TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Sebuah langkah progresif dalam pemberdayaan kelompok disabilitas dilakukan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Kota Tasikmalaya (HIPMI Kota Tasikmalaya) bekerja sama dengan Persatuan Tunadaksa (Perdata) Kota Tasikmalaya).
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk workshop dan diskusi terbuka yang berlangsung pada Sabtu (10/5/2025), bertempat di Kopi Siloka Lab, Jalan Ir H. Juanda Km.3, Kota Tasikmalaya.
Acara ini menghadirkan puluhan peserta dari kalangan penyandang disabilitas, para guru dan pendamping dari Sekolah Luar Biasa (SLB), serta sejumlah relawan dari berbagai komunitas sosial yang memiliki kepedulian terhadap isu disabilitas.
Ketua HIPMI Kota Tasikmalaya Arif Hidayat Putra yang juga CEO Kopi Siloka, mengungkapkan pentingnya memberikan ruang yang setara bagi semua kalangan, termasuk saudara-saudara disabilitas.
Sejumlah penyandang difabel Kota Tasikmalaya berfoto bersama usai acara workshop di Kopi Siloka Lab, Kota Tasikmalaya, Sabtu (10/5/2025). (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia Priangan Timur)
“Kami berharap HIPMI dapat berperan aktif memberikan kesempatan kerja bagi kawan-kawan disabilitas dan kegiatan ini dapat memotivasi seluruh pengusaha untuk memberikan kesempatan yang sama. Ini adalah tanggung jawab sosial yang harus kita pikul bersama,” ujar Arif. Sabtu (10/5/2025).
Menurut Arif, kegiatan ini merupakan bagian dari program Siloka Peduli, bentuk nyata Corporate Social Responsibility (CSR) dari Kopi Siloka yang menyasar pada sektor sosial, khususnya kelompok rentan.
Ketua Perdata Pipih Suparmi dalam sambutannya mengatakan bahwa dukungan dunia usaha menjadi elemen penting dalam menciptakan kemandirian bagi para penyandang disabilitas.
“Kami berharap para pengusaha di Kota Tasikmalaya dan seluruh masyarakat lebih peduli lagi terhadap pemberdayaan disabilitas, karena mereka memiliki hak yang sama. Terima kasih kami ucapkan kepada Kopi Siloka dan HIPMI atas langkah konkret yang telah dilakukan,” ucap Pipih.
Selaku manajer program dan HRD Kopi Siloka, Aqshal Dzilham menjelaskan bahwa program CSR ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi diharapkan memberi dampak jangka panjang.
“Ini adalah salah satu program CSR Kopi Siloka yang mudah-mudahan dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial,” kata Aqshal.
Aqshal menambahkan keberhasilan usaha tidak hanya diukur dari sisi profit, tetapi juga dari seberapa besar usaha tersebut bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, terutama komunitas yang rentan secara sosial seperti penyandang disabilitas.
Tak hanya para pengusaha dan komunitas, kegiatan ini juga disambut hangat oleh keluarga penyandang disabilitas. Salah satunya adalah Nia, orang tua dari penyandang disabilitas asal Bungursari, Kota Tasikmalaya.
“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kegiatan ini. Ini membangkitkan semangat anak-anak kami dan keluarga mereka untuk terus membangun kemandirian,” ungkapnya penuh haru.
Kegiatan ini membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia usaha dan organisasi sosial mampu menciptakan sinergi positif yang berdampak nyata.
Dengan semangat inklusivitas dan kolaborasi lintas sektor, HIPMI Kota Tasikmalaya menegaskan komitmennya untuk terus membuka ruang seluas-luasnya bagi kawan-kawan disabilitas dalam mengakses kesempatan kerja dan pengembangan diri.
Workshop ini tak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menampilkan beragam potensi dan kreativitas dari para penyandang disabilitas, mulai dari kerajinan tangan, karya seni, hingga keterampilan praktis lainnya. (*)