Dua hakim nonaktif Pengadilan Negeri Surabaya, Erintuah Damanik dan Mangapul, tampak hadir di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).
Mereka hadir untuk menjalani sidang pembacaan putusan atau vonis terkait kasus dugaan suap hakim putusan bebas terdakwa Gregorius Ronald Tannur.
Pantauan Tribunnews.com sekira pukul 15.57 WIB, terdakwa Erintuah Damanik dan Mangapul hadir bersamaan.
Sementara, hakim nonaktif Pengadilan Negeri Surabaya Heru Hanindyo belum tampak hadir di ruang sidang Kusuma Atmadja.
Erintuah Damanik terlihat mengenakan kemeja warna biru tua. Kemudian, Mangapul berpakaian kemeja warna putih.
Mereka samasama membawa tas ransel dan mengenakan masker warna putih.
Terdakwa Erintuah Damanik sempat menyapa awak media yang memotretnya dari dekat. Adapun Mangapul tampak hanya berdiam diri sambil menundukkan kepala.
Selanjutnya, majelis hakim memulai sidang vonis dan membacakan putusan untuk Erintuah dan Mangapul terlebih dahulu.
"Sidang dibuka dan dibuka untuk umum," ucap hakim ketua Teguh Santoso, di dalam persidangan.
Dalam perkara ini, ketiga hakim nonaktif tersebut telah dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung).
Adapun terdakwa Erintuah Damanik dan Mangapul dituntut 9 tahun penjara.
Keduanya juga dituntut pidana denda sebesar Rp750 juta. Apabila denda tersebut tak dibayarkan, maka diganti dengan pidana penjara selama 6 bulan.
Sementara terdakwa Heru Hanindyo dituntut lebih berat dengan pidana penjara selama 12 tahun dan denda sebesar Rp750 juta. Apabila denda tak dibayarkan, makabdiganti pidana penjara selama 6 bulan.
Ketiganya dianggap telah terbukti melanggar Pasal 6 ayat 2 dan Pasal 12B juncto Pasal 18 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke1 KUHP.
Tiga hakim pembebas Ronald Tannur itu diduga menerima suap sebesar Rp4,67 miliar serta gratifikasi dalam bentuk mata uang rupiah, dolar Singapura, ringgit Malaysia, yen Jepang, euro, dan riyal Saudi.