Intermittent fasting adalah pola makan yang berganti-ganti antara periode puasa dan makan. Dalam puasa ini, tidak disebutkan apa yang harus dimakan, tapi kapan saja waktu yang dibolehkan untuk makan.
Dikutip dari Healthline, puasa ini berpotensi menurunkan berat badan, mengurangi resistensi insulin, mengurangi peradangan, hingga baik untuk kesehatan otak. Untuk pemula, intermittent fasting seperti apa yang bisa dipilih?
Sebelum mengetahui jadwal intermittent fasting, ketahui beberapa jenisnya terlebih dahulu. Dikutip dari laman School of Public Health University of Michigan, berikut di antaranya:
Pada jenis puasa ini, ada waktu tertentu untuk makan, lalu dilanjutkan dengan berpuasa selama sisa hari tersebut.
Alternate-Day Fasting atau puasa selang seling memungkinkan seseorang makan seperti biasa pada hari-hari tidak berpuasa. Namun kemudian, jumlah kalori yang dikonsumsi dibatasi hingga sekitar 25% dari asupan biasa.
Ketika menjalani puasa 5:2, pada lima hari dalam seminggu orang yang menjalaninya boleh makan seperti biasa. Tapi, pada dua hari lainnya, jumlah kalori yang dikonsumsi harus dibatasi sekitar 500 kkal hingga 600 kkal. Hari-hari puasa tidak boleh berurutan.
Dalam puasa ini, makan seperti biasa dijalani selama enam hari dalam seminggu, tapi berpuasa sepenuhnya selama 24 jam. Saat berpuasa, hanya cairan yang boleh dikonsumsi.
Pilihan yang baik untuk pemula adalah berpuasa selama beberapa jam setiap hari. Puasa bisa dilakukan sekitar 12 jam sehari yang sebagian besarnya dilakukan di jam tidur.
Setelah merasa nyaman dengan puasa 12 jam, perlahan lahan perpanjang waktu puasa. Adapun jadwal intermitten yang umum adalah 16:8, di mana ada periode 8 jam makan dan berpuasa selama 16 jam.
Contoh jadwal puasa 16:8 adalah sebagai berikut:
Perlu dicatat, intermittent fasting mungkin bukan pilihan yang baik untuk semua orang. Selain itu, pastikan kamu memilih makanan yang berkualitas ketika menjalaninya.