Grid.ID - Anak dari korban ledakan amunisi di Garut akan mendapat bantuan dari Dedi Mulyadi. Bantuan akan diberikan pada anak-anak yang belum menikah.
Insiden ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut beberapa waktu yang lalu gegerkan warga sekitar. Pasalnya, sebanyak 13 orang menjadi korban dalam insiden ledakan tersebut.
Diketahui ledakan terjadi pada Senin (12/5/2025) di sebuah lahan yang biasa digunakan sebagai tempat pemusnahan amunisi. Namun, nahasnya para warga yang berniat mengambil sisa-sisa barang dari pemusnahan amunisi yang nantinya akan dijual, turut menjadi korban.
Akibatnya,anak-anak dari korban ledakan amunisitelah kehilangan sosok ayah mereka. Menyoroti hal tersebut, Dedi Mulyadi pun memberikan tanggapan.
Sebagai Gubernur Jawa Barat, ia bahkan menggelontorkan sejumlah bantuan untuk anak-anak korban meninggal. Bantuan itu termasuk tanggungan biaya sekolahnya hingga ke jenjang kuliah.
Pada Selasa (13/5/2025), Dedi Mulyadi menemui keluarga korban ledakan amunisi. Ia mengatakan akan menanggung seluruh biaya hidup anak-anak korban.
"Semua keluarga korban anak-anak yang ditinggalkannya menjadi tanggung jawab gubernur," ujar Dedi, dikutip dari Kompas TV.
Seperti yang diketahui, para korban merupakan tulang punggung keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk keluarganya. Mereka adalah warga sipil yang dipekerjakan untuk membuka selongsong peluru kedaluwarsa untuk dimusnahkan.
Seorang warga Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengaku dibayar dalam proses pemusnahan tersebut. Hal itu diungkap dalam wawancara Dedi Mulyadi dengan warga.
Warga bernama Agus Setiawan yang merupakan saudara dari salah satu korban, memberikan pengakuannya. Ia mengaku dibayar Rp 150 ribu per hari.
"Kami jadi buruh pak, buruh buka selongsong, per hari dibayar Rp 150 ribu," ujarnya, dilansir dari Tribunnews.
Lebih lanjut, ia menjelaskan soal proses pemusnahan amunisi tersebut. Warga biasanya bekerja sampai belasan hari, tergantung dari datangnya barang yang akan dimusnahkan.
"Kadang Rp 50 ribu, kadang Rp 100 ribu, ada iya (pengepulnya)," ucap Agus.
Menanggapi insiden nahas tersebut, Dedi Mulyadi menyebut ia akan bertanggung jawab. Bahkan menanggung biaya anak-anak dari korban, mulai dari pendidikan sekolah hingga kuliah.
"Untuk anak-anaknya yang belum menikah, itu menjadi tanggung jawab gubernur. Mereka pendidikannya, kehidupan sehari-harinya, biar nanti kami yang mengambil alih tanggung jawab itu," ujar Dedi.
Selain itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menyalurkan santunan sebesar Rp 50 juta kepada setiap keluarga korban. Dana tersebut diperuntukkan bagi biaya pemulasaran jenazah.
"Itulah bentuk bantuan yang kami sediakan. Nilainya Rp 50 juta per orang. Bagi yang masih sekolah, bantuan bisa berlanjut hingga jenjang kuliah," jelasnya.
Upaya tersebut digunakan Dedi Mulyadi untuk sedikit meringankan beban para anak korban ledakan amunisi di Garut. Meskipun telah kehilangan keluarganya, ia berharap kehidupan keluarga korban akan tetap berjalan.