Grid.ID – Joko Anwar mengakui hak istimewa yang dimilikinya sebagai sutradara yang punya nama besar di Tanah Air bahkan mancanegara. Joko merasa punya wadah untuk berbicara lewat karyanya.
Sebagai sutradara yang berkarier sejak awal tahun 2000an, Joko sudah melalui asam garam industri perfilman. Meski begitu, Joko Anwar selalu mempertahankan gaya dan ciri khasnya tanpa terpengaruh oleh trend. Tak heran jika karyanya orisinal selalu ditunggu-tunggu, seperti filmnya yang baru saja tayang di bioskop, Pengepungan di Bukit Duri.
“Aku merasa kalau misalnya kita sudah punya karya yang bisa ditonton banyak orang, saya sendiri sebagai pembuatnya tidak merasa harus, mungkin temen-temen tahu bahwa aku nggak terlalu sering muncul di publik, terus kehidupan pribadi juga nggak banyak yang mengetahui. Tapi aku merasa yang paling penting adalah film aku.”
“Setiapkali aku bikin film selalu membicarakan sesuatu dan aku punya previllage untuk berbicara lewat film ya di luar itu sih nggak perlu karena akan menjadi distruction,” kata Joko Anwar di acara Grey Days Launch by New Balance di Mall Senayan City, Jumat (9/5/2025).
Bagi yang belum menonton filmnya, Pengepungan di Bukit Duri karya Joko Anwar mengangkat isu ketidakadilan yang dialami oleh kelompok minoritas. Berlatar tahun 2027, Indonesia digambarkan dalam kondisi distopia, bukan karena teknologi canggih atau ancaman dari luar, melainkan karena luka lama yang terus menggerogoti kehidupan sosialnya.
Sinematografi film ini menuai banyak pujian karena berhasil menciptakan atmosfer distopia yang mencekam dan realistis. Visual didominasi dengan warna abu-abu yang memang menjadi ciri khas Joko di beberapa filmnya, misalnya Pengabdi Setan dan Perempuan di Tanah Jahanam.
Ternyata tak hanya soal film, Joko Anwar juga punya ciri khas dalam hal fesyen. Warna abu seringkali dia gunakan sebagai statement-nya dalam berpenampilan. Warna itu dianggapnya sebagai representasi dirinya yang tak pernah mencolok.
“Makanya aku suka banget kepribadian personality grey yang ada di New Balance karena this is really my personality. Mungkin kalem yes, tapi grey is a statement, bahwa this is may nggak mungkin tampil secara mencolok tapi say a lot of things,” ujar Joko Anwar.