan Chris Brown.
Tim pembela Combs juga mencakup Alexandra Shapiro dan Brian Steel.
Steel dikenal karena mewakili rapper Young Thug dalam kasus pidana terlama di Georgia, dikutip dari Reuters.
Persidangan dijadwalkan berlangsung selama delapan hingga sepuluh minggu.
Sidang digelar setiap hari kerja, Senin (5/5/2025) hingga Jumat (9/5/2025).
Pada minggu pertama, sidang dimulai pukul 09:30 pagi hingga 05:00 sore ET.
Setelahnya, sidang akan digelar dari pukul 09:30 pagi hingga 03:00 sore ET.
Saat ini, Combs ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn.
Ia telah ditahan tanpa jaminan sejak penangkapannya pada bulan September 2025.
Penjara tersebut juga menampung narapidana lain yang terlibat dalam kasus besar, seperti Luigi Mangione.
Mangione dituduh menembak mati seorang eksekutif asuransi kesehatan bernama Brian Thompson.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)