TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kota Probolinggo berduka. Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kota Probolinggo, KH Nizar Irsyad, wafat pada Senin (5/5/2025). Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-60, ulama moderat ini mengembuskan napas terakhir, meninggalkan jejak mendalam bagi umat dan masyarakat luas.
Kabar duka ini dibenarkan Wakil Ketua MUI Kota Probolinggo, Ahmad Hudri. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kita kehilangan sosok panutan, KH Nizar Irsyad, yang berpulang tepat di hari kelahirannya,” ujarnya.
Selama dua periode memimpin MUI, KH Nizar dikenal sebagai figur yang konsisten menggaungkan toleransi dan persatuan. Gaya kepemimpinannya yang terbuka dan merangkul semua kalangan membuatnya dihormati lintas golongan.
KH Nizar Irsyad (tengah) saat beraudensi dengan Wali Kota Probolinggo. (FOTO: Hudri For TIMES Indonesia)
Menurut Ahmad Hudri, sebelum wafat KH Nizar sempat menjalani perawatan intensif usai operasi. “Kondisi kesehatan beliau memang menurun beberapa waktu terakhir. Setelah operasi, beliau dirawat di RSUD dr Moh Saleh,” terangnya.
Meski dalam kondisi tidak fit, semangatnya untuk terus berkontribusi tak pernah surut. Bahkan, sebelum berpulang, ia masih menyempatkan diri beraudiensi dengan Wali Kota Probolinggo, Dokter Aminuddin.
“Beliau tetap berusaha hadir dan memberikan masukan meski dalam kondisi kurang sehat. Ini menunjukkan dedikasi beliau yang luar biasa,” tambah Hudri.
Selain dikenal sebagai Ketua MUI, almarhum juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah menjabat sebagai Rois Syuriyah PCNU Probolinggo.
Pengalaman panjangnya di struktur NU, dari ranting hingga cabang, menjadikannya figur penting dalam organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Bagi banyak orang, KH Nizar bukan hanya pemimpin, tapi juga guru dan teladan. Cara komunikasinya yang tenang, sopan, dan menjembatani perbedaan membuatnya dicintai semua lapisan masyarakat.
“Beliau adalah sosok Kyai moderat yang bisa menjembatani perbedaan dan selalu mengedepankan dialog,” imbuh Hudri.
Lahir pada 5 Mei 1965, KH Nizar merupakan putra dari KH Irsyad. Ia menempuh pendidikan di dua pesantren ternama, yakni Al Falah Ploso Kediri dan Sidogiri Pasuruan. Karakternya yang santun dan pemikirannya yang moderat menjadi warisan berharga bagi generasi penerus.
Jenazah KH Nizar Irsyad rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Jalan Bengawan Solo, Kedopok, Kota Probolinggo. Kepergiannya menjadi kehilangan besar, namun nilai-nilai yang ditanamkan akan terus hidup di hati masyarakat. (*)