Profil Paus Leo XIV, Paus Baru dan yang Pertama dari Amerika Serikat
Moh. Habib Asyhad May 10, 2025 10:34 AM

Inilah profil Paus Leo XIV (dikenal sebagi Kardinal Robert Prevost). Menggunakan nama Leo dan dikenal sebagai sosok yang moderat.

---

Intisari harid di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Vatikan telah memilih Paus baru sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia pada Kamis (8/5) waktu Vatikan, menggantikan Paus Fransiskus. Paus baru ini menggunakan nama Paus Leo XIV.

Nama asli Paus Leo XIV adalah Robert Francis Prevost. Ternyata dia pernah berkunjung ke Tanah Papua.

Mengutip Kompas.com, ketika masih menjabat sebagai Prior Jenderal Ordo Agustinus (OSA) sedunia,Paus Leo XIV pernah datang ke Papua, tepatnya pada 2003, tepatnya lagi di Kota Sorong, Papua Barat Daya. Kedatangan itu dalang rangka 50 tahun Ordo Agustinus berkarya di Papua.

"Tahun 2003, pertama kali berjumpa dengan Beliau (Paus XIV). Perjumpaan itu terjadi pada momen peringatan 50 tahun Ordo Santo Agustinus (OSA) berkarya di tanah Papua," ungkap Pastor Markus Malar, OSA, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (9/5/2025).

Dia juga menambahkan bahwa dalam kunjungannya ituPaus Leo XIV mengisi Seminar Sehari di Aula SMA YPPK Agustinus Sorong. Pastor Markus mengaku terkesima dengan kecerdasan, kesederhanaan, dan kerendahan hatiPaus Leo XIV.

Sejak meninggalnya Paus Fransiskus, Pastor Markus sudah yakin bahwaPaus Leo XIV yang akan menjadi penggantinya. "Minggu lalu, sambil menikmati snack bersama umat di Gereja Katolik Santo Mikhael Arfai, Manokwari, saya kembali menyampaikan bahwa Paus berikut dari OSA. Dan akhirnya saat penuh rahmat itu datang juga, di mana Kardinal Robert Francis Prevost, OSA, sebagai Paus Leo XIV,” ujarnya.

Sebagai informasi,Paus Leo XIV adalah Paus ke-267. Paus dari Amerika Seriakt itu sebelumnya lama menjadi misionaris di Peru.Paus Leo XIV pernah menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Chiclayo, Peru. Lalu, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi Uskup Keuskupan Tituler Sufar pada 2014. Pada 30 Januari 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.

ProfilPaus Leo XIV alias Kardinal Robert Francis Prevost

Paus Leo XIV lahir di Chicago, AS, pada 14 September 1955. Dia dikenal dengan misimisionarisnya di Peru, yang membuatnya memiliki pemahaman mendalam tentang situasi sosial dan spiritual di luar Roma.

Walaupun begitu, pengalaman tersebut tidak hanya membentuk dirinya sebagai misionaris, tetapi juga memberinya pengetahuan tajam mengenai cara kerja internal Gereja Katolik.

Menurut AFP, kepercayaan yang diberikan oleh Paus Fransiskus kepada Prevost sangat jelas terlihat. Sebagai penduduk asli Chicago, Prevost dipercaya memimpin Departemen Uskup yang berperan penting dalam memberi nasihat kepada paus terkait pengangkatan uskup baru.

Tugas ini menunjukkan seberapa besar kepercayaan yang dimiliki Fransiskus terhadapnya, mengingat Departemen Uskup merupakan salah satu yang memiliki pengaruh besar di Vatikan. Paus Fransiskus sendiri menyebut Prevost sebagai figur yang memiliki komitmen mendalam terhadap pekerjaan misionaris, terutama di wilayah "pinggiran", yakni daerah yang jarang diperhatikan dan jauh dari Roma.

Prevost juga dikenal sebagaipenjalin hubungan dan seorang moderat. Dia bisa merangkul berbagai pihak di dalam Kuria, tempat para tokoh kunci gereja berkumpul. Prevost, yang menjadi Uskup Agung Emeritus Chiclayo, Peru, sejak 2023, juga diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun yang sama setelah pengangkatannya sebagai prefek di salah satu departemen terpenting Vatikan.

Posisi ini membuka jalannya untuk mengenal berbagai tokoh kunci di gereja dan memberi peluang baginya untuk memiliki pengaruh lebih besar dalam menentukan arah Gereja Katolik ke depan.

Perjalanan Prevost dimuali dengan menempuh pendidikan teologi dan hukum kanon. Dia kemudian memulai petualangannya dengan misi pertamanya di Peru pada 1985 bersama Ordo St Augustine.

Hampir satu dekade dia di Peru. Prevost kemudian kembali ke Chicago pada 1999 untukmemegang posisi sebagai prior provinsial di Midwest, AS. Dia kemudian menjadi prior jenderal Ordo St Augustine di seluruh dunia.

Pada 2014, Paus Fransiskus memanggilnya kembali ke Peru, kali ini sebagai administrator apostolik Keuskupan Chiclayo. Pengangkatan ini terjadi setelah pengunduran diri Kardinal Kanada Marc Ouellet, yang sebelumnya menjabat sebagai pemimpin keuskupan, menyusul tuduhan kekerasan seksual terhadapnya.

Kendati demikian, Vatikan akhirnya membatalkan kasus terhadap Ouellet karena bukti yang tidak mencukupi. Prevost kemudian diangkat secara resmi sebagai kepala keuskupan tersebut pada 2023, menandai puncak dari perjalanan kariernya di Gereja Katolik.

