Johny Indo, dari Kriminal Kelas Kakap, Aktor Film Main Bareng Suzanna, hingga Jadi Tukang Dakwah di Akhir Hayatnya
Moh. Habib Asyhad May 14, 2025 02:34 PM

Ini adalah cerita tentang Johny Indo, penjahat kelas kakap yang dijuluki Robin Hood dari Indonesia. Jadi tukang dakwah setelah bebas dari Nusakambangan.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Ada beberapa penjahat ikonik yang pernah lahir di Indonesia. Salah satunya adalah Johanes Hebertus Eijenboom yang lebih dikenal sebagai Johny Indo -- setelah masuk Islam jadi Umar Billah bin Muhammad Yahya.

Pernah jadi bintang iklan, Johny Indo justru lebih terkenal sebagai seorang penjahat kelas kakap, bahkan pernah melarikan diri dari penjara Nusakambangan. Setelah bebas, dia banting setir jadi artis film dan di akhir hayatnya menjadi seorang pendakwah.

Kisah hidup Johny Indo

Johny Indo lahir di Jakarta pada 6 November 1948. Ayahnya adalah mantan serdadu Belanda bernama Mathias, sementara ibunya asli Indonesia bernama Sophia. Ketika itu di lingkungan tempat tinggalnya di Mangga Besar, Jakarta Pusat, ada dua Johny, dan untuk memudahkan mengenali, dia dipanggil Johny Indo.

Kisah hidup Johny Indo termaktub dalam buku Johny Indo Tobat dan Harapan yang ditulis oleh Willy A Hanggman. Di buku itu disebutkan,panggilan Indo itu bukan hanya untuk membedakan kedua anak bersama sama, tapi juga untuk mengolok-olok fisik Johny anak Mathias. Secara fisik, Johny Indo punya hidung yang sangat mancung, juga mata berwarna biru, khas bule.

Pada pertengahan usia belasan, Johny Indo jatuh cinta dengan tetangga rumahnya bernama Stella yang juga teman sekelasnya. Stella awalnya menolak tapi akhirnya luluh juga. Keduanya kemudian memutuskan menikah di usia yang sangat muda, 16 tahun.

Tentu kondisi ekonomi mereka tidak stabil. Johny Indo bergonta-ganti pekerjaan. Dari bekerja di bengkel milik ayahnya hingga jadi sopir truk. Wajahnya yang tampan mengantarkannya jadi bintang iklan.

Setelah jadi bintang iklan, kondisi keuangannya membaik, tapi tidak diimbangi dengan kehidupannya. Johny Indo lebih memilih berfoya-foya dibanding menyimpan uangnnya. Dia pun kembali kesulitan keuangan.

Dalam kondisi itulah datang temannya, yang sama-sama bokek, mengajak untuk merampok. Gayung bersambut, Johny Indo setuju dengan ide temannya itu, terlebih dia juga mudah mendapatkan senjata api.

"Ketika itu saya coba-coba menembakkan senjata dan orang ketakutan. Bahkan ada orang yang meninggalkan hartanya. Setelah itu menjadi keterusan," tutur Johny mengenang dalam wawancara dengan SCTV pada Desember 2002.

Dalam menjalankan aksinya, Johny Indo menamai gerombolannya dengan sebutan Pasukan China Kota alias Pachinko. Gerombolan inilah yang bikin geger Jakarta sepanjang 1970-an, terutama orang-orang asing yang kaya yang ada di Indonesia. Salah satu aksinya yang paling monumental adalah perampokan toko emas di Cikini, Jakarta Pusat, pada1979.

Mengutip Kompas.com, setidaknya 10 tahun Johny Indo terlibat dalam perampokan yang menghasilkan sekitar 129 kilogram emas. Yang menarik, ternyata Johny Indo membagikan hasil rampokannya kepada masyarakat miskin, mirip Robin Hood yang di Inggris itu.

"Saat itu yang menjadi target rampok saya adalah orang-orang kaya asing di Indonesia. Mereka juga banyak mengambil harta dari Indonesia, makanya saya rampokin dan uangnya saya bagi-bagikan ke masyarakat miskin," kata Johny dalam sebuah acara yang digelar Kementerian Sosial RI di Bengkulu, diberitakan Kompas.com edisi 3 Desember 2014.

