Otoritas Taliban melarang catur di seluruh Afghanistan sampai pemberitahuan lebih lanjut. Hal itu dilakukan karena catur disebut menjadi sumber perjudian ilegal berdasarkan hukum moral pemerintah.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (13/5/2025), Pemerintahan Taliban secara bertahap memberlakukan undang-undang dan peraturan yang mencerminkan visi kerasnya terhadap hukum Islam sejak merebut kekuasaan pada tahun 2021. Taliban menganggap catur sebagai sarana perjudian.
"Catur dalam syariah (hukum Islam) dianggap sebagai sarana perjudian," kata Juru bicara direktorat olahraga Atal Mashwani kepada AFP.
"Ada pertimbangan agama mengenai olahraga catur. Sampai pertimbangan ini ditangani, olahraga catur ditangguhkan di Afghanistan," tambahnya.
Mashwani mengatakan federasi catur nasional tidak mengadakan acara resmi apa pun selama sekitar dua tahun dan "memiliki beberapa masalah pada tingkat kepemimpinan".
Salah seorang pemilik kafe yang sering menjadi tempat perlombaan catur, Azizullah Gulzada membantah adanya perjudian. Dia menyatakan catur dimainkan di negara-negara mayoritas Muslim lainnya.
"Banyak negara Islam lainnya yang memiliki pemain di tingkat internasional," katanya kepada AFP.
Ia mengatakan akan menghormati penangguhan tersebut. Namun, menurutnya hal itu akan merugikan bisnisnya dan orang-orang yang menikmati permainan tersebut.
"Anak muda sekarang tidak banyak yang beraktivitas, jadi banyak yang datang ke sini setiap hari," katanya kepada AFP.
"Mereka akan minum teh dan menantang teman-teman mereka untuk bermain catur," ujarnya.
Pihak berwenang Afghanistan telah membatasi olahraga lain dalam beberapa tahun terakhir dan kaum wanita pada dasarnya dilarang berpartisipasi dalam olahraga sama sekali di negara tersebut.