TRIBUN-MEDAN.com - Megawati ikut komentari soal polemik ijazah palsu saat Jokowi tutup kemungkinan damai dengan penggugat.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri menyarankan pemilik untuk menunjukkan ijazah asli jika hal itu terus menjadi polemik.
Hal itu dikuak wanita yang juga merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu dalam acara peluncuran buku "Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)" karya Bambang Kesowo.
"Yo orang banyak toh sekarang gonjang-ganjing urusan ijazah bener opo enggak. Lah kok susah amat ya, kan kalau ada ijazah yaudah kasih aja 'Ini ijazah saya' gitu loh," ujar Megawati , Rabu (14/5/2025).
Polemik soal ijazah terjadi terhadap Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memang tengah menjadi perhatian.
Pasalnya keaslian ijazah kelulusan Jokowi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dipertanyakan.
Jokowi melalui pengacaranya, telah menyerahkan dokumen ijazah asli yang diminta oleh pihak kepolisian ke Bareskrim Polri.
Di sisi lain, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menutup kemungkinan untuk mencapai kesepakatan damai dengan penggugat ijazahnya, Muhammad Taufik.
Hal ini terjadi setelah mediasi ketiga yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surakarta pada Rabu (14/5/2025) kembali berujung deadlock.
"Mediasi hari ini penggugat melalui kuasa hukumnya dan tergugat 1 (Jokowi) melalui kuasa hukumnya telah menyatakan bahwa penyelesaian sengketa melalui mediasi dinyatakan deadlock atau tidak terjadi suatu kesepakatan untuk damai," ungkap Kuasa Hukum Jokowi, Irpan, saat diwawancarai.
Ipan menambahkan bahwa keabsahan ijazah Jokowi telah terkonfirmasi oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai penerbit ijazah sarjana kehutanan dan SMA Negeri 6 Solo.
"Jadi terkonfirmasi atas keabsahan ijazah tersebut," katanya.
Keputusan tersebut menegaskan bahwa pihak Jokowi tidak perlu lagi mengikuti proses mediasi.
Selanjutnya, proses mediasi hanya akan diikuti oleh pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, SMA Negeri 6 Solo, dan Universitas Gadjah Mada sebagai tergugat lain dalam kasus ini.
"Tergugat 2 sampai tergugat 4 masih diminta kehadirannya karena masih ada hal-hal yang perlu dilakukan pembahasan bersama dengan penggugat dan mediator," jelasnya.
Dengan demikian, Jokowi sebagai tergugat 1 dalam kasus dugaan ijazah palsu akan bertarung di persidangan melawan penggugat Muhammad Taufik.
"Untuk kepentingan tergugat 1 sesuai dengan tuntutan, kami tidak pernah mau memenuhi, bahkan kami akan diberi kesempatan secara leluasa di dalam persidangan pemeriksaan pokok perkara supaya penggugat ini mampu membuktikan dari gugatannya yang menduga ijazah Jokowi palsu," jelas Irpan.
Di sisi lain, Koordinator Tim Hukum Muhammad Taufik, Andhika Dian Prasetyo, menegaskan bahwa pihaknya siap melawan pihak Jokowi untuk membuktikan kebenaran ijazah Jokowi.
"Otomatis kami siap, kami kan penggugat. Kami juga akan membuktikan dalil-dalil, bukti-bukti tentu akan kami gelar di persidangan. Siap dengan pembuktian," tuturnya.
Dosen pembimbing saat Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Kasmudjo, ikut terseret kasus dugaan ijazah palsu karena digugat oleh seorang advokat dan pengamat sosial, Ir Komarudin.
Kasmudjo digugat soal ijazah milik Jokowi itu, bersama dengan Rektor UGM, Wakil Rektor, Dekan Fakultas Kehutanan, dan Kepala Perpustakaan.
Mengenai hal ini, Kasmudjo mengatakan bahwa dirinya tidak siap dengan gugatan tersebut.
Pasalnya, dia mengaku tidak pernah menghadapi hal-hal seperti ini.
"Ndak siap. Soalnya menghadapi macem-macem itu saya belum pernah," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Pogung Kidul, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Rabu (14/05/2025), dilansir Kompas.com.
Oleh karena itu, Kasmudjo mengatakan bahwa dirinya sudah menyerahkan semua urusan itu kepada pihak UGM, tepatnya Fakultas Kehutanan, tempat Jokowi menimba ilmu.
Kasmudjo mengaku telah menghubungi pihak Fakultas Kehutanan perihal gugatan tersebut dan mengatakan bakal mengikuti arahan dari Fakultas Kehutanan UGM terkait kasus ini.
"Saya sudah kontak sama Dekan Fakultas Kehutanan, Pak Sigit. Segala sesuatunya terkait, apakah itu urusan ijazah, urusan perdata, atau urusan sebagai wakil untuk memberi penjelasan, semua dari fakultas sudah bilang," tuturnya.
"Makanya saya juga, walaupun sudah senior, Dekan-nya masih muda, saya harus ikut. Itu yang saya katakan," ungkapnya.
Sebelumnya, Kasmudjo sempat menyatakan jika Jokowi merupakan lulusan dari Fakultas Kehutanan UGM.
Dirinya juga dikenal sebagai salah satu dosen yang berperan penting dalam perjalanan akademik Jokowi selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM tersebut.
Kasmudjo sempat disangka sebagai Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi, tetapi melansir dari laman ugm.ac.id, dia mengklarifikasi bahwa dirinya adalah dosen pembimbing akademik Jokowi.
Jokowi Temui Kasmudjo
Setelah terseret gugatan ijazah palsu Jokowi itu, Kasmudjo diketahui didatangi oleh Jokowi pada Selasa (13/5/2025) lalu.
Hal ini diketahui dari media sosial Instagram Jokowi, yang diposting setelah dia mengunjungi Kasmudjo.
“Hari ini, saya berkunjung untuk bersilaturahmi dengan Dosen Pembimbing Akademik saat kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Bapak Ir. Kasmudjo," tulis akun Jokowi.
Sementara itu, Kasmudjo mengaku kaget bertemu dengan salah satu mahasiswanya pada puluhan tahun silam.
Postingan itu juga dibanjiri oleh komentar dari warganet, di antaranya sebagai berikut.
“Dosen UGM: kami bangga mahasiswa kami jadi presiden,” tulis andryharj0.
“Luar biasa kesabaran pak @jokowi,” tulis adheramadani.
“Mantap pak Jokowi semoga sehat selalu,” tulis dpp.dharmamurti.
Di antara netizen itu, ada juga yang menyenggol pakar telematika Roy Suryo.
“Cc @kmrtroysuryo2 tolong bantu selidiki lg donk ini, dosen palsu apa gak?” tulis Sianturibgt.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribunnews.com
(*/tribun-medan.com)