Anggota Komisi I DPR Minta Prosedur Keamanan Pemusnahan Amunisi TNI Dievaluasi
kumparanNEWS May 13, 2025 09:22 AM
Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas insiden ledakan saat pemusnahan amunisi yang menewaskan 13 orang di Garut Jawa Barat, Senin (12/5).
Ia pun meminta agar insiden ini menjadi pembelajaran serius penerapan prosedur keamanan dalam pemusnahan amunisi.
"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, husnul khotimah," ujar TB Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/5).
"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," sambungnya.
TB Hasanuddin menilai, dari segi prosedur pelaksanaannya peledakan amunisi ini sebenarnya sudah mengikuti prosedur standar.
Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta dalam rangka membahas RUU TNI bersama pemerintah pada Sabtu (15/3/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta dalam rangka membahas RUU TNI bersama pemerintah pada Sabtu (15/3/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Tempat peledakan yang berada di wilayah pantai sebenarnya sudah aman dan sesuai ketentuan. Hanya saja, seharusnya masyarakat sipil tidak boleh mengakses area tersebut.
Sebab amunisi yang diledakkan adalah amunisi kedaluwarsa, yang secara teknis tidak stabil. Sehingga harus ada zona rawan yang tidak boleh diakses warga sipil.
“Amunisi kedaluwarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," jelasnya.

Ledakan Pemusnahan Amunisi

TNI AD menggelar pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi. Pemusnahan dilaksanakan oleh jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.
Tim penyusun amunisi kemudian melakukan persiapan pemusnahan dengan menyiapkan dua lubang sumur. Setelah siap dan aman, peledakan dilakukan.
Selain dua lubang sumur itu, tim sebenarnya mempersiapkan satu lubang lain. Lubang itu disiapkan untuk tempat menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya.
Nahas, pada saat pemusnahan di lubang ketiga itu sedang disiapkan, ledakan tiba-tiba terjadi. Ketika itu, diduga masyarakat sedang berkumpul di sekitar lubang.
"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," ungkap Kadispenad TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana.
"Mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," sambungnya.
Korban meninggal termasuk 4 orang dari anggota TNI Angkatan Darat dan 9 orang dari masyarakat. Belum dijelaskan alasan adanya masyarakat yang berada di sekitar lokasi pemusnahan.
Berikut identitas para korban:

TNI

  • Kolonel Cpl Antonius Hermawan selaku Kepala Gudang Munisi III Pusat Peralatan TNI AD
  • Mayor Cpl Anda Rohanda selaku Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Pusat Munisi III
  • Kopda Ery Peanggodo
  • Pratu Apriyo Setiawan
Sedangkan warga sipil yakni:
  • Agus Bin Kasmin
  • Ipan Bin Obur
  • Anwar Bin Inon
  • Iyus Ibing Bin Inon
  • Iyus Rizal Bin Saepuloh
  • Toto
  • Dadang
  • Rustiawan
  • Endang
Para jenazah saat ini telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk. Situasi di lokasi kejadian juga tengah dilakukan pengamanan. Hingga saat ini TNI AD masih menyelidiki penyebab tewasnya warga sipil.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.