Hari Raya Idul Adha merupakan momen penting dalam Islam yang identik dengan penyembelihan hewan kurban.
Namun, selain tata cara penyembelihan, pembagian daging kurban juga memiliki aturan yang dianjurkan dalam syariat agar ibadah ini bernilai sosial sekaligus spiritual.
Islam tidak hanya menekankan pelaksanaan kurban, tetapi juga mengatur pembagian dagingnya secara bijak dan penuh hikmah.
Tujuannya adalah agar semua lapisan masyarakat dapat merasakan keberkahan Iduladha, terutama mereka yang kurang mampu.
Cara Pembagian Daging Kurban dalam IslamMengutip dari laman resmi Baznas, pembagian daging kurban dalam Islam dibagi menjadi 3 bagian:
Shahibul kurban (orang yang berkurban) boleh mengambil sebagian daging kurban untuk dikonsumsi oleh dirinya dan keluarganya.
Ini merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas rezeki dan kemampuan yang diberikan. Dengan berbagi bersama keluarga, kurban menjadi momen kebahagiaan yang menyatukan.
Bagian ini diperuntukkan untuk disedekahkan kepada fakir miskin di sekitar kita.
Kurban adalah bentuk ibadah sosial, dan salah satu tujuannya adalah membantu meringankan beban mereka yang kurang beruntung.
Inilah inti dari semangat berbagi yang diajarkan Islam.
Sebagian daging juga disalurkan kepada tetangga dan kerabat, tak hanya untuk membantu, tapi juga sebagai bentuk mempererat tali silaturahmi.
Pembagian ini menciptakan suasana harmonis dan memperkuat hubungan sosial di lingkungan sekitar.
Rincian Penggunaan Daging oleh Shahibul KurbanMeski diperbolehkan memakan daging kurban, ada beberapa hal yang patut diperhatikan oleh shahibul kurban:
Disunnahkan agar shahibul kurban tidak mengonsumsi lebih dari sepertiga bagian daging.
Meskipun tidak haram jika mengambil lebih, namun anjuran ini ditujukan agar lebih banyak orang dapat merasakan manfaat kurban.
Kurban bukan hanya soal menyembelih hewan, tapi juga tentang memperhatikan hak orang lain.
Terutama untuk yang membutuhkan.
Menyalurkan daging secara adil dan merata merupakan wujud nyata dari kepedulian dan ketaatan kepada Allah.
Dalam kondisi tertentu, seperti banyaknya kaum fakir di sekitar, shahibul kurban disarankan untuk mengurangi konsumsi pribadi dan lebih mengutamakan pemberian kepada mereka.
Hal ini akan melipatgandakan pahala dan memperkuat solidaritas sosial.