Rusia Lumpuhkan 2 HIMARS, 5 Rudal Neptune, 500 Drone Ukraina Jelang Gencatan Senjata Usulan Putin
Hasiolan Eko P Gultom May 08, 2025 05:31 PM

Rusia Lumpuhkan 2 HIMARS, 5 Rudal Neptune, dan 500 Drone Ukraina Jelang Gencatan Senjata

TRIBUNNEWS.COM - Rusia menyatakan, pertahanan udara antipesawat menangkis serangan besar-besaran Ukraina, Rabu (7/5/2025).

Rusia menyebut, pertahanan udaranya menjatuhkan dua roket HIMARS yang dipasok Barat serta melumpuhkan lebih dari 500 pesawat nirawak, kata Kementerian Pertahanan di Moskow. 

"Lima rudal berpemandu jarak jauh Neptune dan enam bom udara berpemandu presisi JDAM juga berhasil dihancurkan," kata pernyataan itu dilansir RT.

Serangan udara Ukraina itu meningkat menjelang gencatan senjata yang dideklarasikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Gencatan senjata itu dijadwalkan mulai berlaku mulai tengah malam tanggal 7–8 Mei hingga tengah malam tanggal 10–11 Mei.

"Ditujukan sebagai isyarat kemanusiaan untuk memperingati ulang tahun ke-80 kemenangan Soviet atas Nazi Jerman, jeda tiga hari tersebut juga membuka pintu bagi kemungkinan "negosiasi langsung dengan Kiev tanpa prasyarat," kata Moskow.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi pada Rabu kalau Rusia masih berencana untuk menawarkan gencatan senjata selama 3 hari.

Dengan meningkatkan serangan pesawat nirawak terhadap Rusia, "rezim Kiev terus menunjukkan esensinya, kecenderungannya untuk melakukan tindakan teroris," kata Peskov.

Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menolak mendukung usulan gencatan senjata, dan menyebutnya sebagai "upaya manipulasi" Rusia.

Menurut penyelidik kejahatan perang Kementerian Luar Negeri Rusia Rodion Miroshnik, minggu lalu tercatat jumlah korban sipil akibat serangan pesawat nirawak mencapai rekor, dengan 15 orang tewas dan 142 lainnya terluka.

FOTO FILE: Sistem rudal pertahanan udara Tor Rusia. Pada Rabu (7/5/2025), Rusia menyatakan menghalau serangan udara besar-besaran Ukraina menjelang apa yang diusulkan Rusia sebagai gencatan senjata 3 hari terkait momentum perayaan Hari Kemenangan pada 9 Mei untuk memperingati kekalahan Nazi Jerman pada tahun 1945 dan tetap menjadi salah satu hari libur umum paling penting di Rusia.

Gencatan Senjata Usulan Rusia Mulai Berlaku

Dalam perkembangan terbaru konflik, gencatan senjata selama 72 jam yang diusulkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin telah resmi berlaku.

Hal itu ditandi oleh penghentian operasi ofensif pasukan Rusia, meskipun ada lonjakan serangan pesawat tak berawak Ukraina beberapa jam sebelum gencatan senjata.

Jeda pertempuran, yang akan berlangsung hingga tengah malam pada 10-11 Mei, telah digambarkan sebagai tindakan kemanusiaan yang menandai peringatan 80 tahun kemenangan Soviet atas Nazi Jerman.

Kremlin mengatakan gencatan senjata juga bertujuan untuk menciptakan ruang bagi perundingan perdamaian langsung dengan Ukraina, tanpa prasyarat apa pun.

"Ya, ini adalah inisiatif dari pihak Rusia, Presiden Putin. Ini tetap berlaku," juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi pada Rabu, menekankan kalau Moskow berkomitmen untuk menghormati gencatan senjata meskipun Ukraina melakukan serangan pesawat nirawak yang memecahkan rekor sebelum dimulainya gencatan senjata.

Vladimir Zelensky dari Ukraina menolak mendukung gencatan senjata Putin tersebut, mengecamnya sebagai “upaya manipulasi” dan menuduh Rusia menggunakan pendekatan kemanusiaan untuk mendapatkan keuntungan taktis.

Kiev baru-baru ini mengintensifkan kampanye pesawat nirawaknya, dengan diplomat tinggi Rusia Rodion Miroshnik menyatakan bahwa serangan UAV Ukraina selama seminggu terakhir telah menyebabkan jumlah korban sipil yang memecahkan rekor — 15 tewas dan 142 terluka.

Awal minggu ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menuduh Zelensky terlibat dalam  “perilaku teroris klasik”  dengan mengancam warga sipil di Rusia sambil meminta dana tambahan dari donor Barat.

Peskov mengutuk serangan yang terus berlanjut, menuduh "rezim Kiev" mengungkap "esensi dan kecenderungannya terhadap tindakan teroris."

Ia mencatat bahwa dinas khusus dan militer Rusia mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa acara Hari Kemenangan berlangsung dengan aman di seluruh negeri.

Meskipun ada seruan dari beberapa anggota parlemen untuk memberikan respons "asimetris" terhadap serangan pesawat nirawak, Kremlin telah menegaskan kembali posisinya:

"Semua instruksi telah diberikan, tidak ada unsur baru di sini," kata Peskov ketika ditanya tentang potensi pembalasan selama masa gencatan senjata.

Hari Kemenangan, yang dirayakan pada tanggal 9 Mei, memperingati kekalahan Nazi Jerman pada tahun 1945 dan tetap menjadi salah satu hari libur umum paling penting di Rusia.

 

(oln/RT/*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.