Besok Pemilihan Paus Baru, Prosesi Rahasia di Kapel Sistina, Apa Saja Tahapan Konklaf?
Sri Juliati May 06, 2025 05:37 PM

TRIBUNNEWS.COM - Proses pemilihan paus baru atau konklaf akan dilakukan besok, Rabu, (7/5/2025).

Konklaf akan berlangsung di Kapel Sistina Vatikan, berjalan dalam prosesi rahasia, lokasi juga akan ditutup untuk pengunjung selama hari-hari.

Konklaf untuk memilih Paus ke-267 akan ini dilakukan usai berakhirnya Misa Novemdiales untuk berdoa bagi ketenangan abadi mendiang Paus Fransiskus, mengutip Vatikan News.

Lantas seperti apa rincian momennya?

Untuk memulai proses Konklaf, akan diadakan misa pagi khusus, yang kemudian diikuti oleh 135 kardinal yang memenuhi syarat untuk memilih di dalam Kapel Sistina.

Diketahui setelah kematian seorang paus, para kardinal mengadakan serangkaian pertemuan yang disebut kongregasi umum untuk membahas masa depan Gereja.

Meskipun seluruh 252 kardinal dapat berpartisipasi dalam pertemuan ini, hanya 135 yang berusia di bawah 80 tahun sehingga memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam Konklaf.

Lantas setelah para kardinal berkumpul, seruan extra omnes (semua keluar) dikumandangkan, dan para kardinal yang telah disumpah untuk menjaga kerahasiaan.

Mereka akan dikunci di dalam Konklaf hingga mereka dapat memilih penggantinya.

Tidak ada jaminan bahwa putaran pertama pemungutan suara pemilihan Paus baru akan diumumkan pada hari yang sama. 

Dalam konklaf paus baru akan diwarnai dengan pidato, doa, refleksi dan perebutan suara yang intens, para kardinal menyaring kandidat melalui putaran pemungutan suara.

Kemudian nama sembilan kardinal terpilih secara acak untuk memimpin dan mengatur pemungutan suara. 

Sementara tiga orang menjadi Pengawas, yang bertugas mengawasi pemungutan suara. 

Tiga orang lagi mengumpulkan suara dan tiga orang lagi merevisinya.

 

Seorang paus hanya terpilih ketika seorang kandidat tunggal memperoleh suara mayoritas sebanyak dua pertiga. 

Terkadang paus dipilih dengan cepat ketika seorang kandidat kuat muncul. 

Namun, sejak pemungutan suara ke-34 dan seterusnya, Konklaf hanya memilih dua kandidat terdepan yang memperoleh suara terbanyak di babak sebelumnya.

Pemungutan suara itu sendiri bersifat rahasia dan diperkenalkan pada tahun 1621 oleh Gregory XV untuk mencoba dan menghindari politik terbuka.

Selama setiap pemungutan suara, para kardinal menuliskan nama pilihan mereka, idealnya dengan tulisan tangan yang terdistorsi untuk menyamarkan identitas mereka.

Surat suara tersebut kemudian dibakar dalam api kecil di dalam Kapel Sistina, mengutip independent.co.uk.

Lantas jika keluar asap hitam di cerobong asap, artinya paus baru akan terpilih.

Ketika salah satu kandidat akhirnya memenangkan dua pertiga suara, artinya seorang paus baru terpilih. 

Kardinal Dekan kemudian memanggil kandidat ke depan kapel dan menanyakan apakah mereka bersedia menerimanya. 

Jika jawabannya ya, Paus baru kemudian diminta untuk memilih nama Kepausannya yang baru.

(Garudea Prabawati)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.