TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BLITAR - Juarti (60), masih tergolek lemas di ruang rawat inap Puskesmas Boro Selorejo, Kabupaten Blitar, Selasa (13/5/2025).
Hingga sekarang, perempuan lanjut usia itu mengaku masih merasakan mual dan diare.
"Sampai sekarang masih merasa mual dan diare. Saya dirawat di puskesmas sejak Sabtu (10/5/2025) malam," kata Juarti.
Juarti merupakan satu dari 66 warga Dusun Sidorejo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar yang diduga mengalami keracunan usai makan kolak kacang hijau di kegiatan Posyandu Lansia.
Juarti juga peserta Posyandu Lansia yang diselenggarakan di Balai Dusun Sidorejo pada Sabtu (10/5/2025).
Di acara itu, Juarti menerima makanan kolak kacang hijau dan pisang. Juarti tidak memakan kolak kacang hijau di lokasi acara.
Ia membawa pulang kolak kacang hijau ke rumah, lalu dimakan bersama cucunya.
Cucu Juarti juga mengalami gejala keracunan dan sampai sekarang menjalani rawat inap di puskesmas.
"Kolaknya saya bawa pulang. Sampai rumah, saya makan bersama cucu. Cucu saya juga ikut sakit," ujarnya.
Juarti dan cucunya makan kolak kacang hijau pada Sabtu (10/5/2025) siang. Ia baru mengalami gejala keracujan pada malam harinya.
Juarti merasakan perutnya sakit dan muntah. Ia juga mengalami diare.
"Malam itu, saya dibawa ke bidan desa. Ternyata di bidan desa sudah ada belasan warga yang juga mengalami gejala sama. Lalu, saya dan cucu saya dibawa ke puskesmas," katanya.
Menurut Juarti, menu kolak kacang hijau memang sering menjadi makanan tambahan di kegiatan Posyandu Lansia.
Biasanya, para peserta Posyandu tidak mengalami gejala apa-apa saat makan kolak kacang hijau.
Tapi, kali ini, para peserta Posyandu mengalami gejala keracunan setelah makan kolak kacang hijau.
"Kolak kacang hijau yang diberikan kemarin rasanya memang agak beda, ada kecutnya," ujarnya.
Sekadar diketahui, hingga sekarang, masih ada 27 warga Dusun Sidorejo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar yang diduga mengalami keracunan menjalani rawat inap di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan.
Dari 27 warga, sebanyak 10 orang menjalani rawat inap di Puskesmas Boro Selorejo, 3 orang di Puskesmas Kesamben, 8 orang di Klinik Pelita Husada, 4 orang di RSUD Ngudi Waluyo, dan 1 orang di Puskesmas Doko.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar masih melakukan uji laboratorium sisa makanan yang dikonsumsi para korban.
"Kondisi para korban stabil dan mengarah membaik. Misalnya, korban yang sebelumnya mengalami diare 10-15 kali sehari, sekarang hanya tiga kali sehari," kata Kepala Dinkes Kabupaten Blitar, Christine Indrawati saat menjenguk korban keracunan di Puskesmas Boro Selorejo.
(Samsul Hadi/TribunJatimTimur.com)