Selain itu, Prevost juga dikenal sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, posisi yang semakin menguatkan perannya sebagai figur penting dalam Gereja Katolik global.

Menjelang konklaf, nama Prevost semakin diperhitungkan dalam perbincangan mengenai calon paus masa depan. Para pengamat Vatikan menilai peluangnya cukup besar, mengingat kecenderungan pastoralnya yang kuat, pandangan global yang luas, serta kemampuannya dalam menavigasi birokrasi Vatikan yang rumit.

Menurut media ItaliaLa Repubblica, dia adalah"orang Amerika yang paling tidak Amerika" karena gaya berbicaranya yang tenang dan rendah hati (soft spoken), mencerminkan pendekatan moderat yang dimilikinya. Tak hanya itu, Prevost juga memiliki pemahaman mendalam tentang hukum kanon, menjadikannya sosok meyakinkan bagi para kardinal konservatif yang mencari paus dengan perhatian lebih terhadap aspek teologis gereja.

Dalam wawancara dengan Vatican News, Prevost menyatakan bahwa gereja harus terus berkembang dan beradaptasi dengan dunia yang terus berubah. Menurutnya, meskipun pesan gereja tetap sama—untuk menyiarkan pesan Yesus Kristus dan Injil—cara-cara penyampaiannya harus menyesuaikan diri dengan zaman.

"Kita tidak boleh berhenti, kita tidak bisa kembali. Kita harus melihat bagaimana Roh Kudus menginginkan gereja untuk menjadi hari ini dan esok karena dunia saat ini, tempat gereja hidup, tidak sama dengan dunia 10 atau 20 tahun yang lalu," kata Prevost, seraya menekankan pentingnya menjangkau kelompok-kelompok yang lebih luas, seperti kaum muda, orang miskin, dan politisi, dengan cara yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan zaman.

Alasan menggunakan nama Paus Leo

Kardinal Prevost telah resmi dipilih sebagai Paus baru menggantikan Paus Fransiskus. Dia kemudian memilih namaLeo XIV sebagai nama kepausannya, yang bukan hanya sebuah formalitas, tetapi penuh makna dan mencerminkan visi serta arah kebijakan kepausannya.

Dalam sejarah kepausan, pemilihan nama merupakan cermina karakter dan semangat yang ingin diusung oleh sang paus. Nama yang dipilih seringkali menjadi petunjuk pertama bagi dunia mengenai prioritas dan arah kepemimpinan gereja di bawahnya.

Hal itulah yang disampaikan oleh juru bicara Vatikan, Matteo Bruni. Dia bilang,nama Leo XIV mengindikasikan komitmen untuk mengangkat ajaran sosial Gereja Katolik.

Sebelumnya, nama Paus Leo identik dengan Paus Leo I dan Paus Leo XIII. Paus Leo I, yang memimpin Gereja pada abad ke-5, dikenang karena keberaniannya dalam menghadapi ancaman politik, termasuk upayanya membujuk Attila the Hun agar tidak menyerang Roma. Dia juga dihormati sebagai pemikir besar dan pembela ajaran gereja.

Di sisi lain, Paus Leo XIII, yang menjabat dari 1878 hingga 1903, dikenal luas karena peranannya dalam memajukan keadilan sosial melalui ensiklik Rerum Novarum, yang membahas hak-hak pekerja dan isu-isu sosial pada masa revolusi industri. Ajaran ini menjadi dasar bagi pemikiran sosial Katolik modern dan terus relevan hingga saat ini.

Menurut Francois Mabille, seorang pakar Vatikan, pemilihan nama ini menunjukkan bahwa Paus Leo XIV berkemungkinan besar akan melanjutkan semangat reformasi sosial yang telah dicontohkan oleh Paus Leo I dan Leo XIII. “Pilihan nama ini menunjukkan bahwa Paus Leo XIV kemungkinan besar akan kembali mengangkat isu-isu sosial, termasuk dalam konteks baru seperti dampak kecerdasan buatan dan globalisasi yang tidak merata,” kata Mabille.

Selain Mabille, banyak pengamat lain yang memberi komentar serupa. Mereka melihat bahwapemilihan nama ini merupakan kelanjutan dari semangat Paus Fransiskus, yang terkenal dengan keberpihakannya pada kaum miskin dan perjuangannya melawan ketidakadilan sosial global.

Dengan demikian, Paus Leo XIV diharapkan akan memperkuat ajaran sosial Gereja Katolik dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang, seperti ketimpangan ekonomi dan dampak dari kemajuan teknologi.

Kita tahu, dalam tradisi Gereja Katolik, pemilihan nama paus telah menjadi tradisi yang menunjukkan kontinuitas dan penghormatan terhadap para pendahulu. Meskipun tidak ada aturan tertulis mengenai nama paus, kebiasaan ini berkembang pada abad ke-11 sebagai simbol kesinambungan.

Sejak pertengahan abad ke-20, pemilihan nama paus sering digunakan untuk menandai visi pribadi kepausan. Nama Leo sendiri memiliki tradisi panjang dalam Gereja Katolik, dengan 13 paus sebelumnya yang menggunakan nama ini.

Dengan terpilihnya Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV, ia menjadi paus ke-14 yang mengadopsi nama tersebut. Pemilihan nama Paus Leo XIV oleh Robert Francis Prevost tidak hanya mencerminkan penghormatan terhadap dua tokoh besar dalam sejarah gereja, tetapi juga memberi gambaran tentang arah kepemimpinan gereja di bawahnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.