Satu lagi, Johny dan gerombolannya punya aturan paten ketika merampok. Yaitu, dia pantang membahayakan nyawa calon korban dan tidak boleh mengganggu perempuan, kalau luka-luka ringan masih dimaklumin, lah.

Karena aksi-aksinya itu, Johny Indo dan komplotannya masuk daftar pencarian polisi alias DPO. Meski begitu, mereka berkali-kali lolos dan penyergapan. Hingga akhirnya, pada 26 April 1979 Johny ditangkap polisi di Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, setelah anggota Pachinko lebih dulu diamankan.

Johny kemudian divonis hukuman penjara selama 14 tahun dan mendekam di penjara Nusakambangan.

Eh, baru tiga tahun menjalani masa hukuman, Johny Indo kabur dari Nusakambangan dan lari ke hutan. Tapi karena tidak tahan dengan kerasnya hidup di hutan yang berisi hewan buas, dia pun menyerah kembali setelah 11 hari dalam pelarian. Pada 27 Februari 1988, Johny Indo bebas.

Setelah bebas, Johny Indo banting setir jadi aktor film -- kebetulan, dia pernah membintangi film mengenai kisah pelariannya dari Nusakambangan. Menurut laporan Harian Kompas 20 Maret 1987, pengambilan gambar untuk film berjudul Johny Indo, Kisah Nyata Seorang Narapidanaitu dilakukan saat Johny Indo jadi tahanan diLembaga Pemasyarakatan Batu, Jawa Timur.

Film itu sukses di pasaran. Johny Indo pun melanjutkan kariernya sebagai bintang film tak lama setelah dia bebas dari penjara. Ada sejumlah film yang dia bintangi, termasuk Ajian Ratu Laut Kidul di mana Suzanna sebagai bintang utamanya. Johny Indo sendiri berperan sebagai Anggoro (antogonis utama), pria yang berambisi menjadi lurah.

Mualaf dan jadi tukang dakwah

Setelah keluar dari penjara, Johny Indo juga memutuskan jadi mualaf. Keputusan tersebut mendapat pertentangan dari pihak keluarga, bahkan dia sampai bercerai dengan istrinya, Stella.

Tak hanya mualaf, Johny juga memutuskan menjadi seorang pendakwah sekaligus pengusaha batu akik di kawasan Poncol, Jakarta. Namanya juga ganti jadi Ki Umar Billah Al-Jhon Indo. "Saya berprinsip, hidup saat ini mencari makan halal saja. Walau itu kecil, asal berkah," ujar Johny, masih di acara di Bengkulu.

Johny juga menceritakan, dari usaha kecilnya, dia bisa menjadikan anaknya seorang dokter dan ahli IT di Hongkong. "Masa anak preman bisa jadi dokter? Bisa, asal dijalankan mengharap ridho dari Allah," ungkapnya.

Johny mengaku pernah tak diberi honor saat menjadi penceramah. Kala itu, ia terpaksa harus pulang berjalan kaki berpuluh kilometer karena tak punya uang untuk naik angkot.

Namun, beberapa waktu kemudian, ia mendapatkan tawaran dari pengusaha kaya untuk mengisi ceramah di perusahaan pengusaha tersebut dengan bayaran jutaan rupiah. "Saat itu saya terkejut, begitu besarnya uang tersebut," kata Johny.

Dalam acara yang sama, Johny mengungkapkan kisahnya berangkat haji ke Mekkah secara gratis.

"Saat itu, saya melihat sampah begitu banyak di selokan kampung saya, tak ada yang mau membersihkannya. Lalu, secara inisiatif, saya bersihkan sampah yang berbau busuk dan menumpuk itu. Secara tak sengaja, lewatlah pangeran Arab keturunan Raja Fahd. Dia turun dari mobil dan aneh melihat saya bertato membersihkan sampah," kenangnya.

Saat itu, pangeran Arab itu mengomentari tato yang dimilikinya dengan kata haram. Johny sempat mendebat hal tersebut. Rupanya, pasca-pertemuan itulah pangeran Arab itu menjemputnya dengan jet pribadi agar Jhony berangkat haji dengan layanan super-VVIP.

"Itu hikmah dari kerja ikhlas, buahnya nikmat saya bisa berangkat haji," tambahnya.

Pada 26 Januari2020, Johny Indo mengembuskan napas terakhirnya pada usia 72 tahun di kediamannya di Tangerang, Banten, sekitar pukul 07.45 WIB. Sebelum meninggal, dia mengalami sesak napas.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.